tag:blogger.com,1999:blog-60864404805147211202024-02-08T05:45:22.919-08:00GeniusS.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-50322138024325020212009-08-19T19:51:00.000-07:002009-08-19T20:34:53.860-07:00Prospek kerja fisika murnidiawali dari kebingungan menentukan pilihan masa depan yang lebih baik<br />setelah tamat dari jenjang sekolah menengah atas, berkeinginan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi,ada pertanyaan besar dalam pikiran ..... jurusan apakah yang dipilih ? sesuai selera atau kemampuan or bakat ......<br /><br />bagaimana dengan jurusan FISIKA ? <br /><br /><span style="font-weight:bold;">FISIKA ADALAH ILMU UNIVERSAL,FISIKA TIDAK HANYA BERKUTAT DI REAKTOR NUKLIR,,,,PARTIKEL, ,GELOMBANG. ..SEKARANG FISIKA SUDAH MASUK KE ERA BARU....FISIKA ADALAH ILMU MASA DEPAN...SIAPA YG MENGUASAI FISIKA BEARTI MENGUASAI MASA DEPAN,,ITU YANG DI KATAKAN DOSEN SAYA... "TERNYATA BENAR,,," U CAN DO EVERYTHING U THINK"<br /><br />UTUK TEMAN2 FISIKA..PLEASE. ..BANTU ADIK2 KITA, YAKIN KAN MEREKA BAHWA MEMILIH FISIKA BUKAN SUATU KESALAHAN... INI ADALAH TANGGUNG JAWAB KITA.</span><br /><br /><span style="font-style:italic;">Sabtu, 18 April, 2009 22:51<br />"gundrie_11" gundrie_11@yahoo.com</span><br />ass.wr.wb..<br />hmm..kenalkan, saya anggota baru milis..bwd para senior dari milis ini mohon bantuanya ya, belum tw apa2..hhe<br /><br />Saya ingin tanya, bagaimana prospek MIPA fisika ini kedepanya??kebetula n saya keterima di Mipa-fisika UI, tapi sayangnya kelas paralel,,sebelumnya saya juga sudah dinyatakan di terima di Tek Informatika Telkom..Orang tua meberikan saya kebebasan andai kata sampai snmptn nanti saya belum mendapatkan PTN fav lagi...<br /><br />Yang saya khawatirkan, saya keterima di Paralel ui ini akan dibatasi dalam masalah keaktifan,cenderung diutamakan yang kelas reguler dalam ajang kompetisi, apakah benar??sedangkan Tek informatika saat ini dengar2 kedepanya tidak akan sebagus dulu..<br />Saya bingung dalam mengambil keputusan, mohon bantuannya ya kakak pecinta fisika..terimakasih<br /><br />mohon dijawab segera, soalnya mau uan, biyar ga kepikiran..hhe<br />salam hormat saya..<br /><br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 19 April, 2009 05:42<br />"Aziz" aziz0282@yahoo.com</span><br />Saran sy, ambil yg di Tek Inf Telkom saja.<br />Salam<br />Aziz<br /><br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 19 April, 2009 06:46<br />"Daffan" devansas@gmail.com</span><br />kl saya boleh memberi saran<br />1. Jurusan MIPA nantinya akan bekerja dibidang IPA, sains dan biasanya larinya ke seputaran dunia pendidikan, yaitu jadi guru, dosen, tutor, widyiswara, laboran dll<br />2. jurusan TIK Telkom ini lebih luas disamping bisa menjadi pengajar, bisa masuk didunia IT teknik, seperti pranata komputer dikantor pemerintahan atau swasta, jika memang benar2 siap100% di IT ya masuk situ saja, karena jangan setengah2, nanti kalah saingan dengan orang lain. saudaraku dari IT UPN Jogja bisa bekerja jaringan internet kebeberapa kota di indonesia, terahkir kerja di kopertis jd pranata komputer.<br />3. Jika semuanya ditekuni dengan serius dan keyakinan tinggi pasti rejeki nanti akan datang dengan sendirinya, yang penting perbanyak pergaulan dibidangmu. jangan terbatas hanya satu teman. karena biasanya tentang pekerjaan, temanlah yang banyak menunjukan daripada kita mencari sendiri.<br />segitu saja, trims<br /><br /><span style="font-style:italic;">febri andriani <bibip92@yahoo. com><br />Sunday, April 19, 2009, 7:44 PM</span><br />Untuk adik gundrie,<br />Masalah pemilihan jurusan itu tergantung minat anda dimana, jangan takut dengan bayang2 atau kata2 orang lain ?<br />Jurusan Fisika tidak selalu menjadi dosen, atau kerjaan yang berhubungan dengan pendidikan jika anda tidak berminat ber-career di academic.<br />JIka anda memilih program study Instrumentasi elektronik Fisika UI, setelah lulus anda bisa bekerja di bidang Instrumentasi & control di perusahaan2 seperti Foxboro, Yokogawa, ABB, dan perusahaan2 yang mensupply peralat2an untuk factory automation atau process automation, atau kontraktor2 seperti Toyo, Rekayasa Industry, IKPT, dll. Sedangkan jika anda tertarik bekerja di pabrik2. anda bisa menjadi instrumentasi engineer, seperti pabrik kimia, oil dan gas, pupuk, petrokimia, dll.<br /><br />Sedangkan jika anda ambil jurusan Geofisika, anda bisa bekerja di perusahaan Minyak atau perusahaan konsultan yang mengolah data2 seismic. Begitu juga jika anda ambil program study Material science, anda bisa bekerja di bidang anda. Jadi semuanya tergantung minat anda.<br /><br />JIka anda ambil TI telkom, jangan kuatir untuk masa depan career anda. Karena perkembangan TI makin lama makin maju, sehingga kebutuhan tenaga di bidang IT juga akan terus dibutuhkan, tentunya kemampuan yang mengikuti perkembangan IT itu sendiri.<br /><br />Saya lulusan Teknik Fisika, sedangkan suaminya saya lulusan Fisika UI. Dulu kami sama2 bekerja di supplier alat2 pengukuran dan process automation untuk pabrik2. Saat ini suami saya sedang Post-Doctoral di Jepang. dimana S2 & S3nya bidangnya adalah Human Engineering. Ilmu yg masih berhubungan adalah pengukuran (instrumentasi & control) aktivitas manusia menggunakan sensor2. Dia melakukan pemprograman untuk melatih computer menggunakan data2 training yg ada. <br /><br />Yang penting adalah minat anda dimana, dan menjalaninya dgn sunguh2. Banyak orang lulusan S1 di Indonesia tidak bekerja sesuai bidangnya, disebabkan krn keterbatasan informasi atau bisa juga krn minatnya berubah.. Yang penting adalah cara berpikir anda selama kuliah bisa digunakan dimanapun anda bekerja. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 19 April, 2009 14:15 <br />"gundrie_11" gundrie_11@yahoo.com</span><br />Hmm..tapi apakah mungkin kalau ambil mipa Fisika kerja di suatu perusaahaan? ?Soalnya kata kenalanya saya yang ada di UI, bisa saja,,nanti disananya ngambil bidang geofisika,,, memungkinkan untuk kerja di perminyakan, atau instrumentasi, bidang elektro..Tapi apa kesempatan itu besar ya kak di lapangan kerja??<br /><br />Yang saya takutkan jika mengambil Tek IF, kedepanya akan susah dalam mencari pekerjaan,,sekarang kan sudah banyak ahli IT..itu pertimbangan saya kak..<br /><br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 19 April, 2009 19:44<br />"febri andriani" bibip92@yahoo.com</span><br />Untuk adik gundrie,<br />Masalah pemilihan jurusan itu tergantung minat anda dimana, jangan takut dengan bayang2 atau kata2 orang lain ?<br />Jurusan Fisika tidak selalu menjadi dosen, atau kerjaan yang berhubungan dengan pendidikan jika anda tidak berminat ber-career di academic.<br />JIka anda memilih program study Instrumentasi elektronik Fisika UI, setelah lulus anda bisa bekerja di bidang Instrumentasi & control di perusahaan2 seperti Foxboro, Yokogawa, ABB, dan perusahaan2 yang mensupply peralat2an untuk factory automation atau process automation, atau kontraktor2 seperti Toyo, Rekayasa Industry, IKPT, dll. Sedangkan jika anda tertarik bekerja di pabrik2. anda bisa menjadi instrumentasi engineer, seperti pabrik kimia, oil dan gas, pupuk, petrokimia, dll.<br /><br />Sedangkan jika anda ambil jurusan Geofisika, anda bisa bekerja di perusahaan Minyak atau perusahaan konsultan yang mengolah data2 seismic. Begitu juga jika anda ambil program study Material science, anda bisa bekerja di bidang anda. Jadi semuanya tergantung minat anda.<br /><br />JIka anda ambil TI telkom, jangan kuatir untuk masa depan career anda. Karena perkembangan TI makin lama makin maju, sehingga kebutuhan tenaga di bidang IT juga akan terus dibutuhkan, tentunya kemampuan yang mengikuti perkembangan IT itu sendiri.<br /><br />Saya lulusan Teknik Fisika, sedangkan suaminya saya lulusan Fisika UI. Dulu kami sama2 bekerja di supplier alat2 pengukuran dan process automation untuk pabrik2. Saat ini suami saya sedang Post-Doctoral di Jepang. dimana S2 & S3nya bidangnya adalah Human Engineering. Ilmu yg masih berhubungan adalah pengukuran (instrumentasi & control) aktivitas manusia menggunakan sensor2. Dia melakukan pemprograman untuk melatih computer menggunakan data2 training yg ada. <br /><br />Yang penting adalah minat anda dimana, dan menjalaninya dgn sunguh2. Banyak orang lulusan S1 di Indonesia tidak bekerja sesuai bidangnya, disebabkan krn keterbatasan informasi atau bisa juga krn minatnya berubah. Yang penting adalah cara berpikir anda selama kuliah bisa digunakan dimanapun anda bekerja. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 19 April, 2009 21:39<br />"tri setiyanto" setyatri@yahoo.com<</span><br />benar sekali mbak febri..<br />saya juga dari fisika- instrumentasi, karena prestasi sedang2 saja yaa langsung cari kerja kalo pinter kaya mas2 disini yang sekolah lagi, <br />kayaknya nggak sempat nganggur deh (langsung dapat kerja) di indonesia masih banyak dibutuhkan lulusan bidang ini..<br /><br />selamat mencari jurusan yang cocok..<br /><br /><span style="font-style:italic;">Senin, 20 April, 2009 02:53<br />"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com</span><br />Bisa dijelaskan, kelas parallel itu apa definisi dan gimana prakteknya.<br /><br />Menurut saya, program pendidikan di jurusan fisika, pada umumnya kurikulumnya tidak dituntut untuk menyiapkan mahasiswa ke dunia kerja dengan profesi yang pasti. Melainkan, jurusan fisika mengajarkan sekelompok ilmu/keterampilan/ skill/knowledge. Jadi jurusan fisika itu tipenya 'keilmuan'. Sifat seperti ini sebenarnya bukan monopoli jurusan fisika: Jurusan2 semacam sastra, ilmu politik, ilmu ekonomi, bahkan ilmu komputer (pure Computer Science yang kental matematikanya) juga bersifat seperti ini.<br /><br />Jurusan semacam kedokteran, teknik, ilmu pertanian, akuntansi, informatika (Software Engineering) : program pendidikannya memang diarahkan untuk ke jalur profesi, jadi tipenya 'keprofesian' . <br /><br />Pada praktek implemetasi kurikulumnya, di tiap universitas, ada overlap antara 'keilmuan' dengan 'keprofesian' , namun kadarnya berbeda-beda. Beberapa jurusan fisika di Indonesia membuka jalur peminatan yang mengarah ke profesi seperti fisika medis, geofisika eksplorasi, instrumentasi, untuk menambah kadar 'keprofesian' dalam program pendidikannya. Jadi masuk ke jurusan fisika tidak berarti hilang sama sekali kesempatan untuk berkonsentrasi ke program pendidikan yang mengarah ke profesi.<br /><br />Namun saya pribadi menyarankan, jika memang dari awal sudah lebih berniat untuk ke arah profesi: akan *jauh lebih baik* jika anda memilih program studi yang memang dirancang untuk itu. Argumen seperti 'masuk fisika juga bisa belajar instrumentasi atau geofisika' menurut saya tidak kena. Kalau memang dari awal maunya jadi profesional/ praktisi, lebih baik dari awal masuk teknik elektro, teknik fisika, atau teknik geologi/teknik geofisika. Kenapa harus berputar-putar dulu ke fisika baru ke instrumentasi atau geofisika. belajar fisika itu berat, dan tidak untuk semua orang.<br /><br />Saya akan merekomendasikan masuk fisika untuk 2 tipe siswa:<br /><br />- pertama, mereka yang ingin mengarah ke profesi, tapi juga ingin mempelajari fisika sebagai pengetahuan. dalam hal ini fisika bisa memberikan pendidikan berimbang antara 'keilmuan' fisika dengan 'keprofesian' di bidang fisika terapan.<br /><br />- kedua, jelas bagi mereka yang ingin melanjutkan karir di bidang fisika sebagai peneliti atau ilmuwan. meski sebenarnya kesempatan inipun tidak tertutup untuk mereka yang berlatar belakang profesi. bbrp rekan saya sekarang, cukup banyak yang latar belakangnya elektro, mesin, atau komputer, dan sekarang mereka sama-sama memburu Higgs boson dengan saya.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Senin, 20 April, 2009 03:52<br />"aldo safardan" tiger_land_62@yahoo.com</span><br />Apapun pilihan(profesi atau peneliti) itu baik semua kok^^.<br />Yang penting apa yang disukai dan dicintai?<br />Klo uda punya itu tantangan apapun akan coba dilalui tanpa paksaan atw dengan kata lain bisa njoy. Dari situ kita bakal dan harus punya komitmen!!<br />Saran saya jangan hanya kejar suatu tujuan akhir tapi yang terpenting kita bisa menikmati prosesnya.<br />Profesi atau peneliti itu hanya tujuan akhir..Umm,, yang terpenting menurut saya adlh bgmn menjalani pilihan itu dengan sebaik mungkin dan bisa njoy.<br />selamat memilih ya!!<br />Sukses selalu ya^^.<br /><br />Senin, 20 April, 2009 05:40<br />"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com<br />hmm..kelas paralel itw, y bisa dibilang kyak swatanya ui, ga ada keringanan biaya, byarnya full, sama wktunya beda, ga sama kyk yg reguler,,<br />yg saya takutkan cuman klo ada "diskriminasi" , maksud saya, dgr kls paralel agak dipandang sebelah mata, yg saya takutkan juga apakah kualitas llusannya nanti dibedakan..<br />oya trims bayak yg kakak2,, khusunya kak febri..<br />skrng konsen uan dlu deh..hhe, hari pertama ni,,brr..<br />salam... <br /><br /><span style="font-style:italic;">Gandri Narandu <gundrie_11@yahoo. com><br />Senin, 20 April, 2009, 7:47 PM</span><br />makasih kak penjelasanya. .<br />amiin..Insya Alah kak, ketemu di ITB..<br />hmm,,, sebenernya impian saya memang masuk ITB, my dream, ambil Tek fisika..namun wktu itw test di daerah belom keterima,tapi milih nya STEI bukan FTI..hhe..<br />tapi, semangat saya buad masuk itb ga bakal pernah padam, msh ada 2 kesempatan..<br /> <br />Target saya, kalo pun saya ambil Fisika Mipa, mungkin, saya akan ambil Geofisika..Tapi pertimabangan saya kalau tidak salah di FTML(perminyakan, pertambangan) itb juga ada Tek geofisika, itu bedanya apa ya kak sama Geofisika di Mipa??masalahnya saya ga ngmabil FTML di ITB..<br /> <br />Rencana saya juga kalau saya ambil Telkom, saya ingin pindah jurusan, alias test ulang bwd masuk Tek Telekomunikasi, saya ngersa salah ngambil ambil Tek Informatika pas itu..Soalnya dari kaca mata saya sepertinya Prospek Tek Informatika sudah ga sebagus dulu..hmm..<br /> <br />oya terimakasih sebelumnya kakak2 Fiska..hhe..<br /><br /><span style="font-style:italic;">Senin, 20 April, 2009 13:54<br />"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id</span><br />Setahu saya, walau pun kelas paralel, tapi di dunia kerja mereka hanya melihat IPK kamu berapa dan lulusan mana?<br />Pengalaman mengenai MIPA Fisika dan Informatika Telkom.... sebenarnya itu tergantung dengan minat anda..... semuanya tidak ada masalah.... yang jelas bagaimana anda nantinya....<br />Kalau MIPA Fisika dibagi menjadi beberapa Sub Jurusan Lagi (Instrumentasi dan Kontrol, Material, Nuklir, Biofisika, Fisika Bumi, Komputasi, Theory).<br />Instrumentasi dan Kontrol = otomatis kita kerja di perusahaan-perusaha an yang berkaitan dengan instrumentasi, karena semua perusahaan butuh orang instrumentasi.<br />Material = Banyak perusahaan-perusaha an multinasional yang mencari orang-orang material, dan di luar negeri Fisika Material sangat diminati.<br />Fisika Bumi = Jelas, perusahaan oil and gas multinasional bakalan mencari orang-orang fisika bumi.<br />Komputasi = Banyak orang fisika yang ditarik untuk bekerja di perusahaan-perusaha an pembuatan software sekelas IBM.<br />Nuklir = Bekerja di perusahaan pembuatan nuklir power plant (Toshiba, Mitsubishi, Siemens, lembaga penelitian di dunia, dll).<br />Biofisika = Bekerja di perusahaan pembuatan alat-alat kedokteran, rumah sakit, atau peneliti.<br />Theory = Bekerja di lembaga-lembaga penelitian. <br /><br />Selain itu, mahasiswa Fisika dituntut untuk paham paling tidak tentang instrumentasi kontrol dan komputasi. Pengalaman walaupun saya orang fisika nuklir, tapi baru-baru ini saya mendapat tawaran kontrak untuk menjadi programer disalah satu perusahaan multinasional di Norway.<br /><br />Saran lain, kalau mau ambil informatika, mending kamu ambil jurusan elektro dan subjur telekomunikasi. ... <br /><br />Selamat UAN, semoga sukses......<br />Kalau seandainya masuk ITB kita bertemu lagi.... hehehe<br /><br /><span style="font-style:italic;">Senin, 20 April, 2009 19:47<br />"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com</span><br />makasih kak penjelasanya. .<br />amiin..Insya Alah kak, ketemu di ITB..<br />hmm,,, sebenernya impian saya memang masuk ITB, my dream, ambil Tek fisika..namun wktu itw test di daerah belom keterima,tapi milih nya STEI bukan FTI..hhe..<br />tapi, semangat saya buad masuk itb ga bakal pernah padam, msh ada 2 kesempatan..<br /> <br />Target saya, kalo pun saya ambil Fisika Mipa, mungkin, saya akan ambil Geofisika..Tapi pertimabangan saya kalau tidak salah di FTML(perminyakan, pertambangan) itb juga ada Tek geofisika, itu bedanya apa ya kak sama Geofisika di Mipa??masalahnya saya ga ngmabil FTML di ITB..<br /> <br />Rencana saya juga kalau saya ambil Telkom, saya ingin pindah jurusan, alias test ulang bwd masuk Tek Telekomunikasi, saya ngersa salah ngambil ambil Tek Informatika pas itu..Soalnya dari kaca mata saya sepertinya Prospek Tek Informatika sudah ga sebagus dulu..hmm..<br /> <br />oya terimakasih sebelumnya kakak2 Fiska..hhe..<br /><br />toto aminoto <aminoto95@yahoo. com><br />Tuesday, April 21, 2009 2:08:35 PM<br />secara teoritis lulusan fisika sulit untk bekerja informal, tetapi percayalh namanya rejeki di tangan tuhan. saya lulsan s1 fisika bahkan s2 fisika tapi sy bisa kerja di suatu departemen . dmna departemen sy tidak pernh menark jrsan fisika.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 05:45<br />"Muhtar Fauzy" azdo_tm@yahoo.co.id</span><br />hi..,klo di itb..,geofisika sama tek.geofisika sekarang udah dijadiin satu.. lagian,dulu sebelum disatuin..,geofisik a berada bukan di fak.mipa..<br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 09:27<br />"rao putra" raoputra@yahoo.com</span><br />Hallo semuany,<br />ya saya dah lama ngikutin milis fisika nih, tapi belum sekalin pun ngasih komentar2 terutama tentang fisikanya.<br />kali nih tertarik ma tema pertanyaan 'aku harus pilih yang mana?', <br />coz kakak n senior2 ngasih masukkan yah TOP BGT pa lagi klo mo pilih jur fisika, <br />ya aku, dari Fisika instrument unpad, dengan pundi uang nya sebagai pengajar. <br />kerasa banget deh, klo dah kepikiran setengah-setengah<br />So lakukan yang terbaik jangan setengah-setengah. <br />makasih mailis nih yang dah ngasih inspirasi, maju terus...<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 10:46<br />"sigit jaya herlambang" kupleaslitlb@yahoo.com</span><br />Saya rasa, prospek itu berubah-ubah tingkat kecerahannya. ... hehe... semuanya tergantung kamu..... kamu masuk jurusan dengan prospek yg tercerah sekalipun, kalo kamu gak mau bekerja keras dan membangun jaringan kerja, ya kamu gak bakal bisa apa-apa... karena kamu gak bisa kerja sendiri... <br />lagipula, sarjana itu, bila tidak mau bangsa ini terus terpuruk, seharusnya berpikir untuk membuat sistem lapangan kerja multidisiplin, bukan terus-terusan mencari jurusan dengan prospek bekerja yg cerah secerah mentari (lol) lalu saling mengkotak-kotakkan diri.... <br />rejeki orang sudah ditentukan dan takkan tertukar-tukar<br />ada di mana-mana<br />tinggal usaha kita aja yg diperkeras lagi....<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 14:08<br />"toto aminoto" aminoto95@yahoo.com</span><br />secara teoritis lulusan fisika sulit untk bekerja informal, tetapi percayalh namanya rejeki di tangan tuhan. saya lulsan s1 fisika bahkan s2 fisika tapi sy bisa kerja di suatu departemen . dmna departemen sy tidak pernh menark jrsan fisika. <br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 14:50<br />"arifianto keren" <arifianto_ipb@yahoo.com></span><br />kalo emang udah rejeki enggak kemana. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 15:34<br />"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id</span><br />Kalau Fisika Bumi dan Geofisika MIPA sebenarnya berbeda..... Geofisika MIPA sudah dilebur bersama Teknik Geofisika (FTML).<br /><br />Sekarang saya jelaskan antara Teknik Geofisika (FTML) dengan Fisika (Kelompok keahlian Fisika Bumi/ Fisika Sistem Kompleks) (MIPA).<br />Kalau Teknik Geofisika adalah salah satu jurusan dari FTML, tapi kalau Fisika Bumi adalah salah satu kelompok keahlian dari Fisika MIPA.<br />Kalau mau masuk ke Fisika Bumi, USMPTN-nya daftar Fisika MIPA.<br />Sebenarnya pekerjaanya hampir mirip antara Fisika Bumi dan Teknik Geofisika. Tapi Secara teknis/ lapangan orang Teknik geofisika lebih jago. Kalau secara analisis, theori orang fisika bumi lebih jago. Yang membuat alat-alat untuk praktikum atau pengambilan sampel kebumian (software atau hardware) adalah anak Fisika bumi....<br /><br />Fisika Bumi yang membuat alat, teknik geofisika yang menggunakannya. Keduanya sangat berprospek cerah.<br /><br />Semangat, semoga diterima di ITB<br />Saran lain, kalau kamu memiliki ilmu fisika yang cukup mumpuni mending ambil jurusan Fisika MIPA daripada Teknik Fisika FTI.<br />Masalahnya bidang keilmuan Teknik Fisika lebih terbatas.<br /><br />salam<br />indarta<br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 16:10<br />"Agusta Kemal" kemal_a2000@yahoo.com</span><br />Jd pengen ikutan komentar juga. Klo menurut saya sih utk level S1 tidak usah terlalu kaku lah, krn ilmu yg diajarkan di S1 sebenarnya cenderung dasar2 saja dan belum terlalu spesifik. Jd sebenarnya pilihannya cukup longgar, asal jgn terlalu melenceng saja. <br /><br />Contoh :<br /><br />Kalau mau jadi ahli IT, tidak usah terlalu terpaku harus masuk informatika/ ilmu komputer. Aspek IT sangat banyak, anda bisa jadi ahli IT juga kalau masuk jurusan elektro atau matematika misalnya. Bahkan kalau mau lebih umum lagi, jurusan Fisika dan semua jurusan teknik memungkinkan anda utk menekuni bidang IT nantinya. ... .Banyak lho, programmer2 top dan jago2 IT dengan latar belakang Fisika. <br /><br />Mau menekuni material, tidak berarti anda harus selalu masuk jurusan Teknik Material, tapi bisa masuk Fisika, Teknik Fisika, Teknik Mesin ( bahkan akhir2 ini bisa juga ke Teknik Kimia, setidak2nya ini lah trend dunia saat ini ) misalnya ..<br /><br />Mau menekuni elektronika, ga harus mutlak masuk teknik elektro, bisa ke Fisika, bisa ke Teknik Fisika ..<br /><br />Asal jgn melenceng jauh aja, mau belajar elektronika kok masuk ekonomi hehehe ..<br /><br />Yg saya uraikan ini berlaku utk pendidikan S1 lo yaa, kalau utk S2 dan S3 ya memang harus agak spesifik.<br /><br />Wassalam<br />Kemal<br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 21 April, 2009 17:26<br />"Tani Indrawan" indrawan@javainspiration.com</span><br />secara teoritis lulusan fisika sulit untk bekerja informal, tetapi percayalh namanya rejeki di tangan tuhan. saya lulsan s1 fisika bahkan s2 fisika tapi sy bisa kerja di suatu departemen . dmna departemen sy tidak pernh menark jrsan fisika. <br />Selasa, 21 April, 2009 17:38<br />"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com<br />waha..tanggapanya keren2,..<br />buat kak indarta...<br />ho, bukanya klo di ITB geofisika itu masuk FITB ya kak??klo di ITB MIPA Fiska setahu saya ga ada geofisikanya, denger2 sih..tapi ga tw juga..<br />hmm..saya udh ngesearch prospek jurusam yg 5 thn kedepan bgs,hhe..<br /> tek fisika masuk, kan pemerintah lagi ngerancanain progam 1000 engginering buat perkembangan energi, PLTA,PLTU gitu...<br />Tapi ttep Geofiska sama Geologi yang jadi prospek tercerah, hehe..Mkanya pilihan ketiga saya di ITB ,FITB..hehe<br /> <br />Buad kak kemal..<br />Setuju2 kak, itu juga pertimbangan saya, tapi kan jarang2 juga klo da tulisan lowongan pekerjaan, Di butuhkan MIPA-Fiska,, hhe..lebih cendrung Tek Informatika, <br />hmm.mungkin saya bakal ambil STT Telkom klo ambil jurusanya Tek Telekomunikasi, soalnya Telekomunikasi tu ga bakal habis dimakan jaman,<br />selain itu setahu saya yang fav bwd itu jurusan cuma STT,sama ITB..Makanya ntar mw test lagi,jalan masih panjang..jangan sampai menyesal..hhe<br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 22 April, 2009 08:47<br />"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id</span><br />Oh iya, maaf salah Teknik geofisika itu masuknya FITB.<br />Dulu ada geofisika MIPA, tapi sudah digabung sama Teknik Geofisika, jadi sekarang yang ada Fisika Bumi (Program Studi Fisika).<br /><br />Kalau mau prospek yang kedepan jelas mungkin coba mendalami geothermal aja, di Fisika Bumi ada, Teknik Geofisika. Kalau tidak masuk nuklir seperti saya. hehehe....<br />yang jelas jika berkaitan dengan energi sekarang sedang berkembang pesat.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 22 April, 2009 11:26<br />"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com</span><br />Hmm..bukan kak,,Klo di FITB adanya geofiska, tapi teknik Geofisika masuknya ke FTML, tapi sejak thun 2005 Geofisika di FITB udah ga ada,,dianggap sama kyk tek geofisika,,dari perkembangan di ITB sih seperti itu saya kira..hhe<br />Yg saya bingung, lantas apa bedanya Geofisika Mipa di itb sama yg Geofisika dlu di FITB,.padahal sekarang geofisika di FITB udah ga ada..<br />Nuklir??bukan cuma ada di UGM ya kak Indarta??<br />waha, berarti ujung2nya kerja di Puspiptek donk..hhe<br /><br /><span style="font-style:italic;">Kamis, 23 April, 2009 10:59<br />"dit78er" di2003@alumni.soton.ac.uk</span><br />Hallo,<br /><br />Terlepas dari pengaruh tangan tuhan:-), mungkin bisa jadi PR untuk HFI untuk membuat program yang dapat memberi pencerahan kepada siswa-siswa SMA yang tertarik masuk Fisika ya. Waktu saya ingin masuk perguruan tinggi juga banyak yang berubah tidak jadi masuk fisika karena minim info tentang prospek kerjanya, Kalau dulu sih saya kebayangnya mungkin hanya bidang riset saja ya, padahal menurut IOP (Institute of Physics) di UK saja hanya 10% yang bekerja sebagai peneliti dan saya yakin 90%nya nggak pada menganggur.. .hehe. Kalau di Indonesia mungkin rasio (yang jadi peneliti) berbeda tapi estimasi saya sepertinya tetap minoritas yang akhirnya jadi peneliti. <br /><br />Saya sendiri bukan lulusan fisika tapi sempat juga kecelup setengah kaki karena PhD saya di bidang Kimia Fisika :-) . Tapi di bidang kerja saya sekarang di industri, sering juga kok ketemu lulusan fisika diluar peneliti dan sales engineer (bukan selera saya tapi banyak peluang disitu tuh). Banyak juga yang kerja di lab industri dan bahkan kalau ada minat di pasar saham dan konsultan bisnis (kalau mengerti konsep entropi, saya pikir bisa deh jago jadi politisi atau pebisnis :-)).<br /><br /><span style="font-style:italic;">Senin, 27 April, 2009 08:52<br />"Wahyuadi Tri Ananto" <qyula_cleph@yahoo.co.id</span><br />kok sama y..<br />apa mungkin kesenangan fisika bakal mengarah ke hilir yang sama,.<br />tapi kalau kita lihat cerita ketiga ilmuwan yang menelurkan teori model standard (kalo ga salah), saya dapet cerita ini dari Pak Terry Mart (Seminar "Ayat - ayat Semesta" di FMIPA-UI), bahwa dari ketiganya malah semakin menguatkan apa yang mereka jadikan pegangan selama ini. Yang Islam (Abdus Salam) semakin Islam dan yang Yahudi (salah satu dari 2-Glashow or Weinberg) semakin Yahudi,.<br />Jadi, "sufisika" itu bisa dibilang hidayah (-hadiah)bukan?<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 28 April, 2009 17:21<br />"Rasahgelo" rasahgelo@yahoo.com</span><br />dalam thread 'prospek MIPA fisika' ini saya melihat ada dua saran yang bagus dari mas sigit j.h. dan mas agusta k. saran mereka keluar dari cara pandang umum bahwa masuk jurusan A akan mempercepat dalam mencari kerja. bisa ditebak bahwa jurusan A ini sebagian besar berada di dalam fakultas teknik. <br /><br />terlepas dari yang gaib (jodoh, rejeki, dan mati), pandangan ini tidak salah. apalagi jika mengingat kondisi dalam negeri yang (masihkah?) menggalakkan pembangunan fisik. <br /><br />sekadar sesen dua dari saya, dalam setiap kesempatan briefing ke sekolah-sekolah di kampung halaman, saya hampir selalu mendapat pertanyaan tentang jurusan yang prospektif ke depannya. jawaban saya sementara ini selalu 'lupakan untuk sementara jurusan-jurusan yang --katanya-- menjanjikan pekerjaan' dan 'pilih jurusan yang sesuai dengan kemauan dan kemampuan.' <br /><br />belajar di bidang yang kita sukai yang kita bisa berprestasi di dalamnya, insya Allah dengan sendirinya akan mendatangkan peluang-peluang bagi kita. yang agak susah kalo kita gak tahu apa yang kita mau. <br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 29 April, 2009 00:09<br />"fisika_farica" fisika_farica@yahoo.co.uk</span><br />halo,<br /><br />Awalnya juga saya takut akan prospek ke depan yang dimiliki seorang fisikawan.<br />Tetapi, setelah dipikir-pikir, bidang ilmu apapun, memiliki prospek nya sendiri.<br />Misalnya saja, untuk akuntansi yang mitosnya "mudah mencari kerja", memang pekerjaan yang tersedia banyak, tetapi berapa banyak yang memiliki gelar dalam bidang akuntansi?<br />sama saja dengan fisika. Memang pekerjaan yang tersedia relatif sedikit daripada bidang managemen atau akuntansi, atau bidang lainnya yang memiliki prospek kerja yang "banyak" itu.<br />Tetapi patut dipikirkan bahwa ahli di bidang fisika itu lebih sedikit sehingga tentu saja untuk melamar di bidang yang terkait dengan fisika lebih mudah.<br /><br />Jadi menurut saya, studilah di bidang yang Anda minati. Niscaya akan lebih baik daripada studi di bidang yang tidak Anda sukai (Bayangkan seumur hidup Anda melakukan pekerjaan yang Anda tidak sukai! Kuliah di bidang yang tidak disukai pun malas kan...).<br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 29 April, 2009 06:56<br />"A. Muzi Marpaung" kakmuzi@gmail.com</span><br />saya alumni teknologi pangan, sempat lama bekerja di industri pangan. sekarang menjalankan bisnis sendiri yang menawarkan produk dan program seputar sains (fisika, kimia, biologi) yang menyenangkan. Alhamdulillaah, bisnis kami tumbuh dengan sangat baik. Dan yang terpenting, saya punya kesempatan banyak untuk melakukan hal-hal yang saya sukai. <br /><br />ini cuma contoh kecil, bahwa orang dengan latar belakang bukan sains murni (fisika, kimia, biologi) ternyata malah bisa dihidupi oleh bidang yang konon berprospek suram itu.<br /><br />Jadi, semua terpulang kepada Anda. Renungkan baik-baik. Ketika suatu saat ajal menjemput Anda, Anda ingin meninggalkan apa di muka bumi ini? Amalan baik tentu saja, tetapi di bidang apa? <br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 29 April, 2009 10:59<br />"Insan Kamil" thekamilsoleh@yahoo.com</span><br />Maaf, saya tidak mengikuti perbincangan dari awal, namun ingin ikut menanggapi..<br />Masalah prospek fisika, kebetulan saya adalah baru saja menjadi alumni Fisika ITB. Memang banyak alumni Fisika yang kemudian menjadi pengajar, baik di SMP, SMU, bimbingan pelajar, perguruan tinggi baik di bidang Fisika atau bidang lain. (yang saya tahu ada yang kemudian menjadi pengajar matematika, ekonomi, bahkan filsafat). Bekerja di lembaga penelitian baik di dalam negri maupun di luar negri. Lainnya banyak tersebar di perusahaan perminyakan dan pertambangan, teknologi informasi, industri elektronika, dsb.<br />Namun banyak juga alumni fisika yang bekerja diluar bidang fisika, diantaranya di bidang perbankan, ekonomi, politik, filsafat, sosial, industri jasa (restaurant, kerjinan, pertanian, peternakan, dll) Salah satu alumni fisika yang ngetop jadi ekonom adalah Bapak Umor Juoro . Dan tentunya Bang Roby Muhammad , yang ngetop dengan ilmu sosialnya. Ketua jurusan Fisika ITB pernah cerita, ada alumni Fisika juga yang merupakan salah satu marketing Unilever untuk kawasan Asia.<br />Bahkan teman-teman yang tidak lulus fisika ITB (atau bahasa yang lebih kasar "DO") pun banyak yang sukses.. Ambil contoh Bapak Rizal Ramli.. Setahu saya dia pernah kuliah di Fisika ITB. Sekarang jadi Capres kan..Dosen saya pernah cerita, temannya tidak bisa melanjutkan kuliah di Fisika ITB karena terlalu banyak memberi privat ketika kuliah. Kemudian dia pindah ke Jogja. Menurut berita terakhir, diapun sukses membuka lembaga privat di Jogja sana.Beberapa teman saya karena beberapa hal juga tidak bisa lulus dari fisika ITB, kemudian ada yang pindah ke Unpad, ITS, dsb. Dan ternyata mereka bisa sukses disana.<br />Banyak hal yang dipelajari di Fisika, kemudian bisa diterapkan di dunia kerja. Namun banyak juga yang kemudian melenceng dari bidang Fisika. Mereka bisa sukses disana karena terbiasa menyelesaikan masalah yang rumit menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, dan pola penyelesaian masalah yang terstruktur. <br /> <br /><span style="font-style:italic;">Sabtu, 2 Mei, 2009 13:28<br />"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id</span><br />Masuk nuklir bukan berarti lapangan pekerjaannya hanya di puspitek.... siemens, mitsubishi, toshiba, prusahaan instrumentasi dan manufaktur lainnya sebenarnya juga memproduksi Nuclear Power Plant, jadi saya bisa kerja di mana saja.... di Lab.. lab nuklir di luar negeri juga banyak.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Sabtu, 2 Mei, 2009 19:41<br />"Gabrielle Possenti" gabriellepossenti@yahoo.co.id</span><br />hehhe, jdi pngen join. saya posenti, skrang si msi klas 3, dan lgi cri kuliah. rncana si ngmbil mipa fisika. tpi bngung ma mipa fisika yg mna, dan ma university yg mna msi lon jlas. rncana si ngmbil spmb. dri sna bsa kn??? sebelum na teri,a kasih<br /><br /><span style="font-style:italic;">Sabtu, 2 Mei, 2009 21:49<br />"fismat2002@yahoo.com" fismat2002@yahoo.com</span><br />Diskusi ini jadi menarik ...<br />Ikut sharing yah<br /><br />Jangan pernah takut dan menyesal ambil jurusan fisika, bagi orang fisika yang dituntut berfikir kritis maka menghadapi kehidupan yang sulit harusnya juga mampu, buktinya walau tidak bekerja di bidang fisika juga pada mampu koq, pekerjaan tidak harus sesuai dengan jurusan dan itu sangat bergantung dari pribadi masing masing.<br /><br />Saya sendiri guru fisika, tapi saya juga ga mau ketinggalan dengan bidang yang lain akhirnya saya perkaya ilmu saya di bidang lainnya yang memungkinkan adanya pengembangan diri mjd lebih baik.<br /><br />Kini saya sudah sedikit menikmati hikmah di jurusan ini, efek pengiring dari biasa dituntut berfikir kritis menjadikan saya harus mampu mengikuti hal hal baru hubungannya dengan dunia global. Berbekal itu saya bisa keliling di lebih dari 14 negara untuk mengikuti berbagai konferensi dan presentasi disana, sesuatu kesempatan yang masih jarang ada di guru.<br /><br />Yang penting yakin akan tujuan kita dan tetap pada pendirian yang benar.<br /><br />Ingat :<br />Hidup itu dengan keahlian bukan dengan pendidikan.<br /><br />Maaf jika ada yang berlebihan.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Sabtu, 2 Mei, 2009 22:48<br />"onex's gunawan" on_exs02@yahoo.com</span><br />Dear semua(adek2, temen2, dan anggota milis fisika) <br /><br />Tidak hanya sekarang,,,dr dulu banyak yg ragu prospek karir bagi sarjana fisika...saya sendiri alumni dr jurs fisika teori,,,,tidk munafik..diri saya dulu juga ikut ragu,,,,tp karena kecintaan yg tulus thp ilmu fisika....akhirnya saya siap dengan apapun resikonya ke depan saya yakin apapun bidang nya...klo di tekuni secara serius...pasti ada manfaat dan hikmahnya,,, ,,setelah bergelut di jurusan fisika selama 4 thn, sempat terfikir,,,apakah laku fisika kuantum,mekanika kuantum,fisika inti,,,termonuklir, ,di indonesia ini,,,? mau ngambil kbi geofisika, eh ada teknik geofisika, mau ngambil kbi instrumen,eh ada teknik intrumen an elektro,,,jujur saya sangat ragu saat itu....dalm pikiran saya dulu ,,yah,,paling2 ngajar di BIMBEL nih....<br />jujur saja setelah tamat...saya sempat mengajar di bimbel selama 1 thn.. mulai 2006,,,sempat prustasi...ikut tes di BATAN ampe 2x nggak lolos2...tapi satu keyakinan dlm diri saya...tidak ada yg sia2 selama yg kita lakukan tulus,,,,,,,<br />AKHIRNYA.... pertengahan 2008 keraguan saya terjawab sudah...mata saya seakan2 di bukakan oleh Tuhan lebar2,,,,ketulusan itu terbayar sudah....setelah mengirimkan ratusan lebih surat lamaran dengan titel sarjana "FISIKA TEORY" 12 sept 2008 jam o9.34 saya mendapat telfon dari salah satu perusahan perbankan asing....... kata2 awal yg saya dengar..I need u.....<br />gila.....apa yg bisa saya perbuat dg ilmu fisika di perusahaan sebesar itu...<br />mungkin adek2 atau teman2 pernah dengar "EKONOFISIKA" ..beberapa buku pengantar memang sempat saya baca..ternyata. ..hampir 80% perusahaan perbank asing memerlukan sarjana fisika sebagai analis mereka....memang agak menyimpang kedengaranya, ,,tp, sumpah...ilmu fisika benar2 di gunakan ....mulai dr teory chaos utk sebaran partikel,gerak acak brown, teory montecarlo, sampai,,,,pers schordinger, ,,di pake semua..utuk menentukan gerak acak naik turunnya saham dan nilai tukar mata uang...probabilitas pertumbuhan ekonomi...tentunya cara berfikir yg sistematis,, ,dan analitical skill di fisika berguna banget....masalah salary mereka sanggup bayar gede...jelas saja..jurusan mana yg mempelajari persamaan pers schordinger secara gamblang selain fisika teory....saya sempat terkejut...saat teori interaksi tarik-menarik dan tolak partikel inti deutrium di gunakan utuk menentukan probabilitas transaksi perbank'kan cukup dg pers schordinger, , ,hanya bedanya klo di fisika yg jd acuan potensial energi nya...klo di perbankan faktor2 ekonomi, loans sistem, macro, micro ekonom, yg jd acuan.....<br /><br />mudah2an,,,ini bisa mnjawab keraguan adek2...karena FISIKA ADALAH ILMU UNIVERSAL,FISIKA TIDAK HANYA BERKUTAT DI REAKTOR NUKLIR,,,,PARTIKEL, ,GELOMBANG. ..SEKARANG FISIKA SUDAH MASUK KE ERA BARU....FISIKA ADALAH ILMU MASA DEPAN...SIAPA YG MENGUASAI FISIKA BEARTI MENGUASAI MASA DEPAN,,ITU YANG DI KATAKAN DOSEN SAYA... "TERNYATA BENAR,,," U CAN DO EVERYTHING U THINK"<br /><br />UTUK TEMAN2 FISIKA..PLEASE. ..BANTU ADIK2 KITA, YAKIN KAN MEREKA BAHWA MEMILIH FISIKA BUKAN SUATU KESALAHAN... INI ADALAH TANGGUNG JAWAB KITA...<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 3 Mei, 2009 00:27<br />"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com</span><br />hoho,,makasih kak gunawan atas motivasinya, ,<br />nanti saya pikirkan lagi, yg penting sekarang saya mau berusaha byar bisa tembus Tek fisika itb..hehe..<br />thx alot,,udah ngediscribe panjang bgd,,wah, brati skrng kakak dah jadi orng sukses y??weleh2, Insya Allah saya akan menyusul..amin,<br /> <br /><span style="font-style:italic;">Minggu, 3 Mei, 2009 22:28<br />"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com</span><br />Jawaban yang subjektif: <br /><br />Karena saya alumnus Fisika UI, pasti saya sarankan pilih Fisika UI.<br /><br />Jawaban yang objektif:<br /><br />Penyelenggaraan program studi Fisika di Indonesia masih dikuasai oleh perguruan tinggi negeri. Estimasi saya (terbatas dengan yang bisa saya pelajari dari sini) ada sekitar 6 s/d 10 PTN yang memiliki program studi Fisika yang reliable. <br /><br />- Salah satu kriteria besar/tidaknya program studi adalah apakah program studi ybs sudah menyelenggarakan program pascasarjana (S2/S3) Fisika disamping S1. Penyelenggaraan program S2/S3 membutuhkan jumlah minimal staf akademik yang sudah menyelesaikan S3, jadi ada korelasi antara keberadaan program S2/S3 dengan jumlah staf akademik.<br /><br />- Anda bisa mengecek website program studi yang bersangkutan. Gunakan google search 'Fisika [Nama Perguruan Tinggi]'. Website yang bagus dan lengkap informasinya merupakan indikasi bahwa staf program studi ybs memiliki keinginan/kepedulia n untuk mempromosikan program studi ybs.<br /><br />- Anda bisa mengecek di artikel-artikel tentang sains di surat kabar, staf/dosen/alumni dari program studi Fisika di perguruan tinggi mana yang aktif menulis di surat kabar, aktif dalam kiprah sainstek di Indonesia, pembinaan tim olimpiade, mendapat penghargaan Habibie atau Bakrie, dan sebagainya.<br /><br />- Anda bisa mengecek status akreditasi program studi ybs dan mencari yang sudah mendapat akreditasi 'A'.<br /><br />S<span style="font-style:italic;">enin, 4 Mei, 2009 13:50<br />"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id</span><br />untuk mas suharyo? kalau selain alumni UI ingin melamar menjadi dosen di UI prosedurnya bagaimana?<br /><br />terima kasih<br />indarta kuncoro aji<br />Senin, 4 Mei, 2009 14:22<br />"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com<br />Mas Aji, saya bukan staf akademis di UI, jadi tidak kompeten untuk menjawabnya.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 5 Mei, 2009 07:39<br />"dit78er" di2003@alumni.soton.ac.uk</span><br />Hallo,<br />Saya juga bukan staf akademis dan alumni UI, tapi kalau tahun lalu sih, lowongan untuk dosen di UI ada iklannya. Saya lihatnya dikompas waktu itu. Kalau tertarik jadi dosen disana, coba saja sering-sering lihat iklan lowongan dikoran.<br /><br />Sekalian tanya, kalau menjadi dosen paruh waktu, kira-kira peluangannya banyak nggak ya di jakarta untuk bidang sains/teknik, terutama jurusan fisika/kimia/ teknik kimia? <br /><br />Terima kasih sebelumnya.<br /><br />Dan<br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 5 Mei, 2009 18:27<br />"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com</span><br />Menyingkapi permasalahan prospek fisika (lagi)...<br /><br />Kita semua yang alumni/sedang kuliah di Departemen Fisika, sudah mengetahui bahwa alumni Departemen Fisika ada yang sukses sebagai ... (isi sendiri).<br /><br />Namun fakta itu tidak diketahui orang awam. Sebagian besar, adalah karena kurangnya ekspose tokoh-tokoh Indonesia yang alumni lulusan Departemen Fisika. Rizal Ramli, Umar Juoro, Tubagus Haryono, Aning Katamsi, I Made Wiryana, mendiang Pater J. Drost, mantan rektor ITB Lilik Hendradjaja, jarang sekali diekspose surat kabar sebagai alumni Departemen Fisika. Demikianlah tokoh-tokoh dunia seperti Javier Solana atau Angela Merkel.<br /><br />Sure, setiap orang tahu dan mengagumi Albert Einstein. Namun siswa SMA *BUKAN* Albert Einstein, dan mereka memilih jurusan Fisika *TIDAK* untuk menjadi Albert Einstein. Dengan analog yang sama siswa SMU *TIDAK* memilih masuk AKABRI karena ingin menjadi Jenderal Sudirman. Mereka masuk AKABRI karena prospek yang cerah sebagai prajurit profesional. Maka wajar kalau siswa SMA yang tertarik fisika ingin tahu career option apa yang tersedia bagi alumni Departemen Fisika. Dan ini sah-sah saja !<br /><br />Dalam semua website/brosur/ promosi Departemen Fisika yang saya lihat, kesalahan utama yang saya lihat pada bagian 'Prospek Alumni' adalah:<br /><br />* Meletakkan banyak sekali nama-nama lembaga/institusi pemerintah terutama institusi penelitian sementara untuk industri/swasta porsinya *jarang* melebihi jumlah nama-nama lembaga/institusi pemerintah. *<br /><br />Mengapa tidak menuliskan seperti:<br /><br />"Hanya 5-10% Alumni Departemen Fisika yang memilih untuk meneruskan karir dalam bidang akademik. 90% Alumni Departemen Fisika telah berhasil mendapatkan pekerjaan di sektor industri dan swasta."<br /><br />ditambah dengan contoh-contoh konkret perusahaan dimana alumni telah sukses. Nama perusahaan eksplorasi minyak, elektronika, material, besi, alat medis, komputer, bank, etc etc. Disinilah peran bank data (data base) alumni berperan sekali. Kalau perlu nama-nama sektor pemerintahan/ akademia dihilangkan sekalian.<br /><br />Demikian pula profil alumni yang telah sukses dalam karir *di luar akademia* menjadi sangat penting, karena itu merupakan *bukti* dan bukan sekedar tulisan di brosur.<br /><br />Saya bandingkan, media promosi di Fakultas lain seperti Teknik atau Ilmu Komputer, lebih menekankan career option di sektor industri dan swasta.<br /><br />Pribadi, saya memang memilih berkarir di akademia, namun mau tidak mau tertarik juga untuk berpikir 'out-of-the- box' bagaimana untuk mempromosikan fisika dalam konteks ini.<br /><br />Haryo<br /><br /><span style="font-style:italic;">Selasa, 5 Mei, 2009 20:21<br />"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com</span><br />hmm..kak haryo..boleh nanya ga??<br />brati seebenernya bnyk ga sih alumni fisika khususnya yg dari ui kerja di suatu perusahaan2 gitu??dibandingkan teknik2 (if,industri, mesin) lebih besar mana peluangnya?? saya rasa lbih besar teknik..benar tdk kak??<br /><br />Selasa, 5 Mei, 2009 22:56<br />"Irwansyah Irwansyah" irwansyah@gmail.com<br />Saya cuma ingin menyampaikan rasa salut saya kepada para penghuni milis ini. Milis ini adalah milist terbaik yang pernah saya ikuti. Banyak masukan yang saya terima dan orang-orangnya sangat suportif sekali. <br />Sayang saya bukan orang Fisika :<br /><br />Rabu, 6 Mei, 2009 05:04<br />"Haryo Sumowidagdo" haryo@fnal.gov<br />Saya ambil statistik dari angkatan saya sendiri: sekitar 60 orang, 4 orang akhirnya memilih jalur akademia (3 orang sudah PhD, 1 orang mendekati). Sisanya setahu saya menyebar: industri elektronik, industri komputer and telekomunikasi, wiraswasta/home industry, human resources. Dari angkatan2 di atas dan di bawah saya: bank, industri eksplorasi sumber daya alam (migas), industri instrumen/peralatan medis, pasar modal/bank, industri material/logam, industri semikonduktor, industri televisi/media. Saya kira profil pekerjaan alumni di Departemen-departem en Fisika lain juga akan serupa.<br /><br />Saya lebih melihat prospek kelam fisika seperti ramalan yang diciptakan, tidak berdasar, namun akhirnya benar-benar terjadi (self-fulfilling prophecy). Karena fisika kurang populer, akhirnya sebagian mahasiswa yang masuk juga kelas dua, mahasiswa yang tidak memiliki visi yang luas dan berani mencari kesempatan. Jadi seperti lingkaran setan.<br /><br />Soal peluang, itu sulit dikuantifikasi. Karena persentase/fraksi lulusan bekerja dimana tidak bisa disamakan dengan peluang. Peluang itu subjektif, tergantung kepada asumsi awal (prinsip teori peluang Bayesian). Bagi saya, peluang itu sebagian diberikan (oleh Departemen, oleh Perguruan Tinggi, negara, lingkungan), namun sebagian harus diciptakan sendiri. Jujur saja, ketika saya memilih fisika 15 tahun lalu, tidak sedikit pun terbayang saya akan diberi peluang sejauh ini.<br /><br />Kelebihan di Teknik yang sering saya lihat adalah kuatnya jaringan alumni dan recruitment mereka, dan semangat enterpreneurship. Ini yang saya lihat masih kurang di Fisika. Tambah lagi, cukup banyak alumni Fisika yang sukses namun tidak (atau malu) mau mengakui dulunya menyelesaikan pendidikan di Fisika.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 6 Mei, 2009 08:05<br />"rudy irianto" rud_ir@yahoo.com</span><br />Ada satu masalah yang lain lagi dalam perekrutan pegawai di perusahaan-perusaha an, kebanyakan mereka, orang bagian HRD nya tidak mengerti apa-apa tentang fisika, dan apa yang dikerjakan orang fisika, sehingga kadang-kadang mereka minta ada ngga pengalaman pekerjaan yang lain, ya sekitar 5 tahunan gitu.<br /> <br />Kalo masalahnya cari kerja, peluang mendapatkan perkerjaan pada bidang fisika, kalo ngga dapet di Indonesia ya keluar negeri aja. Why not gitu? Banyak lho bidang pekerjaan yang tersedia di luar negeri sana. Coba liat di www.physicsworld. com, terus klik di tab Physics Job. Kebanyakan sih emang pekerjaanya adalah bidang penelitian. Kalo pingin kerja di luar negeri, persiapkan bahasanya, terutama bahasa Inggris ,dan kalo bisa bahasa negera setempat kita bekerja juga dikuasai.<br /> <br />Ambil S1 di sini,belajar yang bener, giat,dan terus semangat, kemudian lanjut cari beasiswa master/S2 di luar negeri(misal: Erasmus Mundus, Chevening, dll), lalu gelar masternya bisa dipakai untuk cari kerja diluar negeri atau lanjut ke PhD/S3. Gelar master/PhD udah pasti bisa dijual.<br /><br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 6 Mei, 2009 09:56<br />"Iwan Sugihartono" ione06@yahoo.com</span><br />Ayo pilih Fisika jangan ragu......jika tekun pasti bisa...prospek? ? BAGUS....yakinlah! !!!<br /> <br />Setuju dengan penjelasan Mas Haryo dan Mas Rudy....Anyway, dulu saya juga merasa takut, tapi setelah masuk Fisika UI, ternyata asisten2 kooperatif (salah satunya Mas Haryo)membantu kita. Ga perlu takutlah, asal rajin dan ulet belajar kita pasti bisa. Sebaliknya kalo kita kurang kerja keras dibidang yang dikatakan "mudah"-pun ya akan susah berhasil.<br /> <br /><span style="font-style:italic;">Rabu, 6 Mei, 2009 16:32<br />"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com</span><br />> Ada satu masalah yang lain lagi dalam perekrutan pegawai di perusahaan-perusaha an, kebanyakan mereka, orang bagian HRD nya tidak mengerti apa-apa tentang fisika, dan apa yang dikerjakan orang fisika, sehingga kadang-kadang mereka minta ada ngga pengalaman pekerjaan yang lain, ya sekitar 5 tahunan gitu.<br /><br />Ini point yang bagus sekali. Memang fakta ini, sekali lagi, merefleksikan ketidaktahuan masyarakat kita kepada karakteristik dan kualitas dari lulusan Departemen Fisika. Satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah membuat database perusahaan-perusaha an yang sudah memiliki pengalaman dalam menrekrut dan mempekerjakan lulusan fisika sebelumnya. Mengingat pendidikan sarjana fisika di Indonesia sudah ada selama 50 tahun lebih, seharusnya daftarnya sudah panjang, hanya tidak pernah dibuat saja.<br /><br />> Kalo masalahnya cari kerja, peluang mendapatkan perkerjaan pada bidang fisika, kalo ngga dapet di Indonesia ya keluar negeri aja. Why not gitu? Banyak lho bidang pekerjaan yang tersedia di luar negeri sana. Coba liat di www.physicsworld. com, terus klik di tab Physics Job. Kebanyakan sih emang pekerjaanya adalah bidang penelitian. Kalo pingin kerja di luar negeri, persiapkan bahasanya, terutama bahasa Inggris ,dan kalo bisa bahasa negera setempat kita bekerja juga dikuasai.<br /><br />PhysicsJob (dan situs serupa di AS) sebenarnya pun masih kurang sesuai dengan diskusi ini. Alasannya banyak pekerjaan yang ditawarkan memerlukan gelar lanjutan.<br /><br />Untuk banyak kasus, memang benar bahwa kelihatannya lebih prospektif untuk mencari kerja di LN. Situasi dengan HRD nya berbeda. Namun saya kira agak sulit jika harus melalui tahap studi lanjutan (S2/S3) terlebih dahulu (kecuali jika memang targetnya akademia). Disini juga terlihat jelas pentingnya kemampuan berbahasa asing. Jangan dilupakan bahwa go international berarti juga berkompetisi dengan orang dari tempat-tempat lain.<br /><br />Setahu saya ada sebenarnya cabang perusahaan asing di Indonesia yang merekrut pegawai di Indonesia, perusahaan2 migas setahu saya hampir semuanya masuk kategori ini. Milis-ers lain ada yang punya pengalaman soal ini ?<br /><br />Salah satu sektor di LN yang sangat banyak menyerap lulusan fisika adalah sektor akademia, namun pekerjaanya sendiri bukan sebagai penelitian. Fasilitas riset besar di LN, baik di industri swasta maupun lembaga pemerintah, membutuhkan banyak sekali teknisi dan staf lapangan yang menguasai fisika tapi juga memiliki keahlian luas yang umumnya dikuasai lulusan teknik (matematika, elektronika, instrumentasi, komputer, metode laboratorium) . Namun job description- nya sendiri bukan penelitian. Job description- nya adalah membantu dan bekerja sama dengan peneliti-nya, dalam kapasitas sebagai teknisi. Saya cukup banyak berinteraksi dengan orang-orang semacam itu, baik dulu di Fermilab maupun sekarang di CERN. Pekerjaan semacam itu, percaya atau tidak, standard gajinya justru lebih besar dibandingkan gaji peneliti (postdoc), sekitar 25-50% lebih tinggi ! <br /><br />Beberapa job description untuk posisi seperti ini:<br /><br />- staf analisis data/data handling di observatorium/ station pengamatan. <br /><br />- staf pendukung 24/7 untuk jaringan komputer dan cluster komputer.<br /><br />- staf teknisi elektronik/mekanik untuk memperbaiki komponen-komponen alat-alat penelitian<br /><br />- staf teknisi untuk pengoperasian fasilitas riset, seperti penyediaan gas helium/nitrogen, sistem HVAC.<br /><br />- staf instrumentasi untuk sistem kendali fasilitas penelitian.<br /><br />Pekerjaan hampir semua bertema teknik/informatika. Bedanya adalah client-nya scientist dan bukan industri.<br /><br /><br />komentar diatas merupakan ide rekan S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-61196205704389749602008-06-19T18:45:00.000-07:002008-06-19T19:11:13.288-07:00Blue Energy, .......Blue energi apakah merupakan solusi energi alternatif? ini merupakan pertanyaan yang terus menerus yang belum terjawab sampai masa uji coba yang menimbulkan pro dan kontra, dari pengamatan dimillis saya mencoba menampilkan kembali ide-ide dari para pencinta millis dan pakar-pakar fisika dan sains beberapa mail yang terkirim dimillis kembali ditampilkan pada halaman ini. berikut pendapat dan tanggapan dari rekan-rekan yang ikut menyampaikan beberapa tanggapan dan saran untuk menambah wawasan kita semua.diawali dengan pertanyaan :<br /><br />Senin 26 mei 2008<br />Adakah yang bisa menjelaskan tentang Blue Energy yang dihebohkan oleh <br />media beberapa hari ini? Djoko Suprapto mampu memproses air menjadi <br />bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan bermotor.<br /><br />Bisakah H2O diurai menjadi energi?<br /><br />Terima kasih<br />##<br />Mohon ijin nimbrung,<br /><br />Setau saya, banyak artikel di internet tentang teknologi seperti ini, tapi entah kenapa yang saya tau, penemunya ga pernah sukses menerapkannya secara massal. Belajarlah dari :<br /><br />- Paul Pantone<br />- Stanley Meyer<br />- Daniel Dingel<br /><br />Ketiganya diatas adalah sumber yang menurut saya bisa cukup dipercaya. Yang pertama, walaupun dituntut di Pengadilan di Amerika, replikasinya sudah diterapkan disekitar 100 kendaraan.<br /><br />Yang kedua punya unit nyatanya, bukan cuma sample, teori tanpa pembuktian. Tapi sayangnya belum sempat direplikasi. Sempat ditawar dibeli oleh pihak tertentu, tapi kemudian rumornya setelah deal makanannya diracun. Beliau meninggal.<br /><br />Yang ketiga masih hidup, kendaraannya yang dikonversi masih ada, dan masih dikendarai sehari2x menurut info terakhir yang saya punya. Beliau tinggal di Filipina, dan sewaktu hendak dimassalkan, pemerintah Filipina yang ditekan oleh OPEC.<br /><br />Ada lagi sebenernya dari Malaysia, tapi rumornya nda begitu jelas.<br /><br />Dari Australia ada Joecell.... ( no comment, belum ngerti teorinya )<br /><br />Satu web yang saya tau banyak mempublikasikan penemuan2x seperti ini dan didukung oleh usaha2x replikasi, baik itu gagal or sukses, terdokumentasi cukup baik, dan dilakukan oleh berbagai pakar adalah :<br /><br />http://www.jlnlabs. fr/<br /><br />Kalo untuk yang seperti bahanbakar air, coba klik di link tentang Bingo Fuel.<br /><br />Saya tidak begitu memahami dunia Fisika, namun saya memang boleh dibilang kurang kerjaan, so waktu saya banyak untuk ngumpulin artikel seperti ini.<br /><br />Monggo yang lebih pakar bisa menjelaskan. Saya terutama tertarik pada Bingo Fuel / GEET Fuel Processor dari Paul Pantone, yang punya efek transmutasi elemen, perubahan suhu drastis ( satu ujung alat panas, satunya lagi super dingin ), dan kemudian ditiru ( dan mungkin ) diakui sebagai penemuannya sendiri oleh Bp. Johannes Bosco...<br /><br />PS : Kemaren waktu ngasih link web tsb di milis luar yang membahas tentang Free Energy, web tsb sempat tak bisa diakses beberapa jam, kemudian waktu saya coba posting hal ini ke milis otomotif dalam negeri, saya ga pernah liat postingan saya muncul. Mudah2an bisa diperkenankan disini....<br /><br />Salam,<br />Vasco<br /><br />Sementara teori masih nol besar, tapi praktek langsung, blind faith istilahnya ?<br />##<br />.<br /> __,_._,___ <br />Kalau menurut kabar dari berita, katanya Djoko di culik saat perjalanan untuk presentasi hasil risetnya kepada presiden RI<br /><br />Kalau kabar yang di berita kemarin-kemarin air itu diuraikan secara elektrolisis, sepertinya ada larutan/ serbuk tertentu untuk membuat peristiwa elektrolisis tersebut.<br />##<br />.<br /> Pertama, saya belum membaca tentang blue energy. Jadi saya tidak dapat berkomentar mengenai blue energy.<br /> <br />Penelitian yg saya ketahui sampai saat ini adalah mengurai air (H2O) melalui electrolisis process menjadi hydrogen (H2) and oksigen (O2). <br />Gas hydrogen ini bila bertemu dengan oksigen akan bereaksi menghasilkan energy listrik dan air kembali. Energi listrik iyang dihasilkan dari reaksi antara hydrogen dan oksigen ini lah yang digunakan untuk mengerakan mobil, notebook dll.<br />Anda bisa search di Internet: hydrogen car, fuel cell<br /> <br />Semoga bisa membantu. <br />##<br />.<br /> <br />kami pernah melakukan experiment mengenai baterai laut, dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber listrik. hasilnya lumayan, dapat menyalakan sebuah lampu walaupun arus yang dihasilkan sangat kecil.<br /><br />apakah ada yang pernah memanfaatkan air laut menjadi sumber energi? gimana hasilnya?<br /><br />terima kasih.<br />##<br /><br />14 Mei 2008 <br />Bahan Bakar Air Bukan Sekadar Impian <br />• Oleh Agung PW<br />BAHANbakar air (BBA), mungkinkah? Masak ada sih kendaraan tanpa bahan bakar minyak tapi malah menggunakan air yang sehari-hari untuk minum, mandi, masak, dan mencuci? Dulu memang iya, air hanya untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Namun kini kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar air bukan sekadar impian, sudah jadi kenyataan. <br /><br />Buktinya? Seseorang yang gemar utak-atik mesin, Joko Sutrisno, secara tidak sengaja menemukan alat mirip hidrogen booster sebagai pengganti bahan bakar minyak di kendaraan bermotor ataupun mobil. Secara prinsip temuan tersebut sudah ada puluhan tahun lampau dan ada di buku-buku fisika, kimia, namun tak pernah dimanfaatkan lebih jauh. <br /><br />’’Kebetulan saja dua tahun lalu, suatu malam saya mencari sesuatu di dekat aki menggunakan korek api, lha kok tiba-tiba timbul ledakan,’’ ujarnya ketika ditemui di rumah sekaligus bengkelnya di Jl HOS Cokroaminoto, Yogyakarta. <br /><br />Dia yang tak pernah mengenyam sekolah mesin, jangankan pendidikan tinggi menengah saja cuma sampai SMP, tertarik dengan ledakan dari aki. Lantas dicobanya lagi menggunakan pemantik api, lagi-lagi muncul ledakan. Dari situ dia kemudian berpikir, air dalam aki bisa menimbulkan ledakan. Otaknya terus terusik, dicarinya teman diskusi seorang guru dan membenarkan kalau api bisa menjadi bahan bakar dan menimbulkan ledakan. <br /><br />Komponen aki dibongkar, dalam benaknya terlintas pemikiran kalau air memang bisa untuk bahan bakar berarti masyarakat tak perlu bersusah payah antre BBM apalagi dari hari ke hari makin mahal. <br /><br />Penelitian dan percobaan terus dia lakukan sampai akhirnya dia mampu membuat tabung berisi komponen stainless steel yang jika diisi air dan dihidupkan dengan aki atau spul lampu dapat membantu menghemat BBM. <br /><br />Sederhana <br /><br />Setelah alat sederhana tersebut dia kembangkan, dibukalah buku-buku fisika dan kimia dan memang ada prinsip kerja bahan bakar air. Dia semakin bersemangat dan terus mengembangkannya. Sebagai uji coba, BBA dipasang di sepeda motornya dan beberapa kerabat. Hasilnya luar biasa karena motor matik menghabiskan satu liter hanya untuk jarak tempuh 30-35 km kini mampu melaju 50-55 km. <br /><br />’’Alatnya sangat sederhana dan semua orang bisa membuat sendiri, biayanya juga sangat sedikit. Motor matik ini dulunya boros sekali, eh setelah dipasangi BBA jadi sangat irit,’’ ungkap Franky, keponakan Joko menunjukkan dua botol kecap berisi komponen dan air yang terpasang di samping bodi motor. <br /><br />Kini sudah ada sekitar 1.000 kendaraan baik sepeda motor maupun mobil yang menggunakan alat BBA temuan Joko. Dia tak mau mematenkan karena secara prinsip memang sudah ada dan malah disarankan agar setiap orang dapat membuat sendiri. Hanya dengan uang tak lebih Rp 100.000, kendaraan dan mobil bisa hemat BBM hampir 100%. <br /><br />Franky mencontohkan lagi, dia memiliki Mercedes Benz yang tiap satu liternya hanya mampu menempuh lima kilometer dan setelah dipasangi peralatan itu daya tempuh menjadi sembilan kilometer. Selain menjadi lebih hemat premium, tenaganya juga semakin kuat. Pernah uji coba pada truk pengangkut pasir dan pada jalanan menanjak tak perlu nggereng-nggereng, santai saja meluncur tenang. <br /><br />’’Yang masih dalam proses pengembangan, bagaimana setiap mobil dan motor benar-benar tidak lagi menggunakan BBM tapi BBA,’’ tandas Joko. Sayangnya, dia terkendala pada minimnya peralatan dan dana yang dimiliki. Andai saja ada peralatan lengkap, dana cukup, dia yakin tak lama lagi masyarakat sudah bisa menggunakan full BBA. (70) <br />##<br /> <br />__,_._,___ <br />setahu saya Blue Energy milik orang nganjuk itu dengan cara memishkan hidrogen dengan air kemudian hidrogen diadisikan ke zat kimia sehingga jadi kerosene.... ...jadi reaksinya adisi liat http://tech. groups.yahoo. com/group/ globalwarming_ indonesia/<br />##<br /><br />Mohon ijin nimbrung,<br /><br />Setau saya, banyak artikel di internet tentang teknologi seperti ini, tapi entah kenapa yang saya tau, penemunya ga pernah sukses menerapkannya secara massal. Belajarlah dari :<br /><br />- Paul Pantone<br />- Stanley Meyer<br />- Daniel Dingel<br /><br />Ketiganya diatas adalah sumber yang menurut saya bisa cukup dipercaya. Yang pertama, walaupun dituntut di Pengadilan di Amerika, replikasinya sudah diterapkan disekitar 100 kendaraan.<br /><br />Yang kedua punya unit nyatanya, bukan cuma sample, teori tanpa pembuktian. Tapi sayangnya belum sempat direplikasi. Sempat ditawar dibeli oleh pihak tertentu, tapi kemudian rumornya setelah deal makanannya diracun. Beliau meninggal.<br /><br />Yang ketiga masih hidup, kendaraannya yang dikonversi masih ada, dan masih dikendarai sehari2x menurut info terakhir yang saya punya. Beliau tinggal di Filipina, dan sewaktu hendak dimassalkan, pemerintah Filipina yang ditekan oleh OPEC.<br /><br />Ada lagi sebenernya dari Malaysia, tapi rumornya nda begitu jelas.<br /><br />Dari Australia ada Joecell.... ( no comment, belum ngerti teorinya )<br /><br />Satu web yang saya tau banyak mempublikasikan penemuan2x seperti ini dan didukung oleh usaha2x replikasi, baik itu gagal or sukses, terdokumentasi cukup baik, dan dilakukan oleh berbagai pakar adalah :<br /><br />http://www.jlnlabs. fr/<br /><br />Kalo untuk yang seperti bahanbakar air, coba klik di link tentang Bingo Fuel.<br /><br />Saya tidak begitu memahami dunia Fisika, namun saya memang boleh dibilang kurang kerjaan, so waktu saya banyak untuk ngumpulin artikel seperti ini.<br /><br />Monggo yang lebih pakar bisa menjelaskan. Saya terutama tertarik pada Bingo Fuel / GEET Fuel Processor dari Paul Pantone, yang punya efek transmutasi elemen, perubahan suhu drastis ( satu ujung alat panas, satunya lagi super dingin ), dan kemudian ditiru ( dan mungkin ) diakui sebagai penemuannya sendiri oleh Bp. Johannes Bosco...<br /><br />PS : Kemaren waktu ngasih link web tsb di milis luar yang membahas tentang Free Energy, web tsb sempat tak bisa diakses beberapa jam, kemudian waktu saya coba posting hal ini ke milis otomotif dalam negeri, saya ga pernah liat postingan saya muncul. Mudah2an bisa diperkenankan disini....<br /><br />Salam,<br />##<br /><br />Kalau di internet menyarankan katalisator memakai baking soda (soda <br />kue), ternyata masih ada yang powerful lagi yaitu soda api, tentu jika <br />terlalu powerful lempengan elektrodanya harus yang tahan terhadap soda <br />api (basa banget, lawannya air keras yang sifatnya asam banget). Jika <br />pakai soda api baiknya lempengannya dari platina atau emas, tentu jadi <br />mahal sekali. <br />Menurut Pak Joko Sutrisno yang aku temui di padepokan BBA nya <br />(BBA=bahan bakar air), yang moderate adalah Kalium Hidroksida kode <br />kimianya KOH <br />http://en.wikipedia .org/wiki/ Potassium_ hydroxide <br />http://ms.wikipedia .org/wiki/ Kalium_hidroksid a <br />Dosisnya untuk BBA 1 liter air suling kira-kira 2 sendok makan, ini yg <br />aku lihat, Pak Joko melakukannya. <br />Lempengannya dari logan stainless steel, bisa berbentuk lempengan, <br />pipa atau kawat. <br /><br />Pak Joko juga melakukan test peledakan hidrogen skala kecil. <br />Dalam percobaannya hasil elektrolisa => gas hidrogen yang bisa <br />terbakar plus oksigen pendukung pembakaran ditiupkan dalam air sabun, <br />gunanya untuk menangkap gas, karena jika ditiup kan ada gelembung gas <br />di atas permukaan air sabun, nah yg diledakkan adalah gas yang <br />terperangkap dalam gelembung air sabun. <br /><br />http://www.youtube. com/watch? v=nGrj8FXGmHs <br /><br />Jadi logikanya sederhana, kalau gas dari air suling itu bisa meledak, <br />maka bisa ditambahkan pada udara yang masuk ke ruang bakar. <br />Kalau kendaraan yang murni bisa berjalan dengan air saja tentu saja <br />masih perlu penelitian yang lebih mendalam <br /><br />Terima kasih<br />##<br /><br />Apa itu HOAX?<br />silakan pelajari dari http://hoax. wordpress. com <br /><br />Mas Joko dan Blue Energy-nya dapat dikatakan sebagai HOAX karena tidak mau mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal ilmiah untuk di-peer-reviewed, dan sampai sekarang pabrik bahan bakar untuk produksi bahan bakar tersebut dalam skala besar bahkan tidak kunjung selesai. Kata dia alasannya adalah masalah paten (takut idenya dicuri orang). Pikir-pikir ni orang meragukan banget, jelas-jelas kalo dia publikasi di jurnal ya berarti dia penemunya (orang lain tidak berhak ngaku2). Teorinya pun sangat mengkhawatirkan karena menggunakan konsep perpetual machine yang merupakan lelucon sepanjang masa bagi kita (fisikawan) yang notabene menganut konservasi energi.<br /><br />Ingin tahu Joko, Meyer, dan masalah orang-orang lain yang bikin Blue Energy lebih lanjut?<br /><br />Saya sarankan dimulai dari sini:<br />http://priyadi. net/archives/ 2007/12/06/ bahan-bakar- blue-energy/<br />(Priyadi adalah ahli komunikasi media) <br /><br />kemudian ke sini:<br />http://rovicky. wordpress. com/2008/ 05/20/akademi- fantasi-energi- mas-joko- tereliminasi/<br />http://rovicky. wordpress. com/2008/ 05/26/seluk- dan-beluknya- blue-energy/<br />(Rovicky adalah ahli geologi dan perminyakan)<br /><br />dan yang paling HEBOH, bodo-bodoannya teori konspirasi Joko:<br />http://priyadi. net/archives/ 2008/05/23/ blue-energy- dan-teori- konspirasi/<br /><br />Pelajaran berharga:<br />Mimpi boleh, tapi jangan sampai menipu orang lain...<br /><br />Hi... hi...<br />##<br />Kalau menurut kabar dari berita, katanya Djoko di culik saat perjalanan untuk presentasi hasil risetnya kepada presiden RI<br /><br />Kalau kabar yang di berita kemarin-kemarin air itu diuraikan secara elektrolisis, sepertinya ada larutan/ serbuk tertentu untuk membuat peristiwa elektrolisis tersebut.<br />##<br />.<br />##<br />Gara-gara harga minyak menyentuh langit, lima bos multi national<br />corporation atau MNC, Rabu (21/5), diundang Senat AS untuk dengar<br />pendapat. Senat marah setelah tahu profit MNC dari bisnis minyak lebih<br />tinggi daripada Himalaya.<br /><br />Harga BBM mencapai 4 dollar AS per galon (1 galon sekitar 3,78 liter),<br />harga minyak dunia telah melebihi 135 dollar AS per barrel. Gara-gara<br />kenaikan harga BBM, semua harga barang naik sehingga AS mengalami<br />resesi.<br /><br />Ambil contoh maskapai terbesar, American Airlines (AA), yang memangkas<br />jumlah penerbangan dan memberhentikan ribuan karyawan. AA untuk<br />pertama kalinya memungut biaya 15 dollar AS per koper penumpang agar<br />tak rugi.<br /><br />Lima bos yang dipanggil Senat mewakili Chevron, ConocoPhillips, Shell,<br />ExxonMobil, dan BP American (BPA). Mereka dimintai penjelasan tentang<br />penyebab kenaikan harga BBM di Komisi Yudikatif, lengkap dengan sumpah.<br /><br />Mereka bilang, harga BBM naik karena 70 persen produksinya tergantung<br />dari harga minyak dunia. Sementara harga minyak dunia melonjak karena<br />suplai tak memenuhi permintaan dan pembatasan eksplorasi di Alaska.<br /><br />"Kedengarannya bosan dan tak menarik, tetapi hukum supply and demand<br />jadi penyebab," ujar Presiden Shell John Hofmeister. Wapres Exxon<br />Stephen Simon bilang, profit anjlok dari 10 sen dollar AS jadi 4 sen<br />dollar AS per galon gara-gara kenaikan harga minyak dunia.<br /><br />Namun, Senat tak percaya. "Kalian selalu cari kambing hitam<br />seolah-olah bisnis harus begitu. Profit kalian tiap kuartal naik.<br />Kalian tak lagi punya etika tentang harga BBM yang layak bagi rakyat,"<br />kata Senator Dianne Feinstein.<br /><br />Senator Arlen Specter menunjuk data naiknya profit tahunan Exxon dalam<br />lima tahun terakhir dari 11,5 miliar dollar AS menjadi 40,6 miliar<br />dollar AS. "Mengapa profit naik, sementara konsumen membayar lebih<br />mahal?" tanyanya.<br /><br />Simon menjawab, profit itu besar—kelak akan turun—untuk membayar<br />investasi yang berskala besar. Dalam istilah ekonomi, menurut Simon,<br />yang berlaku prinsip "current up cycle."<br /><br />"Ya, Anda bisa bicara dengan terminologi bagus yang bernama 'current<br />up cycle' saat rakyat tak mampu membeli BBM 4 dollar AS per galon,"<br />sergah Senator Patrick Leahy. Berhubung semua senator marah, mereka<br />memaksa bos-bos itu mengungkap gaji mereka.<br /><br />Wapres Chevron Peter Robertson mengatakan, ia digaji sekitar 1 juta<br />dollar AS per bulan. Padahal, media massa memberitakan, Robertson<br />mendapat 28 juta dollar AS per tahun, termasuk opsi membeli saham.<br /><br />Sebagai "hukuman", Senat berencana memberlakukan kembali pajak<br />(windfall tax) yang dipungut dari profit itu yang jumlahnya bisa<br />mencapai 80 miliar dollar AS. Inilah berkah demokrasi yang mengontrol<br />MNC tak terlalu rakus.<br /><br />DPR mestinya mengadakan rangkaian dengar pendapat dengan semua<br />pihak—termasuk pemerintah pengelola migas. Tujuannya agar rakyat paham<br />mengapa subsidi mesti dikurangi.<br /><br />Rakyat, misalnya, ingin tahu Indonesia anggota OPEC yang menikmati<br />profit berlimpah. Jika harga minyak 125 dollar AS per barrel, nilai<br />aset OPEC saat ini 1,37 triliun dollar AS.<br /><br />Angka itu relatif sama dengan nilai total aset keuangan dunia— saham,<br />obligasi, surat-surat berharga lainnya, dan deposito bank. Jika<br />ditambah lagi dengan cadangan minyaknya, nilai itu naik jadi 3 triliun<br />dollar AS.<br /><br />Jika harga minyak 200 dollar AS per barrel, kekayaan OPEC 6 triliun<br />dollar AS. Dengan uang itu, OPEC mampu beli Bank of America hanya<br />dengan produksi selama sebulan, Apple Computers selama sepekan, atau<br />General Motors selama tiga hari.<br /><br />Terus terang, kini yang diributkan hanya akibat-akibat kenaikan harga<br />BBM, bukan sebab-sebabnya. Pasalnya, data tentang permigasan (jumlah<br />ekspor dan impor, eksplorasi, profit, dan sebagainya) tak terang<br />benderang.<br /><br />Akibatnya fatal, polisi menyerbu Kampus Unas. Padahal, mahasiswa dan<br />polisi bagian dari rakyat biasa yang hidupnya makin susah.<br /><br />Dalam situasi yang panas saat ini dibutuhkan kepemimpinan penyampai<br />pesan yang terang benderang tentang kondisi sebenarnya. Dan, penyampai<br />pesan mesti pemimpin-pemimpin yang punya kredibilitas.<br /><br />Kredibilitas didapat bukan dari janji-janji semata, tetapi juga dari<br />keteladanan. Misalnya, setelah kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005,<br />banyak pejabat yang menghemat—termasuk menurunkan suhu penyejuk udara.<br /><br />Ini langkah konkret yang membentuk kredibilitas. Namun, kalau<br />penghematan cuma "panas-panas tahi ayam", kredibilitas itu hilang.<br /><br />Hal penting lainnya, setiap pemerintah pasca-Reformasi diwarisi sistem<br />pengelolaan permigasan yang kacau. Subsidi BBM bukan ciptaan SBY-JK.<br /><br />Untuk ada momentum mulai dari nol lagi sistem pengelolaan permigasan<br />sesuai Pasal 33 UUD 1945. Bung Karno memaksakan kontrak karya yang<br />membebani MNC dengan berbagai kewajiban yang menguntungkan bangsa.<br /><br />Megawati Soekarnoputri mau menyetop perpanjangan kontrak Blok Cepu<br />dengan Exxon sampai 2010. Sayang, pemerintah setelah itu<br />memperpanjangnya— momentum pun hilang lagi.<br /><br />Apa yang terjadi tak perlu disesali. Namun, sekali lagi, pemerintah<br />dan DPR perlu mengadakan serangkaian dengar pendapat agar semuanya<br />terang benderang.<br /><br />Kini pemerintah dan mahasiswa kayak minyak dengan air yang mustahil<br />menyatu. Makanya, saya heran kok masih ada yang percaya blue energy<br />yang bikin heboh itu.<br />##<br /><br />Hallo,<br /><br />Emangnya efisiensi konversi energy elektrolisa 100%. Setahu saya 50% <br />juga udah sukur tuh. Kalau konversinya dibawah 100%, itungannya tetap <br />nombok donk alias perlu energi dari luar. Artinya kalau ingin air <br />sebagai bahan bakar, yang kemudian digunakan untuk menggerakan <br />sesuatu, recharge battery untuk elektrolisa dll, tetap perlu energi <br />tambahan (dari bahan bakar fosil, panel surya ato yang laen).<br /><br />Kalau sekedar menghasilkan energy dari air, banyak cara sih. Selain <br />elektrolisis, kita juga bisa mendapat energy murni dengan mereaksikan <br />dengan anti-air ...hehehe.. cuman ya itu, net energinya bakal nombok <br />banget, paling tidak sekarang ini.<br /><br />Dan<br />##<br />.<br /> <br />Bagi seorang fisikawan harusnya ga boleh<br />berdasar pada berita , apa lagi koran.<br /><br />Coba 'si Joko' suruh nulis buku, <br />jangan di koran (yg disadur para wartawan)<br />kalo emang bener2 ilmiah<br />kalo emang kekurangan dana, krn bukunya akan laris-manis<br /><br />Atau 'si Joko' itu cuma sebuah tokoh ga berujud :D<br /><br />(Bukan bermaksud menyerang siapapun)<br />Salam<br />##<br /><br />28/05/2008 12:17 WIB<br />Misteri Blue Energy<br />Joko Suprapto Cs ke UGM Pamer 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin'<br />Bagus Kurniawan - detikcom<br /><br />Yogyakarta - Joko Suprapto mendadak terkenal setelah blue energy yang<br />digagasnya tidak sukses, meski orang-orang lingkaran Presiden SBY<br />menindaklanjutinya. Joko yang saat ini sakit keras, ternyata juga<br />pernah mendatangi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2005-2006.<br />Joko dan kelompoknya memamerkan 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin.'<br /><br />Saat itu, Joko dan rombongan yang berjumlah 8 orang diterima pertama<br />kali oleh Rektor UGM saat itu, Prof Sofyan Effendi di rumah dinas<br />rektor. Joko dan rombongan ini dibawa oleh teman Sofyan Effendi dari<br />Magelang. Dalam pertemuan itu, hadir juga Kepala Pusat Studi Energi<br />(PSE) UGM Sudiartono, staf PSE Kusnanto, dan Wakil Rektor Bidang<br />Kemahasiswaan Dr Chairil Anwar.<br /><br />"Yang paling banyak bicara saat itu adalah Purwanto, sedang Joko<br />Suprapto tidak pernah ngomong sama sekali," kata Sudiartono saat<br />ditemui detikcom di kantor PSE UGM, Sekip Yogyakarta, Rabu (28/5/2008).<br /><br />Joko cs memperlihatkan temuannya mengenai sebuah pembangkit tenaga<br />listrik. Intinya, menurut Sudiartono, dalam pertemuan itu mereka<br />meminta agar UGM memberikan surat pengakuan atas penemuan sebuah alat<br />pembangkit listrik atau trafo berkapasitas 25 Kilo Watt yang mereka<br />temukan.<br /><br />Bagaimana alat yang ditemukan Joko cs? Alat itu berbentuk seperti<br />almari kecil dan portabel. Namun, kotak seperti almari itu memang aneh.<br />Kotak itu diberi nama kotak ajaib dan tersegel rapat. Di bagian pojok<br />kotak diklem, sehingga tidak bisa dibuka.<br /><br />Joko Suprapto dan Purwanto Cs pun menjelaskan dan mendemokan alat<br />tersebut. "Mereka bilang kotak ajaib. Hanya menggunakan 4 buah baterai<br />kecil dan ada lampu (+/- 60 Watt), serta panel surya. Kata Purwanto,<br />alat itu merupakan pembangkit listrik berkapasitas 25 Kilo Watt," kata<br />dia.<br /><br />Sofyan Effendi sempat tertarik dengan alat itu dan berniat membelinya<br />untuk keperluan listrik di perumahan UGM. "Tapi, mereka tidak<br />membolehkan, " kata Tono, panggilan akrab Sudiartono.<br /><br />Dalam pertemuan itu, Tono menanyakan kepada mereka, apakah di dalam<br />kotak ajaib itu ada accu dan inverter. Tapi, mereka menjawab tidak ada.<br />"Kemudian saya tanya lagi berapa jam lampu akan menyala, dia jawab<br />selamanya. Dari sini saya tidak percaya dengan kotak ajaib ini karena<br />menyalahi hukum kekekalan tenaga," ujar Tono.<br /><br />Pertanyaan-pertanya an lain seputar pembangkit listrik juga disampaikan<br />kepada Joko Suprapto dan Purwanto Cs. Tapi, mereka kesulitan memberikan<br />jawaban secara ilmiah. Akhirnya, pihak UGM sempat bergurau menanyakan<br />jangan-jangan temuan mereka itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Jin.<br /><br />"Mereka jawab tidak. Kemudian saya sempat bertanya di mana workshop<br />kota ajaib, mereka bilang di Surakarta Jalan Serengan," kata Tono.<br />Singkat cerita, setelah pihak UGM mengeceknya ternyata alamat yang<br />mereka berikan adalah palsu. Akhirnya, UGM pun tidak memberikan surat<br />pengakuan terhadap penemuan Joko Suprapto cs hingga sekarang. ( bgs /<br />asy )<br />##<br />.<br /> <br />aya aya wae mas. kok presiden kita yang katanya doktor bisa percaya <br />yang beginian ya. jadi ingat masalah penggalian harta karun di batu <br />tulis dulu. paling gak tidak sampe investasi bangun pabrik di kebagusan <br />sih...<br /><br />kalau meminjam istilah august comte, bangsa kita masih di tahap yang <br />paling rendah, tingkat mitologis! percaya tahyul dan segala macam jin <br />hantu belau... kampus boleh mentereng dan banyak juara olimpiade <br />fisika, bangsanya mah tetap percaya dukun kayak mas joko yang punya <br />pembangkit listrik tenaga jin.<br />## <br /><br /><br />Salam teman komunitas Sains,<br /><br />Beberapa media meliputi seorang Joko yang lain. Yaitu Joko Sutrisno yang<br />menemukan alat electrolyzer yaitu alat untuk mengelektrolisa air (h2o)<br />menjadi h2 +o2. Hidrogen (h2) hasil elektrolisa tersebut disalurkan ke mesin<br />sehingga membantu menaikan oktan hingga 130 (premium 88; pertamax 94) dan<br />mengefiesienkan proses pembakaran sehingga mampu menekan penggunaan bensin<br />hingga 80-100%. Alat ini terbuat dari botol kecap di mana di bagian bawah<br />terdapat kutub2 listrik tersambung ke aki dan selang untuk mengalirkan h2 ke<br />ruang pembakaran.<br /><br />Saat ini dia sedang membuat mesin yang 100% bahan bakarnya air. Mesin<br />bertenaga air tersebut baru berhasil menjalankan mesin potong rumput.<br /><br />Secara saya ini bukan guru kimia, mohon pencerahan beberapa hal tersebut di<br />bawah ini:<br /><br />1. Apakah elektrolisa air menjadi h2 + o2 bisa dibuat dengan alat<br />sedemikian sederhana? <br />2. Bahayakah mengingat tentunya ruang pembakaran juga menggunakan<br />tekanan dalam proses pembakaran. Apalagi botol kecap dari plastik sebagai<br />sumber h2. Kalo h2 bocor apakah memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia<br />yang ada di sekitarnya (bila terhirup misalnya)?<br />3. Bagaimana prosesnya sehingga air bisa terurai menjadi h2 dan o2?<br />4. Denger2 honda melakukan riset mobil yang menghasilkan air sebagai<br />pembuangan hasil pembakarannya. Alat Joko Sutrisno ini menghasilkan o2<br />selain hasil pembakaran bensin. Bagaimana si kira2 penjelasannya riset Honda<br />tersebut.<br /><br />Segitu dulu deh. Maaf kalo kebanyakan.<br /><br />Rgds,<br />##<br />.<br /> <br />__,_._,___ <br />Di APS tahun 2007 lalu saya pernah lihat presentasi salah satu keynote speaker dari Jepang tentang 'bahan bakar air'. Saya sendiri nggak gitu ngerti apa yang dijelaskan karena Bahasa Inggrisnya ala Jepang banget. Tapi, garis besarnya lumayan dapet lah. Ini sudah direalisasikan di sana bahkan sebelum tahun 1990. Tapi........ biayanya sangat tinggi.<br /><br />Beda Mas, yg dijelaskan orang Jepang di APS 2007 itu bukan bahan bakar air, melainkan bahan bakar hidrogen (fuel cell) yang emisinya air. Sampe-sampe muka dipasang depan knalpot juga gak akan jerawatan :p<br /><br />Kalo Blue Energy kerjaannya pak Joko Suprapto ini kami yakin cuma HOAX belaka. Hati-hati, jangan samakan perpetual machine khayalan ngawurnya Joko Suprapto dengan konsep elektrolisis. Perpetual Machine mustahil untuk diwujudkan sepanjang Anda percaya kekekalan energi, sedangkan elektrolisis itu bisa diwujudkan dan memenuhi kekekalan energi tapi tidak cukup menjadi sumber energi massal karena efisiensi yang rendah.<br /><br />Salam,<br />##<br />Seluk dan Beluknya Blue Energy<br />26 Mei 2008 at 2:13 pm | In Dongeng Geologi, Energi <br />Tags: bbm, blue energy, minyak, synfuel<br />Seorang sahabatku di mailist menyentil sikapku tentang Blue-Energy (versi Indonesia). Bgini katanya :<br /> Pakde RDP yakin Blue energy ini benar bisa aplicable dan masuk akal? Hati-hati loh Pakde kalau memberikan informasi.<br />Air sudah termasuk dalam fase stabilnya dalam kondisi dan temperatur ruangan. kalau ingin mengubahnya menjadi H2, pasti membutuhkan energi listrik yang besar untuk proses elektrolisanya. Proses ini membutuhkan energli listrik besar banget. Apakah mungkin ini diterapkan di Indonesia di mana suplai listrik saja masih byar pet.<br /> "Lah hiya ta, Pakdhe percaya ngga sih ?"<br /> "Percoyo ki soal agama thole, bukan soal beginian !"<br />Seluk dan beluknya baca saja<br />Penasaran membuat aku mimpi !<br />Aku sendiri terkaget-kaget ketika ada berita minyak dibuat dari air atau bahkan disebut-sebut sebagai bahan bakar air, dan bahkan sudah mengundang Presiden SBY untuk "mencicipi"nya. Selain tindakan mencium knalpot ini bukanlah sebuah ujian ilmiah, tetapi justru ini bisa-bisa membahayakan beliau. Kalau sampai terjadi apa-apa yang saya pisuhi duluan mungkin justru paspampres, karena telah melewatkan sebuah kejadian yang membahayakan presidenku !<br />Tapi kepenasaran saya malah membawaku untuk mencoba menjelaskan proses pembuatan "synthethic fuel" ini dari kaca mata ilmiah. Pertanyaan dasarnya, "Apakah mungkin ataukah tidak ?".<br />Akhirnya saya menuliskannya semampunya dengan luas maksudte dengan `panjang kali lebar' . Aku menjelaskan kemungkinan benar bawah synfuel itu bisa dibuat disini Blue Energy - Mimpi masa depan yang sudah terasa di Indonesia !<br />Mengapa saya sampai pada kesimpulan bahwa yang dibuat itu synfuel (Synthetic Fuel) ? Kalau benar, sekali lagi kalau benar, bahwa mesin yang dicium knalpotnya oleh Pak SBY adalah mesin diesel maka yang dimasukkan pastilah Carbon Based Fuel. Minyak bakar dengan dasar Hydrocarbon ! Mestilah ada sesuatu yang dibakar oleh mesin diesel yaitu pemecahan rantai karbon dan hidrogen kan ? Jelas bukan hydrofuel atau sering disebut Fuel Cell. Fuelcell mesinnya berbeda dan aku ndak yakin mesin ini sudah sampai di Indonesia.<br />Dari Blognya pak SBY konfirm tentang synfuel ini, Jadi jangan mikir macem-macem hydrogen-fuel atau bahkan fuel cell ya .<br />Blue Energy atau Minyak Indonesia Bersatu adalah bahan bakar sintetik yang dibuat dari substitusi molekul Hidrogen dan Karbon tak jenuh. Proses pembuatannya sama dengan minyak fosil, namun dengan kadar emisi yang jauh lebih rendah.<br />Ada beberapa metode atau proses reaksi tetapi perhatikan point satu dalam tulisan itu ! Proses ini tanpa pemecahan H20 (bukan water splitting). Tetapi dengan Water gas shift !<br />Synfuel dari Coal Gasification:<br />• Gasification 2C + ½O2 + H2O -> 2CO + H2 <br />• Water gas shift CO + H2O -> H2 + CO2 <br />• F-T reaction CO + 2H2 -> CH2 + H2O <br />• Net reaction 2C + H2O+ ½O2 -> CH2 + CO2<br />Tetapi penjelasan Iswahyudi mengatakan menggunakan elektrolysis ditambah katalis.<br />Selain bercerita tentang Synthetic Fuel aku juga menuliskan bagaimana dongeng terbentuknya minyak secara alamiah disini : Proses pembentukan minyak bumi. Dongeng itu merupakan penjelasan cara alam membentuk minyak bumi yang sakjannya mirip dengan synfuel. Perlu bahan dasar Carbon perlu hidrogen dan perlu panas untuk "memasak".<br />Tulisan inipun masih mengundang petanyaan karena adanya istilah "blue energy" yang ketika di gugling menunjukkan arti yang berbeda-beda. Skali lagi aku coba menuliskannya disini dengan istilah yang "mungkin politis ini". Judul tulsannya ada disini Mengapa SBY menyebut Blue Energy, dan apa yg mungkin menghambat ?<br />Diskusi soal blue energi itupun berkepanjangan, karena tidak adanya "penjelasan ilmiah" dari pihak-pihak yang terkait. Baik Mas jokonya, riset centernya Cikeas, maupun pihak lain yang katanya diaku oleh Mas joko sebagai pihak periset lain yaitu LEMIGAS (lihat wawancara di JawaPOS).<br />Selama ini, dengan siapa Anda bekerja sama?<br />Dengan Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas) dan perusahaan yang bergerak di bidang lab (laboratorium penelitian).<br />Nah ini dia …. Masuk soal duik !<br />Klaim yang dilakukan kubu riset centernya Cikeas ini menyatakan mampu membuat "reaktor" dengan debit 10 liter perdetik dengan harga 3000 rupiah perliter. Tentunya angka 3000 rupiah perliter ini yang bikin penasaran bagi mereka yang bermata warna hijau !! … Pertanyaan soal keekonomian ini akhirnya banyak ditanyakan dan aku tuliskan lagi disini : "Blue Energi", itu Create value ? Disini dengan tanda tanya karena aku skeptis mampu dijual dengan harga 3000Rups/liter. KArena harga energi dasanya saja sudah mahal.<br /> "Halllah sakjane pakdhe mau bilang mustahil tapi ga enak sama temennya ya ?"<br /> "Hust !"<br />Sampai akhirnya Prof Koesoemadinata menjelaskan kelirumologi soal create energy ini disini : Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi . Pak Koesoema tentunya sudah mewanti-wanti ada kemungkinan HOAX dalam issue Blue-energy di Indonesia. Alasan beliau bisa dibaca di tulisan itu.<br /> Akankan Blue-energy tereliminasi ?<br />Nah ketika Pak Joko "ndelik" alias sembunyi ketika "due date" blue energinya gagal di launch tanggal 20 may itu aku kembali menuliskan "impian" itu disini : Akademi Fantasi Energi - Mas Joko tereliminasi ?<br />Nah Pak Jokopun di JawaPOS akhirnya muncul setelah mengaku "sakit" sehingga tidak menemui atau pamit kesiapapun. Bahkan konon katanya undangan Pak SBY pun tidak bisa dipenuhinya. Dan mimpiku inipun jadi sulit "dibangunkan".<br />Skeptic !<br />Apakah aku percaya blue energi ini ?<br />Apapun istilahnya synfuel ini sudah teruji bisa dilakukan ditempat lain, uji saintificnya sudah ada seratus tahun lalu . Hanya yang belum terbukti secara ekonomis bisa dibuat sekelas pabrik atau industri. Apalagi menghasilkan minyak seharga 3000rupiah perliter !<br />Dan aku "skeptis !" untuk hal ini.<br />Dongeng terkait :<br />• Blue Energy - Mimpi masa depan yang sudah terasa di Indonesia ! - [Hot !]<br /><br />• "Blue Energi", itu Create value ? <br />• Mengapa SBY menyebut Blue Energy, dan apa yg mungkin menghambat ? <br />• Proses pembentukan minyak bumi <br />• Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi <br />• Akademi Fantasi Energi - Mas Joko tereliminasi ?<br />##<br />sekedar informasi tambahan, situs yang berhubungan dgn <br />presentasi orang jepang di APS 2007 itu:<br />http://www.haw- system.jp/ English/indexE. html<br /><br />regards,<br />##<br /><br />Salam,<br /> <br />Beberapa informasi yang saya miliki, semoga membantu,sbb:<br /> <br />1.Alat untuk elektrolisa air memang bisa sangat sederhana.<br /> <br />2. Menurut pengalaman, hidrogen berbahaya karena gampang meledak, memiliki flash back yg sangat cepat bila terkena sumber api langsung. Bila kita bikin hidrogen generator sederhana, dan diujung pipa output kita nyalakan api, maka dapat dipastikan tabung hidrogen generator akan meledak.Nyala apipun tidak nampak oleh mata. Dengan kata lain, hidrogen memiliki energi yang cukup besar, tapi handling-nya yang susah, sehingga sampai saat ini kurang populer untuk digunakan sebagai energi source.<br /> <br />Dari pengalaman percobaan yang saya lakukan, hidrogen yg berada dalam botol plastik 400cc akan menimbulkan ledakan seperti ban mobil yang pecah, cukup bikin kaget suaranya, tapi tidak ada kerusakan yg berarti, kecuali botol plastik robek. (saya tidak tahu kalau botol terbuat dari kaca atau besi).<br /> <br />3. Prosesnya ya elektrolisa, ada anoda, katoda, arus listrik, dan biasanya diberikan katalisator agar proses elektrolisa menghasilkan H dan O yang lebih sempurna.<br /> <br />4. Kalau tentang riset honda, saya tidak tahu dengan pasti apa yang mereka lakukan, tapi mungkin bisa dibantu informasinya dengan googling di internet (saya sendiri belum lakukan).<br /> <br />Yang pasti, apa yg dilakukan oleh Joko dari Yogya (bukan Joko Nganjuk) adalah sebuah inovasi yang dapat saya kategorikan 'membantu'. Dari informasi yang saya dapat, dan dengan menggunakan sedikit imajinasi, saya membuat alat serupa dan sudah memasangkan pada kendaraan motor Yamaha Vega R, dan merasakan perbedaan yang cukup signifikan (bensin dapat irit 20% - 25%). Perlu sedikit percobaan tambahan (kulik2 supply bensin dan udara pada motor)untuk menghasilkan tingkat keiritan yang optimal (konon bisa mencapai 40%). Dan perlu percobaan jangka panjang untuk mengetahui efek samping dari penggunaan alat ini terhadap mesin, pemakaian aki sebagai sumber listrik, dan/atau efek lainnya.<br /> <br />Sebagai tambahan; alat pak Joko dari Yogya hanya bisa di mesin motor 4 tak, dan tidak bisa di motor mesin 2 tak. Kalau untuk mobil bensin dan/atau solar, saya juga belum tahu. Tapi saya juga ingin mencobanya di mobil saya dalam waktu dekat ini.<br /> <br /> <br />Semoga membantu,<br />##<br /><br />Koran di adu dengan koran<br />biar koran lariss manis :D<br /><br />Dari koran TEMPO<br /><br />UGM Anggap Proyek Joko Suprapto Penipuan <br />Posted by: "Reporter Milist" reportermilist@ gmail.com <br />reporter_milist <br />Wed May 28, 2008 8:01 pm (PDT) <br />Kamis, 29 Mei 2008<br />UGM Anggap Proyek Joko Suprapto Penipuan<br /><br />Rektor sempat tertarik dan ingin membeli.<br /><br />*YOGYAKARTA* - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, mereka <br />sempat<br />diminta membiayai proyek energi alternatif oleh kelompok Joko <br />Suprapto dan<br />kawan-kawan senilai Rp 3 miliar. Namun, setelah melakukan beberapa <br />pertemuan<br />dan menelusuri latar belakang kelompok ini, UGM menyimpulkan proyek <br />yang<br />ditawarkan itu merupakan upaya penipuan.<br /><br />"Kami puas UGM tidak tertipu," kata Kepala Pusat Studi Energi UGM <br />Sudiartono<br />kepada *Tempo* kemarin. Meski begitu, UGM tidak sampai melaporkan <br />kepada<br />pihak kepolisian ihwal penipuan tersebut.<br />..........<br />dst<br /><br />Maap bukan ingin bermaksud menjadikan milis ini<br />untuk desas-desus, yg penting adalah jangan percaya koran :D<br /><br />Salam<br />#<br />sepertinya koq agak hoax nih, untuk elektrolisa air jadi H2 an O2 sih nggak susah, diperlukan tegangan DC dan sedikit keasaman dalam airnya agar elektrolisa bisa jalan .... pake botol kecap bisa aja tapi nampung H2 dibotol kecap???.... masukan H2 ke ruang pembakaran?? ?? <br /><br />kalo mesin potong rumput tenaga air bisa jalan, pastinya dia perlu sumber listrik yg besar..... kayaknya belum ada efisiensi yg bisa secara komersil meggunakan air sebagai bahan bakarnya ....menghasilkan H2 untuk dibakar pada motor bakar dan menjalankan mesin potong rumput akan butuh daya listrik yg lebih besar dari pada mengunakan daya listrik tersebut pada motor listrik yg langsung menggerakan roda mesin tersebut<br /><br />Kalo mesin Honda disebut hybrid, browsing aja di google atau wikipedia jelas koq. <br /><br />----- Original Message ----- <br />From: Jaha Nababan <br />To: sains@yahoogroups. com <br />Sent: Thursday, May 29, 2008 3:27 PM<br />Subject: [sains] Joko yang satu lagi [was: Misteri Blue Energy]<br /><br />Salam teman komunitas Sains,<br /><br />Beberapa media meliputi seorang Joko yang lain. Yaitu Joko Sutrisno yang<br />menemukan alat electrolyzer yaitu alat untuk mengelektrolisa air (h2o)<br />menjadi h2 +o2. Hidrogen (h2) hasil elektrolisa tersebut disalurkan ke mesin<br />sehingga membantu menaikan oktan hingga 130 (premium 88; pertamax 94) dan<br />mengefiesienkan proses pembakaran sehingga mampu menekan penggunaan bensin<br />hingga 80-100%. Alat ini terbuat dari botol kecap di mana di bagian bawah<br />terdapat kutub2 listrik tersambung ke aki dan selang untuk mengalirkan h2 ke<br />ruang pembakaran.<br /><br />Saat ini dia sedang membuat mesin yang 100% bahan bakarnya air. Mesin<br />bertenaga air tersebut baru berhasil menjalankan mesin potong rumput.<br /><br />Secara saya ini bukan guru kimia, mohon pencerahan beberapa hal tersebut di<br />bawah ini:<br /><br />1. Apakah elektrolisa air menjadi h2 + o2 bisa dibuat dengan alat<br />sedemikian sederhana? <br />2. Bahayakah mengingat tentunya ruang pembakaran juga menggunakan<br />tekanan dalam proses pembakaran. Apalagi botol kecap dari plastik sebagai<br />sumber h2. Kalo h2 bocor apakah memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia<br />yang ada di sekitarnya (bila terhirup misalnya)?<br />3. Bagaimana prosesnya sehingga air bisa terurai menjadi h2 dan o2?<br />4. Denger2 honda melakukan riset mobil yang menghasilkan air sebagai<br />pembuangan hasil pembakarannya. Alat Joko Sutrisno ini menghasilkan o2<br />selain hasil pembakaran bensin. Bagaimana si kira2 penjelasannya riset Honda<br />tersebut.<br /><br />Segitu dulu deh. Maaf kalo kebanyakan.<br /><br />Rgds,<br /><br />Jaha Nababan<br /><br />-----Original Message-----<br />From: sains@yahoogroups. com [mailto:sains@yahoogroups. com] On Behalf Of<br />Satria Dharma<br />Sent: Thursday, May 29, 2008 12:42 PM<br />To: center; milis sains; Milis Istiqamah; sdislam; keluarga unesa; Edukasi<br />Guru; milis stikom; SMK Airlangga; dik menjur; Dikbud<br />Subject: [sains] Misteri Blue Energy<br /><br />28/05/2008 12:17 WIB<br />Misteri Blue Energy<br />Joko Suprapto Cs ke UGM Pamer 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin'<br />Bagus Kurniawan - detikcom<br /><br />Yogyakarta - Joko Suprapto mendadak terkenal setelah blue energy yang<br />digagasnya tidak sukses, meski orang-orang lingkaran Presiden SBY<br />menindaklanjutinya. Joko yang saat ini sakit keras, ternyata juga<br />pernah mendatangi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2005-2006.<br />Joko dan kelompoknya memamerkan 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin.'<br /><br />Saat itu, Joko dan rombongan yang berjumlah 8 orang diterima pertama<br />kali oleh Rektor UGM saat itu, Prof Sofyan Effendi di rumah dinas<br />rektor. Joko dan rombongan ini dibawa oleh teman Sofyan Effendi dari<br />Magelang. Dalam pertemuan itu, hadir juga Kepala Pusat Studi Energi<br />(PSE) UGM Sudiartono, staf PSE Kusnanto, dan Wakil Rektor Bidang<br />Kemahasiswaan Dr Chairil Anwar.<br /><br />"Yang paling banyak bicara saat itu adalah Purwanto, sedang Joko<br />Suprapto tidak pernah ngomong sama sekali," kata Sudiartono saat<br />ditemui detikcom di kantor PSE UGM, Sekip Yogyakarta, Rabu (28/5/2008).<br /><br />Joko cs memperlihatkan temuannya mengenai sebuah pembangkit tenaga<br />listrik. Intinya, menurut Sudiartono, dalam pertemuan itu mereka<br />meminta agar UGM memberikan surat pengakuan atas penemuan sebuah alat<br />pembangkit listrik atau trafo berkapasitas 25 Kilo Watt yang mereka<br />temukan.<br /><br />Bagaimana alat yang ditemukan Joko cs? Alat itu berbentuk seperti<br />almari kecil dan portabel. Namun, kotak seperti almari itu memang aneh.<br />Kotak itu diberi nama kotak ajaib dan tersegel rapat. Di bagian pojok<br />kotak diklem, sehingga tidak bisa dibuka.<br /><br />Joko Suprapto dan Purwanto Cs pun menjelaskan dan mendemokan alat<br />tersebut. "Mereka bilang kotak ajaib. Hanya menggunakan 4 buah baterai<br />kecil dan ada lampu (+/- 60 Watt), serta panel surya. Kata Purwanto,<br />alat itu merupakan pembangkit listrik berkapasitas 25 Kilo Watt," kata<br />dia.<br /><br />Sofyan Effendi sempat tertarik dengan alat itu dan berniat membelinya<br />untuk keperluan listrik di perumahan UGM. "Tapi, mereka tidak<br />membolehkan, " kata Tono, panggilan akrab Sudiartono.<br /><br />Dalam pertemuan itu, Tono menanyakan kepada mereka, apakah di dalam<br />kotak ajaib itu ada accu dan inverter. Tapi, mereka menjawab tidak ada.<br />"Kemudian saya tanya lagi berapa jam lampu akan menyala, dia jawab<br />selamanya. Dari sini saya tidak percaya dengan kotak ajaib ini karena<br />menyalahi hukum kekekalan tenaga," ujar Tono.<br /><br />Pertanyaan-pertanya an lain seputar pembangkit listrik juga disampaikan<br />kepada Joko Suprapto dan Purwanto Cs. Tapi, mereka kesulitan memberikan<br />jawaban secara ilmiah. Akhirnya, pihak UGM sempat bergurau menanyakan<br />jangan-jangan temuan mereka itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Jin.<br /><br />"Mereka jawab tidak. Kemudian saya sempat bertanya di mana workshop<br />kota ajaib, mereka bilang di Surakarta Jalan Serengan," kata Tono.<br />Singkat cerita, setelah pihak UGM mengeceknya ternyata alamat yang<br />mereka berikan adalah palsu. Akhirnya, UGM pun tidak memberikan surat<br />pengakuan terhadap penemuan Joko Suprapto cs hingga sekarang. ( bgs /<br />asy )<br /><br />[Non-text portions of this message have been removed]<br /><br />[Non-text portions of this message have been removed]<br />__._,_.___ <br />Messages in this topic (5) Reply (via web post) | Start a new topic <br />Messages | Database | Calendar <br />Untuk mengubah status keanggotaan<br />Akses milis lewat web kirim email kosong: sains-nomail@yahoogroups.com<br />kembali menerima email secara rutin: sains-normal@yahoogroups.com<br />merubah ke digest: sains-digest@yahoogroups.com<br />keluar dari keanggotaan milis: sains-unsubscribe@yahoogroups.com<br />MARKETPLACE<br />Blockbuster is giving away a free trial of Blockbuster Total Access to smart movie lovers like you. <br /> <br />Change settings via the Web (Yahoo! ID required) <br />Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional <br />Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe <br />Recent Activity<br />• 3<br />New Members<br />Visit Your Group <br />Need traffic?<br />Drive customers<br />With search ads<br />on Yahoo!<br />Best of Y! Groups<br />Check it out<br />and nominate your<br />group to be featured.<br />Check out the<br />Y! Groups blog<br />Stay up to speed<br />on all things Groups!<br />.<br /> ##<br /><br />Ya, setuju dengan Mas Elegante.<br /><br />Janganlah sengsarakan rakyat dengan mimpi-mimpi fatamorgana pseudoscience. Seolah memberi harapan, padahal 100% penipuan.<br /><br />Silakan rekan-rekan periksa berita terbaru:<br /><br />Penilaian UGM: Kelompok Joko Suprapto CS adalah Penipu<br /><br />Joko Suprapto CS Bawa Bahan Bakar Air, UGM Tak Tanggapi<br /><br />Mistery Blue Energy: Presiden Harus Bersihkan Penipu dari Istana<br /><br /><br />Salam,<br />##<br /><br />Iya,betul,jd emisinya gas H20.Btw,sbnrny siapa sih Joko ini?Sy br tau kbr ttg Blue Energy Rabu siang,soalny g suka nonton TV dan g smpt bc koran akhir2 ini.<br /><br />102 FisikaMania ITB wrote: <br />> Beda Mas, yg dijelaskan orang Jepang di APS 2007 itu bukan bahan bakar air, melainkan bahan bakar hidrogen (fuel cell) yang emisinya air. Sampe-sampe muka dipasang depan knalpot juga gak akan jerawatan :p Kalo Blue Energy kerjaannya pak Joko Suprapto ini kami yakin cuma HOAX belaka. Hati-hati, jangan samakan perpetual machine khayalan ngawurnya Joko Suprapto dengan konsep elektrolisis. Perpetual Machine mustahil untuk diwujudkan sepanjang Anda percaya kekekalan energi, sedangkan elektrolisis itu bisa diwujudkan dan memenuhi kekekalan energi tapi tidak cukup menjadi sumber energi massal karena efisiensi yang rendah. Salam, Komunitas 102 FisikaMania Program Studi Fisika ITB http://102fm- itb.org Timmy Siahaan <timmy_fisika_ ugm@yahoo. com> wrote: Di APS tahun 2007 lalu saya pernah lihat presentasi salah satu keynote speaker dari Jepang tentang 'bahan bakar air'. Saya sendiri nggak gitu ngerti apa yang dijelaskan<br />karena Bahasa Inggrisnya ala Jepang banget. Tapi, garis besarnya lumayan dapet lah. Ini sudah direalisasikan di sana bahkan sebelum tahun 1990. Tapi........ biayanya sangat tinggi. Asis Pattisahusiwa <asisphysic04@ gmail.com> wrote: kami pernah melakukan experiment mengenai baterai laut, dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber listrik. hasilnya lumayan, dapat menyalakan sebuah lampu walaupun arus yang dihasilkan<br />> sangat kecil. apakah ada yang pernah memanfaatkan air laut menjadi sumber energi? gimana hasilnya? terima kasih. Asis Pattisahusiwa Pada 26 Mei 2008 16:33, sigit b.darmawan < radubis@yahoo. com > menulis: Adakah yang bisa menjelaskan tentang Blue Energy yang dihebohkan oleh media beberapa hari ini? Djoko Suprapto mampu memproses air menjadi bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan bermotor. Bisakah H2O diurai menjadi energi? Terima kasih Sigit _<br /><br />##<br /><br />Wah yang paling mudah untuk memanfaatkan air laut sebagai bahan energi adalah dengan Gelombang nya.......kalau di pantai selatan cocok sekali, selain untuk menahan abrasi pantai, gelombang/ tidalnya bisa dimanfaatkan untuk energi gelombang laut, <br />Ocean Energy memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang laut dengan membuat oscilating water column yang mengapung di atas sebuah ponton dengan dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel transmisi menuju ke daratan. <br /><br />Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu tempat dengan iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk melakukan riset dan pengembangan. <br /><br />Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang berfungsi untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah. <br /><br />Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut. <br /><br />Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari overspeed.<br /><br />kalau ini bukan HOAX<br /><br />Salam <br /><br />NOVIYANTO<br />http://www.globalwa rmingindonesia. org<br />globalwarming_ indonesia- subscribe@ yahoogroups. Com<br />##<br /><br />Kalau ini HOAX, saya bingung juga nih.. karena yang saya coba di motor yamaha vega R, mesin mengalami perubahan performa (meningkat), dan pemakaian bahan bakar irit kira-kira 20% sampai 25%.. Saya sedang cari dasar teori, dan alasan ilmiahnya.. mungkin ada yg bisa bantu?<br /><br />##<br />Elektrolisis Air emang sudah pernah kita coba <br />dalam experimen waktu dibangku SMP<br />dan jelas gas H2 bisa terbakar kalo dikasih api.<br /><br />Jika Air bisa menjadi bahan bakar<br />maka dengan jelas bumi kita akan hangus dari jaman bahelak<br /><br />Mangkanye sejak pembodohan pertama muncul penemuan Joko - Nganjuk<br />saya tetep bersikukuh itu adalah bohong2an <br />walo itu berita dr kantor presiden atao koran2 terkemuka<br /><br />Adapun percobaan Sodara Harris, akan saya jelasin sbb:<br />1. memang dalam sistem sepeda motor terdapat<br />pemborosan energi pada pengisian Aki, dan percobaan yg<br />anda lakukan kemungkinan memperkecil pemborosan itu.<br />Kalo tidak salah saya pernah ukur pengisian aki itu <br />arusnya adalah ± 1 ampere * 12 V = 12 Watt.<br />Nah kalo daya 12 Watt itu di buat metabolisme <br />sedemikian menjadi daya dorong pada mesin, tentu akan<br />tambah efisien pemakaian bahan bakarnya.<br /><br />2. kalo efisiensinya bisa mencapai 20% - 25% itu ngitungnya<br />dari mana? ... saya pikir kalo dengan cara ini ga bakal mencapai<br />peningkatan 10 %,... soalnya daya Vega R khan sekitar 10 daya kuda<br />yah ± 7000 Watt lah taro lah yg dipake 1200 Watt,.... kalo cuma <br />ditambah 12 Watt? ya ± 1%<br /><br />3. tentu pada aplikasinya akan ribed ngisi air + bersih2<br />karena akan banyak lumut ato mineral2 yg menjadi sandungan.<br /><br />Mungkin itu yg bisa saya utarakan,<br /><br />Saya juga sedang dalam percobaan meningkatkan<br />efisiensi kerja mesin pada motor Nouvo<br />naik efisiensi jadi ±50%<br />dulu 4 liter bensin premium bisa untuk 150 km<br />sekarang 4 liter bensin bisa untuk 210 km lebih<br />cuma dengan konsep thermo-dinamika P = V * T<br />ga da penghemat / barang2 konsumable apapun.<br />Saya akan tetap berusaha agar 4 liter bisa untuk 280km<br /><br />Salam Percobaan :D<br /><br />D Bey<br />##<br /><br />Pak Harris, <br /><br />apa bener yamaha vega bapak pake campuran hidrogen??? masukan H2 nya gimana???? <br /><br />Zaenal<br />##<br /><br />Saya membuat tabung elektrolisa, dan hasil dari elektrolisa saya masukkan keruang pembakaran melalui percabangan yang saya buat pada saluran angin pembuka saluran bensin pada mesin motor (tehnisi mesin yg saya kenal mengistilahkannya dengan membran luar).<br /> <br />Penjelasan dan foto lebih detail akan saya kirim kan pada bapak untuk mendapatkan gambaran lebih detail.<br /> <br />mohon koreksi bila ada pendapat lain<br /> <br /> <br />Salam<br />##<br /><br />Wah, hebat tuh, kalau bisa mengiritkan bensin sampai angka 50%.<br /> <br />Saya rasa, kita coba saja dengan apa yang kita yakini sebagai sebuah langkah baru percobaan. mana nanti yg berhasil, mungkin kita bisa sharing satu sama lain.<br /> <br />Soal percaya atau tidak, sia-sia atau tidak sebuah percobaan, baru ketahuan setelah dicoba. Dan saya rasa, bukan air yang bisa terbakar, tapi air sebagai alternatif bahan untuk mendapatkan hidrogen.<br /> <br />Seingat saya: hidrogen sudah dimanfaatkan orang untuk bahan bakar. (bahan bakar pesawat ulang alik columbia?)<br /> <br />Saya mendapatkan hasil penghematan pemakaian BBM, berdasarkan uji coba langsung yg masih sangat sederhana, yaitu: motor diuji untuk berjalan Semarang - yogya PP, dan Semarang - Pekalongan PP, dari sana baru dihitung perkiraan penggunaan. Saya menyadari masih banyak faktor yang bisa membuat bias perhitungan penghematan (idle stationer, macet, orang nyebrang, dll).<br /> <br />Penghematan bukan terjadi pada pemakaian aki, karena listrik 'bisa diambil dari hasil kerja dinamo pada motor, sebelum 'pengatur listrik yang masuk ke aki' (saya gak tau istilah tehniknya)<br /> <br />Saat ini saya dibantu teman2 yang mau dan perduli dengan uji coba saya, untuk membuat dasar teori dan perhitungan (diatas kertas) atas penggunaan hidrogen sebagai 'penghemat' atau 'penambah tenaga' pada motor.<br /> <br />Modal saya hanya mau mencoba. Gagal atau berhasil, urusan berikutnya. (kadang2 saya bingung juga dengan fenomena hasil yang didapat dari percobaan)<br /><br />Tapi yang jelas, Joko yang satu ini memang menawarkan sesuatu yang saya (sudah) coba... dan bukan HOAX.<br />##<br />pak Haris terima kasih fotonya, tanya sedikit lagi kalo keluaran dinamo itu udah di cek AC apa DC?? <br /><br />Zaenal<br />##<br /><br />Pak Zaenal, keluarnya AC.<br />##<br /><br />Pak Zaenal, keluarnya AC, tapi kalau diamati di foto, kelihatan kok ada dioda tambahan yg terpasang untuk mengubah jadi DC, sebelum masuk ke tabung... :)<br />##<br /><br />kalo gitu kemungkinan besar percobaan anda salah pak Harris, setau saya arus AC nggak bisa untuk mengelektrolisa, harus DC, regulated akan lebih efisien.... lagi pula apakah sudah pernah di coba berapa banyak H2 yg di hasilkan dari botol anda... kalo bisa di pastikan volume H2 yg dihasilkan maka bisa lebih dipertangungjawabka n hasilnya .<br />##<br /><br />Pak Zaenal Yang baik,<br /> <br />Coba bapak baca email bapak dulu dengan baik. Bapak tanya, saya jawab. Bapak tanya apakah keluarnya AC atau DC.. saya jawab AC. Lalu sengaja saya mengirimkan email satu lagi yang menerangkan bahwa hasil dinamo itu saya ubah menjadi DC dengan menggunakan dioda, sebagai penyearah.<br /> <br />Apakah betul saya tambahkan dioda? Bapak bisa lihat dan perhatikan baik2 pada foto yang saya kirim. Disana tampak ada tambahan dioda dan lampu sebagai indikator (jangan tanya indikator apa ya)<br /> <br />Kalau bapak hanya ingin mengatak an apakah percobaan saya salah atau benar.. Saya tidak keberatan untuk itu, karena hak bapak untuk mengatakan itu. Dan yang saya cari sebenarnya bukan masalah salah atau benar. Bila bapak memiliki pengetahuan yang lebih baik dari saya, alangkah lebih baiknya bila bapak berbagi. <br /> <br />Kalau bapak tanya dan hasil jawaban itu membuat bapak melakukan judgment salah benar, saya melihat kemiripan bapak dengan dosen2 saya dulu waktu kuliah. Coba bapak terangkan dengan pengetahuan bapak: Mengapa hidrogen tidak bisa menghemat bahan bakar? Coba bapak jelaskan secara teori kepada saya bagaimana landasan teorinya? Apakah bapak sudah pernah coba?<br /> <br />Seperti yang pernah saya jelaskan dalam email terdahulu, bahwa percobaan saya berdasarkan informasi yang saya terima, dan keinginan untuk mencoba. Dan saya mengembangkan semampu saya, berdasarkan 'belanja' ilmu dari sana sini. Disiplin ilmu saya bukan tehnik, saya hanya peminat saja, yang kebetulan punya waktu luang untuk coba sana sini.<br /> <br />Kalau bapak mempertanyakan berapa besar hidrogen yang dihasilkan, saya sudah menghitung bahwa itu kecil sekali (saya juga sedang mencoba dengan elektroda yang memiliki penampang berbeda). Yang jelas, berdasarkan hitungan dengan asumsi elektrolisa sempurna, gas hidrogen yang dihasilkan kurang lebih hanya 0,02 gr/sec. Perhitungan didapat dari asumsi elektrolisa sempurna 1 mol air, diubah jadi gas dalam waktu berapa lama, berapa energi yg diperlukan untuk mengubah itu, dan mengkonversi hitungan ke "berapa gas yg dihasilkan dalam 1 sec" . Dan bila perlu ditambahkan bahan kimia lain yg bisa menaikkan produksi hidrogen hingga 4 kali lipat? (penjelasan rinci tidak akan saya jelaskan dalam email ini, karena saya juga sedang melengkapi wawasan saya dengan pengaruh jenis elektroda, luas penampang elektroda dll.). Apakah itu bisa menggantikan bensin sekian cc ? itu juga yang sedang saya pertanyakan. Apakah lebih murah? Apakah lebih sulit? Apakah<br />berdaya guna?<br /> <br />Yang mengherankan, kenapa hidrogen yang sedemikian kecil tersebut bisa merubah performa mesin motor? Ini yang sedang saya cari. Kenapa bisa irit? Ini juga yang sedang saya cari. Irit di motor memang sulit sekali di deteksi, karena perbandingan bensin : jarak tempuh, sangat besar (kalau gak coba luar kota, memang sulit deteksinya). Ditambah lagi faktor waktu tempuh, hambatan dijalan, dan lain sebagainya.<br /> <br />Dan dengan email ini, saya mau akhiri aja lah debat soal 'joko yang satu lagi'. Kayaknya gak guna dan gak bantuin.<br /> <br /> <br />Salam<br />##<br /><br />Berikut ini artikel yang saya peroleh dari milis lain. You might enjoy it as I do.<br />Salam<br />Satria<br />NB : Hati-hati, ada dua Djoko di 'blue energy', Djoko Suprapto dan Djoko Sutrisno.<br /><br />Hydrotech Hemat BBM 40%, Mau coba?<br /><br />Kisah Djoko Suprapto, warga Nganjuk (Jatim) penemu bahan bakar air<br />(BBA), berikut misteri dan bumbu-bumbu bombastisnya, berakhir<br />antiklimaks. Gara-gara sempat menghilang, diberitakan stres, dan batal<br />mempresentasikan karyanya di depan Presiden SBY, Djoko telanjur<br />menyandang stigma bahwa karyanya itu hanya bohong-bohongan.<br />Terlebih lagi sejumlah peneliti di BPPT dan UGM menyerang dengan<br />berbagai argumentasi, lantaran Djoko enggan diuji untuk membuktikan<br />temuan blue energy atau banyu geni yang menghebohkan itu. Heboh BBA pun<br />mengusik seorang dosen ITB menulis artikel di media ternama, yang<br />intinya menyatakan bahwa dari sisi hukum termodinamika, air tidak akan<br />bisa menjadi bahan bakar.<br /><br />Benarkah? "Benar, kalau yang dipakai adalah air. Tapi kalau air diubah<br />menjadi hidroxy (HHO) monoatomic dengan proses elektrolisa, dia menjadi<br />energi. Hidroxy ini energinya tiga kali lipat bensin," kata Hindarsono<br />Susantio (46), pehobi mesin yang merancang alat BBA sejak empat tahun<br />lalu.<br /><br />Hindarsono tidak sedang cari sensasi, numpang tenar, apalagi latah.<br />Bagi dia, penggunaan gas hidroxy dari air untuk bahan bakar bukanlah hal<br />baru. "Ini teknologi kuno, dipatenkan tahun 1920, digunakan utk<br />mengelas, mendinginkan ruangan, dan bahan bakar mesin, seperti mobil dan<br />genset," ujarnya kepada Investor Daily.<br /><br />Hindar merancang alatnya karena 'dendam' di masa lalu yang suka<br />memboroskan BBM. Dia getol off-road di pedalaman Sumatera dua kali<br />setahun menggunakan mobil Discovery yang rakus BBM. Lulusan IPB jurusan<br />Agronomi ini merancang alatnya begitu sederhana. Konfigurasi alat ini<br />terdiri dua tabung plastik berkapasitas satu liter yang di dalamnya<br />berisi kumparan. Kumparan ini menggunakan magnetic vortex yang<br />menguraikan air menjadi gas hidroxy dan oksigen monoatomic. Gas hidroxy<br />lantas dialirkan ke ruang bakar mesin (combustion chamber) menggunakan<br />selang. Hanya sesimpel itu. Alat ini selain berfungsi sebagai<br />katalisator untuk menghemat penggunaan BBM, gas hidroxynya sekaligus<br />untuk campuran bahan bakar. Artinya, bensin atau solar tetap sebagai<br />bahan bakar utama.<br /><br />Meski sederhana, toh teknik ini perlu mengombinasikan tiga keahlian<br />ilmu. Pertama adalah ilmu kimia untuk proses elektrolisa. Kedua adalah<br />ilmu otomotif. Sebab, gas hasil elektrolisa yang dialirkan ke mobil<br />mesti disesuaikan dengan putaran mesin dan volume<br />ruang bakar. Nah, ilmu ketiga adalah elektro. Kombinasi ketiganya<br />dibutuhkan untuk memperoleh takaran yang pas sehingga diperoleh<br />efisiensi BBM yang tinggi.<br /><br />Hindarsono menamai Hydrotech untuk alat portabel generator hidroxy itu.<br />Hydrotech yang dibanderol Rp 1,5 juta/unit itu telah dipatenkan. Alat<br />ini mudah dipasang di mobil, khususnya buatan Jepang, yang masih<br />menyisakan cukup space di ruang mesin.<br />Hemat 40%<br /><br />Untuk membuktikan alat rancangannya, Hindar mengajak Investor Daily<br />untuk test drive. Uji coba dilakukan mulai dari ujung tol BSD Serpong,<br />lewat tol Simaputang, tol Jagorawi, dan Sentul Bogor pulang-pergi dengan<br />jarak 130 km. Sebelum start, kijang Innova transmisi matic diisi<br />premium penuh di SPBU. Jalanan ramai-lancar, sehingga kecepatan<br />rata-rata hanya 67 km per jam. Mobil Hindar dilengkapi global<br />positioning system (GPS) dan trip meter yang terkomputerisasi.<br /><br />Sekembalinya di ujung tol BSD, mobil diisi penuh premium lagi.<br />Ternyata, untuk jarak 130 km, Innova yang dipasangi Hydrotech itu hanya<br />mengonsumsi premium 9,9 liter. Itu artinya, satu liter bisa menempuh 13<br />km. Padahal, konsumsi normal (tanpa alat) Innova matic di tol paling<br />hanya 1 banding 8-9 (satu liter 8-9 kilometer). Itu berarti<br />ada penghematan BBM 40% lebih. Hebatnya lagi, emisi gas buangnya jauh<br />lebih bersih. Saat di tes di Auto 2000, emisi gas karbon monooksida (CO)<br />hanya 0,09. Normalnya<br />1,2. Angka itu bahkan lebih bagus saat mobil masih baru dua tahun lalu<br />sebesar 0,14. "Mobil saya sampai dirubung para teknisi Auto 2000 yang<br />terheran-heran, " cerita Hindar.<br />Hindar berpromosi, Hydrotech tahan lama dan satu liter air bisa dipakai<br />untuk dua bulan. Satu liter air menghasilkan 1.800 liter gas hydroxy.<br />Jika habis, air tinggal ditambah.<br />Sejauh ini, Hindar masih menawarkan produknya secara terbatas kepada<br />para kolega. Tapi Telkom berencana memesan alatnya untuk 500 armada<br />kendaraan yang dimiliki. "Mereka mau uji coba sebulan dulu," ungkapnya.<br /><br />Bila sudah berkembang, Hindar akan launching Hydrotechnya dalam waktu<br />dekat. Paling tidak ini bisa mendorong pemerintah atau peneliti lain<br />agar bisa menyempurnakan teknik ini. Bila saya yang mengembangkan sambil<br />lalu saja menghasilkan alat yang bisa menghemat BBM 40%, mestinya para<br />ahli bisa lebih hebat," tuturnya. (hg)<br /><br />SUARA PEMBARUAN DAILY<br />Bahan Bakar Air, Kenapa Tidak?<br />[K] eputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sampai<br />28,7 persen membuat resah masyarakat, terutama kalangan menengah ke<br />bawah. Sebab, efek domino dari kenaikan harga BBM tersebut, sangat luar<br />biasa.<br /><br />Walau ada bantuan langsung tunai (BLT) Rp 300.000 untuk tiga bulan ke<br />depan, tetap saja tak menyelesaikan masalah. BLT malah dipelesetkan<br />menjadi beban langsung terasa, dan itulah kenyataan hidup yang dirasakan<br />rakyat kecil.<br /><br />Kenaikan harga BBM, mungkin tidak menjadi beban berat bagi kalangan atas<br />yang memiliki kendaraan banyak. Sebaliknya, bagi masyarakat kecil<br />dampaknya sangat buruk, termasuk naiknya biaya transportasi kendaraan<br />angkutan umum.<br /><br />Masyarakat kecil yang memiliki motor pun merasakan beban berat dengan<br />kenaikan harga BBM tersebut. Namun, di tengah keresahan itu, muncul<br />sebuah harapan yang diharapkan bisa menjadi solusi baru bagaimana<br />menghemat BBM yang mahal, yakni dengan menggunakan air. Mungkinkah BBM<br />digantikan bahan bakar air (BBA)?<br /><br />Joko Sutrisno warga Jl HOS Cokroaminoto No 76 Yogyakarta, telah<br />menemukan solusi mahalnya BBM itu dengan hydrogen generator. Sebuah<br />tabung elektrolizer plastik berisi air murni atau aquades, dilengkapi<br />dengan elektrodae (berbahan stainless stell) dan diode atau reley (pada<br />mobil), difungsikan sebagai pengubah molekul hidrogen menjadi energi.<br />Melalui proses elektrolisa pengatur tekanan menuju manifold (kran<br />plastik), sistem pembakaran mesin akan mendekati sempurna.<br /><br />Alat itu bukan bertujuan membuat irit bahan bakar, namun justru<br />dijadikan bahan mengganti premium maupun solar. Untuk ke depannya, Joko<br />akan memaksimalkan penggunaan air atau sehingga motor akan 100 persen<br />melaju dengan tenaga hydro.<br /><br />Bukan Mimpi<br /><br />Temuan Joko Sutrisno itu bukan mimpi. Faktanya, setiap hari puluhan<br />mobil dan motor antre di rumahnya, yang minta agar alat sederhana<br />ciptaannya dipasang pada kendaraan mereka. Harganya pun tidak mahal,<br />yakni Rp 75.000 untuk motor dan Rp 150.000 untuk mobil, dan proses<br />pemasangannya pun tak berbelit-belit, paling lama setengah jam.<br /><br />Bahkan, Sutrisno sendiri mengaku telah menggunakan alat itu pada mobil<br />pribadinya selama dua tahun. "Saya uji coba dengan mobil saya sendiri<br />dan sudah berlangsung 2 tahun tanpa masalah, meski dulu saya sering<br />dikatai orang gila," katanya.<br /><br />Aktivis Gerakan Masyarakat Cinta Air (GMCA) V Kirjito Pr yang juga Romo<br />Gereja Paroki Santa Maria Lourdes, Desa Sumber, Kecamatan Dukun,<br />Yogyakarta, juga mengakui karya Joko Sutrisno yang juga umatnya itu.<br />Kiranya perlu makin kita kenali bahwa pada dasarnya Air itu amat "baik"<br />pada kita. Lebih-lebih jika dalam hati dan pikiran kita tidak ada sikap<br />negatif terhadap Air. Karena Air itulah unsur pokok kehidupan,'' kata<br />Kirjito seperti dimuat situs GMCA ini.<br /><br />Menurut Kirjito, pemanfaatan molekul hidrogen melalui proses elektrolisa<br />untuk meningkatkan pembakaran sangatlah mudah. Dan hasilnya, pembakaran<br />mendekati sempurna. Maka jika diaplikasikan pada mobil atau motor tenaga<br />meningkat drastis, suara mesin sangat halus, sisa gas buangnya bersih<br />dan irit bahan bakar.<br /><br />Joko sendiri yang berjanji pada bulan Desember 2008, penelitian<br />lanjutannya akan selesai, yakni motor dapat beroperasi 100 persen dengan<br />air. Bagaimana dengan Anda?<br /><br />Harapan LIPI<br /><br />Persoalan air menjadi bahan bakar memang bukan hal yang baru. Menurut<br />Kepala Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia<br />(LIPI), Prof Dr Achiar Oemry, informasi tentang air menjadi bahan bakar<br />sudah lama ada di luar negeri seperti di Jepang dan India.<br /><br />"Secara teori air menjadi bahan bakar memang bisa diwujudkan dan<br />dipertangungjawabka n. Yakni dengan mengurai air menjadi hidrogen," ujar<br />Achyar kepada SP di Jakarta Selasa (27/5).<br /><br />Achiar Oemry mengatakan, air bisa menggantikan fungsi BBM untuk<br />menggerakkan kendaraan. Oemry menjelaskan, air yang memiliki rumus kimia<br />H2O mengandung dua unsur molekul, yakni hidrogen (H) dan oksigen (O).<br />Dengan menggunakan mekanisme pemisahan yang sangat sederhana, molekul<br />hydrogen dapat dipisahkan dari air yang kemudian digunakan sebagai bahan<br />bakar utama untuk menggerakkan kendaraan.<br /><br />"Penggunaan bahan bakar hidrogen bukanlah hal yang baru ditemukan.<br />Penemuan itu sudah lama. Pesawat ulang alik saja menggunakan bahan bakar<br />ini," katanya.<br /><br />Oemry yang juga Ketua Konsorsium Fuel Cell Indonesia mengemukakan, sudah<br />ada beberapa negara yang mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan<br />ini, seperti Tiongkok dan Jepang. Bahkan kedua negara tersebut, sudah<br />melakukan ekspor kendaraan yang didesain menggunakan bahan bakar<br />hidrogen.<br /><br />Mengomentari adanya temuan-temuan masyarakat mengenai bahan bakar air<br />akhir-akhir ini, Oemry mengaku, secara pribadi mendukung hal tersebut<br />meskipun LIPI belum melakukan pengujian terhadap teknologi tersebut. Dia<br />mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah bisa mengubah kebiasaan<br />menggunakan BBM menjadi bahan bakar hydrogen.<br /><br />"Teknologinya sudah ada. Sekarang yang menjadi masalah adalah kebijakan<br />politik pemerintah, mau tidak mengembangkan teknologi pemanfaatan air<br />menjadi bahan bakar kendaraan bermotor ini," ujarnya.<br /><br />Menurut Achyar, penelitian kea rah bahan bakar air untuk menggantikan<br />BBM ini masih kurang. Namun dia menilai, penggunaan bahan bakar ramah<br />lingkungan seperti air ini sangat tergantung dari kehendak politik<br />pemerintah.<br /><br />Tetapi, tanpa dorongan pemerintah pun, kini masyarakat tinggal memilih.<br />Mau tetap menggunakan BBM yang mahal atau memanfaatkan air tersebut yang<br />irit, murah, dan ramah lingkungan. [SP/Erwin Lobo]<br />##<br /><br />Wah.. tambah yakin nih kalau memang bisa.. Belajar lagi ahh..<br />##<br /><br />Hidrogen generatornya jangan 2 botol plastik<br />tapi dua tabung-logam yang banyak akar/kawat logamnya<br />dihubungkan dengan pipa pralon<br />masing2 kasi kutup (+) & (-)<br />akan lebih banyak H2 & O2 yg didapet.<br /><br />Air yg digunakan air hujan<br />mungkin bisa juga air aki hasil destilasi<br />sehingga ga banyak lumpur/mineral<br /><br />Tapi saya masih yakin hal iini akan aplikatip<br />walo koran dengan gembar-gembornya menyatakan sudah<br />aplikatip :D, termasuk tabloid otomotip<br /><br />Monggo-monggo dipun cobi,<br />Salam <br /><br />D Bey<br />##<br /><br />Yang ini ilmiah, rasional dan logis serta bisa dipertanggungkawabk an :)<br />##<br /><br />buku aja isinya belom tentu bisa dipertanggungjawabk an<br />apa lagi cuma koran :D<br /><br />mudah2an percobaannya bisa lebih berhasil<br />dengan nyontex yg ada di dokumen ini<br /><br />http://www.scribd. com/doc/2629739/ runacaronwater<br /><br />loadnya aga lama karena hampir 2 Mb ukurannya<br /><br />Salam <br /><br />D Bey<br />##<br /><br />inilah repotnya milis, masalahnya expresinya yg nulis nggak keliatan, saya setelah nulis baru baca posting berikutnya dan juga agak nggak mudeng, setelah baca sekali lagi baru mudeng kalo udah dipasang dioda berarti jadi DC .... tapi DC nya dioda masih unregulated akan lebih baik bila dikasih rangkaian untuk regulated, mungkin bisa ngobrol2 sama yg hoby elektronik. <br /><br />maksud saya juga ingin ikut mendukung percobaan pak Haris maka itu saya tanya detail. <br /><br />elektrolisa yg paling baik kan pake elektroda yg nggak ikut bereaksi saat proses itu terjadi biasa digunakan karbon yg murah karena idealnya platina tapi mahal banget. <br /><br />sekali lagi saya nggak ada maksud menyalahkan cuman inginnya kalo bisa diulas secara sain kan enak bisa dibicarakan di milis ini. <br /><br />Zaenal<br />##S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-91328535573338869342008-05-28T18:30:00.000-07:002008-05-29T19:28:36.527-07:00Asal-usul Alam SemestaRekan - rekan pembaca, tulisan ini merupakan kumpulan ide , tanggapan dari topik yang diutarakan rekan millis yang aktif memberikan ide-ide sehingga dapat manambah wawasan dan bertukar informasi dalam dunia sains & teknologi berikut kumpulan ide, opini tersebut, tertuang dalam kolom ini. yang merupakan dokumentasi sesaat yang terekam dalam kolom ini, berikut opininya :<br /><br /><br />Saya telah membaca seluruh naskah terjemahan itu. Berikut ini adalah tanggapan saya atas persoalan Asal Usul Alam Semesta yang dibicarakan itu.<br /><br />------------ --------- --------- -<br />Intinya, ceramah di atas menegaskan bahwa alam semesta memiliki awal dan kemudian berkembang dan akan mempunyai akhir.<br /> <br />Ada satu hal kunci yang tidk disinggung, yaitu bahwa materi dan hukum-hukum yang mengatur karakternya adalah satu kesatuan yang muncul secara bersamaan. Dengan kata lain, hukum-hukum alam atau sains mulai berlaku bersamaan dengan saat munculnya materi. Demikian pulan dengan ruang dan waktu; ruang dan waktu mulai ada bersamaan dengan mulai beradanya materi dan hukum-hukum yang menyertainya. Konsekuansi dari hal tersebut dalah bahwa materi, sains, ruang dan waktu seperti yang kita alami sekarang hanya berlaku pada kondisi kesatuan mereka itu. Bila kita dapat menerima hal ini, maka adalah tidak relevan bila kita mempertanyakan: Apa yang ada sebelum alam semesta ini ada? Tidak relevan juga mempertanyakan di mana alam semesta ini diciptakan? Tidak relevan pula mempertanyakan adakah waktu sebelum alam semesta ini diciptakan? Demikian pula tidak relevan mempertanyakan bagaimana sains sebelum alam semesta ini ada?.<br /> <br />Pemikiran di atas bukan lah pemikiran sederhana yang dapat dengan mudah diterima oleh semua orang. Dengan menerima konsep di atas maka kita harus menerim adanya Tuhan yang Maha Menciptakan. Sebagaimana kita ketahui, tidak semua orang mau menerima adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya ini.<br /> <br />Manusia tidak terlibat dalam proses penciptaan alam semesta. Manusia adalah bagian dari alam semesta itu sendiri. Oleh karena itu, adalah mustahil manusia menjawab hal-hal di luar alam semesta seperti: Mengapa alam semesta ini diciptakan? Mengapa alam semesta berkembang seperti sekarang? Kemana arah perkembangan alam semesta?<br /> <br />Contoh yang paling sederhana adalah seperti pada diri manusia itu sendiri. Manusia mulai menyedari eksistensinya ketika manusia mulai dapat mengingat dan berpikir. Sebelum dapat mengingat dan berpikir, manusia belum menyadari dirinya ada. Kita lihat perkembangan manusia. Kita tidak mengetahui dari mana asal kita dan mengapa kita ada dan nantipun kita tidak akan tahu kemana kita akan pergi bila kita hanya mengandalkan kemampuan mengingat dan berpikir kita sendiri. Mari kita coba kembali ke memori masal lalu kita. Kapan kita mulai menyadari diri kita ada? Mungkin kita hanya dapat mengingat ketika kita mulai bersekolah di SD kelas satu, atau TK? Bila hanya mengandalkan pikiran kita pribadi, kita tidak akan tahu dimana kita lahir dan dari mana kita lahir serta mengapa kita lahir. Kemudian, ketika kita menjadi tua nanti, sebelum mati kita mungkin mengalami masa tidak-sadarkan diri atau pikun. Ketika itu kita tidak akan tahu lagi kemana kita akan pergi. Pengetahuan kita tentang dimana kita lahir, kapan kita lahir, dan mengapa kita lahir hanya dapat kita ketahui melalui catatan-catatan atau pemberitahuan dari orang tua kita atu orang-orang disekeliling kita. Intinya, segala informasi tentang diri kita sebelum kesadaran kita muncul hanya dapat kita ketahui dari sumber-sumber informasi di luar diri atau pikiran kita. Saya kira, demikian pula dengan alam semesta yang di dalamnya mencakup materi, sains, waktu dan ruang.<br /> <br />Dengan pimikiran di atas, kita dapat mengatakan bahwa sains tidak akan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanya an: Mengapa alam semesta lahir?, Di mana alam semesta lahir? dan Kapan alam semesta lahir? dan Kapan pula alam semesta akan berakhir?. Kita hanya bisa tahu bahwa segala sesuatu pasti ada awalnya dan ada pula akhirnya. Sains hanya dapat menjelaskan proses-proses yang berlangsung di alam semesta ini.<br />Salam,<br />Wahyu<br />Teks kuliah berikut adalah terjemahan raja.elang yang mungkin ada banyak kesalahan di sana-sini. Teks asli dalam bahasa Inggris dari berkeley.edu. Tambahan komentar dari youtube.com dan pemenggalan teks disesuaikan dengan tayangan di situs youtube.com. Sumber saya cantumkan agar terjemahan dapat dibandingkan secara langsung dengan aslinya. Silahkan dikoreksi jika ada kesalahan.<br /><br />Teks kuliah berikut adalah terjemahan raja.elang yang mungkin ada banyak kesalahan di sana-sini. Teks asli dalam bahasa Inggris dari berkeley.edu. Tambahan komentar dari youtube.com dan pemenggalan teks disesuaikan dengan tayangan di situs youtube.com. Sumber saya cantumkan agar terjemahan dapat dibandingkan secara langsung dengan aslinya. Silahkan dikoreksi jika ada kesalahan. Pada bagian ini, ada yang tidak saya mengerti, mohon dibantu jawabannya.<br /> <br /> <br />http://berkeley.edu/news/media/releases/2007/03/16_hawking_text.shtml<br /> <br />Ini adalah teks dari Kuliah Fisika J. Robert Oppenheimer, dibawakan tanggal 13 Maret 2007 oleh Stephen Hawking, professor Lucasian matematika di Universitas Cambridge. Hawking berbicara di Gedung Zellerbach di kampus Universitas California, Berkeley.<br /> <br />Origin of the Universe - Stephen Hawking (3 of 5)<br />http://www.youtube.com/watch?v=MzO5eSjgocA&NR=1<br /> <br />(sambungan dari bagian 2/5) Anda sesungguhnya dapat mengamati sendiri gelombang-gelombang mikro ini. Pasang televisi anda pada sebuah saluran kosong. Beberapa persen dari salju yang anda lihat pada layar, akan disebabkan oleh latar belakang gelombang-gelombang mikro. Penafsiran masuk akal satu-satunya dari latar belakang tersebut adalah bahwa itu adalah radiasi yang tersisa dari sebuah keadaan awal yang sangat panas dan padat. Ketika alam semesta mengembang, radiasi akan telah mendingin sampai tinggal ampas redup yang kita amati sekarang.<br /> <br />Walaupun teorema-teorema keganjilan Penrose dan saya sendiri, memprediksi bahwa alam semesta memiliki sebuah permulaan, teorema-teorema tersebut tidak menjelaskan bagaimana alam semesta bermula. Persamaan-persamaan dari Relativitas Umum akan roboh pada keganjilan. Dengan demikian teori milik Einstein tidak dapat memprediksi bagaimana alam semesta akan bermula, tetapi hanya bagaimana alam semesta berevolusi setelah ia bermula. Ada dua sikap yang dapat diambil mengenai hasil-hasil dari Penrose dan saya. Satu adalah bahwa Tuhan memilih bagaimana alam semesta bermula untuka alasan-alasan yang tidak dapat kita pahami. Ini adalah pandangan Paus John Paul. Dalam sebuah konferensi mengenai kosmologi di Vatikan, Paus berkata pada para peserta bahwa OKE saja mempelajari alam semesta setelah ia bermula, tetapi para peserta tidak seharusnya mempertanyakan permulaan itu sendiri, karena itu adalah saat penciptaan dan hasil karya Tuhan. Saya gembira saat itu Paus tidak menyadari bahwa saya telah mempresentasikan sebuah makalah pada konferensi tersebut, menyarankan bagaimana alam semesta bermula. Saya tidak bercita-cita diserahkan pada Inkuisisi, seperti Galileo. (Gambar Stephen Hawking dalam penjara muncul di layar. Penonton tertawa, lalu bertepuk tangan.)<br /> <br />Penafsiran lain dari hasil-hasil kami, yang disukai oleh kebanyakan ilmuwan, adalah bahwa itu menunjukkan bahwa Teori Umum Relativitas, roboh di medan gravitasi yang sangat kuat dalam alam semesta awal. Teori tersebut harus digantikan oleh sebuah teori yang lebih lengkap.. Orang akan berharap demikian memang, karena Relativitas Umum tidak memperhitungkan struktur materi yang berskala kecil, yang diatur oleh teori kuantum. Biasanya hal ini tidak masalah, karena skala alam semesta, yang besar sekali dibandingkan skala mikroskopis dari teori kuantum. Tetapi ketika alam semesta berukuran Planck, seper milyar trilyun trilyun dari satu sentimeter, dua skala tersebut adalah sama, dan teori kuantum harus diperhitungkan.<br /> <br />Untuk memahami Asal usul alam semesta, kita perlu mengkombinasikan Teori Umum Relativitas, dengan teori kuantum. Cara terbaik melakukannya, tampaknya adalah dengan menggunakan gagasan milik Feynman mengenai sebuah jumlah melingkupi sejarah-sejarah. (Foto Richard Feynman dan foto tam-tam muncul di layar.) Richard Feynman adalah orang yang bersemangat, yang memainkan genderang bongo dengan sendi terpisah [saya bingung apa terjemahan yang tepat untuk strip joint, mungkin tayangan ini bisa membantu: http://www.youtube.com/watch?v=qWabhnt91Uc&feature=related ] di Pasadena , dan seorang ahli fisika brilian di California Institute of Technology. Dia mengusulkan bahwa sebuah sistem beralih dari keadaan A, menuju keadaan B, dengan tiap jalur atau sejarah yang mungkin. (A~ e iS[g]/h Jumlah keseluruhan metrika konsisten dengan kondisi-kondisi perbatasan tertentu.) [ Apa artinya rumus A~ e iS[g]/h dalam bahasa awam? Tolong dibantu. ]<br /> <br />Tiap jalur atau sejarah, mempunyai amplitudo atau intensitas tertentu, dan probabilitas dari sistem beralih dari A- menjadi B, ditentukan dengan menambahkan amplitudo-amplitudo tiap jalur. Akan ada sebuah sejarah di mana bulan terbuat dari keju biru, tetapi amplitudonya rendah, yang merupakan berita buruk bagi tikus. (Gambar bulan dimakan tikus muncul di layar. Penonton tertawa.) [ Apa hubungan amplitudo dengan sejarah? Bagaimana menentukan amplitudo sejarah? Tolong dibantu. ]<br /> <br />Probabilitas untuk sebuah keadaan alam semesta di saat sekarang, ditentukan dengan menjumlahkan amplitudo-amplitudo dari semua sejarah yang berakhir dengan keadaan itu. Tetapi bagaimana sejarah-sejarah tadi bermula? Ini adalah pertanyaan Asli dalam penyamaran lain. Apakah membutuhkan sesosok Pencipta untuk menfirmankan bagaimana alam semesta bermula? Atau apakah keadaan awal alam semesta, ditentukan oleh sebuah hukum sains?<br /> <br />Pada kenyataannya, pertanyaan ini akan tetap timbul bahkan jika sejarah-sejarah dari alam semesta kembali ke masa lalu tak terbatas. Tetapi lebih segera jika alam semesta bermula hanya 15 milyar tahun yang lalu. Masalah apa yang terjadi pada permulaan waktu, adalah sedikit mirip dengan apa yang terjadi pada ujung dunia, ketika orang mengira dunia datar. Apakah dunia sebuah piring datar, dengan laut tumpah di ujungnya? Saya telah menguji ini dengan percobaan. Saya telah mengelilingi dunia, dan saya tidak terjatuh. (Gambar Bumi datar & gambar orang jatuh memegang balon muncul di layar.)<br /> <br />Seperti yang kita semua ketahui, masalah apa yang terjadi di ujung dunia, dipecahkan ketika orang menyadari bahwa dunia bukanlah piring datar, tetap permukaan melengkung. Akan tetapi waktu tampaknya berbeda. Tampaknya terpisah dari ruang, dan harus seperti sebuah model rel kereta api. Jika waktu memiliki permulaan, akanlah harus ada seseorang yang menggerakkan kereta api. (Gambar kereta api dan rel kereta api muncul di layar.)<br /> <br />Teori Umum milik Einstein, menggabungkan waktu dan ruang sebagai ruang-waktu, tetapi waktu tetap berbeda dari ruang, dan seperti sebuah koridor, yang bisa memiliki awal dan akhir, maupun berlangsung selamanya. Bagaimanapun juga, ketika mengkombinasikan Relativitas Umum dengan Teori Kuantum, Jim Hartle dan saya, menyadari bahwa waktu dapat berperilaku seperti arah lain dalam ruang angkasa di bawah kondisi-kondisi ekstrim. Ini artinya orang dapat terlepas dari masalah waktu memiliki sebuah permulaan, dalam cara yang sama seperti kita terlepas dari masalah ujung dunia. (bersambung ke bagian 4/5)<br />Origin of the Universe - Stephen Hawking (4 of 5)<br />http://www.youtube.com/watch?v=xhNX1wKFbB0&NR=1<br /> <br />(sambungan dari bagian 3/5) Misalkan permulaan alam semesta, seperti kutub selatan Bumi, dengan derajat-derajat lintang, memainkan peran waktu. Alam semesta bermula sebagai sebuah titik di Kutub Selatan. Ketika seseorang menuju utara, lingkaran-lingkaran dari lintang konstan, mewakili ukuran alam semesta, akan mengembang. Menanyakan apa yang terjadi sebelum awal alam semesta, akan menjadi sebuah pertanyaan tanpa makna, karena tidak ada selatan di Kutub Selatan. (Gambar lingkaran-lingkaran lintang yang tersusun menyerupai setengah bola muncul di layar.)<br /> <br />Waktu, seperti terukur dalam derajat-derajat lintang, akan memiliki sebuah permulaan di Kutub Selatan, tetapi Kutub Selatan adalah seperti titik lain, seteidaknya begitulah saya diberitahu. Saya pernah ke Antartika, tetapi belum pernah ke Kutub Selatan. (Foto penguin dan Peta Antartika muncul di layar.)<br /> <br />Hukum-hukum Alam berlaku di Kutub Selatan, seperti di tempat-tempat lain. Ini akan menyingkirkan keberatan setua-abad akan salam semesta yang memiliki sebuah permulaan,bahwa itu akan menjadi sebuah tempat di mana hukum-hukum alam roboh. Permulaan alam semesta, akan diperintah oleh hukum-hukum sains. [ Di mana alam semesta bermula? Tolong dibantu. ]<br /> <br />Gambar yang Jim Hartle dan saya kembangkan, mengenai penciptaan quantum spontan dari alam semesta, akan sedikit menyerupai pembentukan gelembung-gelembung uap dalam air yang sedang mendidih. (Gambar gelembung-gelembung air muncul di layar.) [ Di mana gelembung-gelembung kuantum terjadi? Apa bahan pembentuk gelembung kuantum? Tolong dibantu. ] <br /> <br />Gagasannya adalah bahwa sejarah-sejarah yang paling mungkin dari alam semesta, akan menyerupai permukaan-permukaan gelembung-gelembung. Banyak gelembung-gelembung kecil akan nampak, dan kemudian menghilang lagi. Ini akan berkaitan dengan alam semesta-alam semesta mini yang akan mengembang, tapi kemudian runtuh lagi ketika masih berukuran mikroskopis. Mereka adalah alam semesta-alam semesta alternatif yang mungkin, tetapi mereka tidak menarik karena mereka tidak berumur cukup panjang untuk mengembangkan galaxi-galaxi dan bintang-bintang, apalagi kehidupan cerdas. Sedikit dari gelembung-gelembung kecil tadi, bagaimanapun juga, akan tumbuh sampai seukuran tertentu yang mana mereka aman dari keruntuhan ulang. Mereka akan berkaitan dengan alam semesta-alam semesta yang akan mulai mengembang dengan kecepatan yang semakin meningkat. Ini disebut inflasi, seperti halnya harga-harga naik tiap tahun. (Grafik hubungan harga- waktu & grafik hubungan ukuran alam semesta-waktu muncul di layar. Penonton tertawa.) [ Apakah tidak bertentangan dengan hukum I termodinamika: kelestarian energi? Dari mana energi alam semesta? Berapa besar energi dan materi alam semesta? Tolong dibantu. ]<br /> <br />Rekor dunia untuk inflasi adalah di Jerman setelah Perang Dunia Pertama. Harga-harga membubung dengan faktor sepuluh juta dalam periode 18 bulan. Tetapi itu bukan apa-apa dibandingkan dengan inflasi dari alam semesta awal. Alam semesta dikembangkan dengan faktor juta trilyun trilyun dalam pecahan sangat kecil dari sedetik. Tidak seperti inflasi harga-harga, inflasi dalam alam semesta awal adalah hal yang sangat baik. Inflasi itu memproduksi sebuah alam semesta besar dan seragam, persis seperti yang kita amati. Namun, tidak akan sepenuhnya seragam. Dalam jumlah keseluruhan sejarah-sejarah, sejarah-sejarah yang ketidakteraturannya sangat tipis, akan mempunyai kemungkinan-kemungkinan yang hampir setinggi yang dimiliki sejarah yang tepat seragam dan teratur.. Teori tersebut karenanya memprediksi bahwa alam semesta awal cenderung menjadi sedikit tidak seragam. Ketidakteraturan ini akan memproduksi variasi-variasi kecil dalam intensitas latar belakang gelombang mikro dari arah-arah yang berbeda. Latar belakang gelombang mikro telah diamati oleh satelit Peta, dan ditemukan mempunyai jenis variasi-variasi tepat seperti yang diprediksi. Jadi kita tahu kita telah berada pada jalan yang benar. (Gambar latar belakang gelombang mikro muncul di layar.)<br /> <br />Ketidakteraturan-ketidakteraturan dalam alam semesta awal, akan berarti bahwa beberapa wilayah-wilayah akan mempunyai kepadatan yang lebih tinggi daripada yang lain. Tarikan gravitasi dari kepadatan ekstra, akan memperlambat pengembangan dari wilayah ini, dan pada akhirnya dapat menyebabkan wilayah runtuh membentuk galaxi-galaxi dan bintang-bintang. Jadi lihatlah dengan baik pada peta langit gelombang mikro. Itu adalah cetak biru dari semua struktur dalam alam semesta. Kita adalah produk dari fluktuasi-fluktuasi dalam alam semesta yang sangat awal. Tuhan benar-benar memang bermain dadu. (Gambar 2 dadu muncul di layar.)<br /> <br />Kita telah membuat kemajuan luar biasa dalam kosmologi dalam ratusan tahun terakhir. Teori Umum Relativitas, dan penemuan dari pengembangan alam semesta, memusnahkan gambaran usang dari sebuah alam semesta yang selamanya ada, dan selamanya berlangsung. Sebagai gantinya, relativitas umum memprediksi bahwa alam semesta, dan waktu sendiri, akan bermula dalam dentuman besar. Relativitas umum juga memprediksi bahwa waktu akan berakhir dalam lubang-lubang hitam. Penemuan dari latar belakang gelombang mikro kosmis, dan pengamatan-pengamatan lubang-lubang hitam, mendukung kesimpulan-kesimpulan ini. Ini adalah perubahan mendalam dalam gambar kita tentang alam semesta, dan tentang realitas itu sendiri. <br />(Permulaan Waktu: Teori Umum Relativitas milik Einstein memprediksi bahwa waktu memiliki sebuah permulaan dalam Dentuman Besar dan memiliki sebuah akhir dalam lubang-lubang hitam. Bukti-bukti observasi: <br />• Pengembangan alam semesta <br />• Latar belakang gelombang mikro <br />• Observasi lubang-lubang hitam)<br />(Asal Usul Struktur: Relativitas Umum sendiri tidak bisa memprediksi bagaimana alam semesta akan bermula. Relativitas Umum mampu jika digabungkan dengan Teori Kuantum. Perkawinan dua teori tersebut memprediksi bahwa fluktuasi-fluktuasi kecil akan berkembang dan menuju pada pembentukan galaxi-galaxi, bintang-bintang, dan semua struktur-struktur lain dalam alam semesta. Bukti observasi: Ketidakseragaman kecil dalam latar belakang gelombang mikro kosmis.)<br /> <br />Teori Umum Relativitas, walaupun memprediksi bahwa alam semesta musti telah datang dari sebuah masa lalu yang sangat melengkung, tidak memprediksi bagaimana alam semesta menyembul dari dentuman besar. Dengan demikian relativitas umum sendiri, tidak dapat menjawab pertanyaan sentral dalam kosmologi, Mengapa alam semesta, seperti sekarang? Bagaimanapun, jika relativitas umum dikombinasikan dengan teori kuantum, adalah mungkin untuk memprediksikan bagaimana alam semesta bermula. Pada mulanya alam semesta akan mengembang pada kecepatan yang makin meningkat. Selama yang disebut periode inflasi, pernikahan antar dua teori memprediksi bahwa fluktuasi-fluktuasi akan berkembang, dan menuju pada pembentukan galaxi-galaxi, bintang-bintang, dan semua struktur lain dalam alam semesta. Ini ditegaskan oleh pengamatan-pengamatan dari ketidakseragaman kecil dalam latar belakang gelombang mikro kosmis, yang dengan tepat memprediksi sifat-sifat. Jadi kelihatannya kita sedang dalam perjalanan untuk memahami asal usul alam semesta, walaupun lebih banyak kerja akan dibutuhkan. (bersambung ke bagian 5/5)<br /><br />Jawaban Sang Nandar cukup memuaskan dahaga saya. Terima kasih banyak.<br /> <br />Sungguh mengejutkan ternyata milis ateis lebih ilmiah daripada milis fisika_indonesia. <br /> <br />Saya khawatir lama kelamaan ilmu fisika di Indonesia akan digantikan oleh praktik perdukunan.<br />raja.elang<br /> <br /> <br />http://berkeley. edu/news/ media/releases/ 2007/03/16_ hawking_text. shtml<br /> <br />Ini adalah teks dari Kuliah Fisika J. Robert Oppenheimer, dibawakan tanggal 13 Maret 2007 oleh Stephen Hawking, professor Lucasian matematika di Universitas Cambridge. Hawking berbicara di Gedung Zellerbach di kampus Universitas California, Berkeley.<br /> <br />Origin of the Universe - Stephen Hawking (5 of 5)<br />http://www.youtube. com/watch? v=O8Kp0rQ23PY&feature=related<br /> <br />(sambungan dari bagian 4/5) Sebuah jendela baru pada alam semesta sangat awal, akan terbuka ketika kita dapat mendeteksi gelombang-gelombang gravitasi dengan secara akurat mengukur jarak-jarak antara pesawat ruang angkasa. Gelombang gravitasi menyebar dengan bebas menuju kita dari masa-masa paling awal, tak terhalang oleh material apapun yang berselang. Sebaliknya, cahaya disebarkan beberapa kali oleh elektron-elektron bebas. Penyebaran berlangsung sampai elektron-elektron mendingin, setelah 300.000 tahun.<br /> <br />Meski telah memiliki beberapa keberhasilan sangat besar, tidak semuanya terpecahkan. Kita belum mempunyai sebuah pemahaman teoritis, dari pengamatan-pengamat an bahwa pengembangan alam semesta sedang mengalami percepatan lagi, setelah periode lama perlambatan. Akankah terus berkembang selamanya? Apakah inflasi hukum alam? Atau akankah alam semesta pada akhirnya runtuh lagi? Hasil-hasil pengamatan baru, dan kemajuan-kemajuan teoritis, datang dengan cepat. Kosmologi adalah subjek yang sangat menyenangkan dan aktif. Kita semakin dekat pada jawaban dari pertanyaan setua abad. Mengapa kita di sini? Dari mana kita berasal?<br /> <br />Terima kasih telah mendengarkan saya.<br /> <br />(Penonton bertepuk tangan meriah.)<br /> <br />(“Profesor Hawking telah setuju untuk menjawab beberapa pertanyaan. Jadi, kita mengumpulkan pertanyaan-pertanya an paling populer menjadi lima pertanyaan. Tugas saya adalah membacakan 5 pertanyaan tersebut dan tugasnya adalah menjawabnya dalam satu jawaban panjang.”)<br />(“Pertanyaan 1: Apakah kita tahu dengan pasti bahwa alam semesta bermula?”)<br />(“Pertanyaan 2: Jika Dentuman Besar benar terjadi, apa yang terjadi sebelum Dentuman Besar?”)<br />(“Pertanyaan 3: Bagaimana & kapan alam semesta berakhir?”)<br />(“Pertanyaan 4: Mengapa alam semesta ada? Dapatkah sains menjawabnya?”)<br />(“Pertanyaan 5: Apa pertanyaan-pertanya an besar sulit yang tertinggal?”)<br />(“Silahkan, Profesor Hawking.”)<br /> <br />(“Kita cukup yakin alam semesta bermula dengan periode expansi yang mengalami percepatan. Ini disebut inflasi karena ukuran alam semesta bertumbuh seperti halnya harga-harga naik di beberapa negara. Inflasi di alam semesta awal jauh lebih cepat daripada inflasi finansial, alam semesta berkembang dalam faktor sejuta triliun triliun dalam periode seperdetik yang sangat kecil. Inflasi ukuran alam semesta adalah hal yang baik, tidak seperti inflasi harga. Ia akan memproduksi alam semesta yang sangat besar dan sangat mulus dengan ketidakteraturan dalam jumlah yang pas untuk menjelaskan pembentukan galaxi-galaxi, bintang-bintang, dan akhirnya, umat manusia.”)<br /> <br />(“Bagaimana inflasi ini bermula? Bagaimana orang dapat menggambarkan alam semesta di awal waktu? Saya sekarang berpikir saya dapat meperlihatkan bahwa alam semesta diciptakan secara spontan dari ketiadaan, menurut hukum-hukum sains. Alam semesta ada karena teori relativitas umum dan teori kuantum mengizinkannya untuk ada. Jika saya benar, alam semesta terkandung dirinya sendiri (self-contained) dan diatur oleh sains saja. Pada waktunya, kita dapat berharap memahaminya secara penuh.”) <br /> <br />(“Kita telah cukup panjang, karena alam semesta harus berlangsung selamanya. Keabadian adalah waktu yang sangat panjang, terutama menuju akhir, seperti kata Woody Allen.”)<br />(Penonton tertawa.)<br /> <br />(“Terima kasih.”)<br />(Penonton bertepuk tangan meriah.)<br /> <br />TAMAT<br />raja.elang<br /> <br /><br />Dear Raja Elang,<br /><br />Many thank to your Artikel about "Asal usul alam semesta", i am very interest about it. with this email, i want to permitt to publicatting this artikel in my blog, because i think everyone must be know about it. <br />end than, i hope you can give me legality to publicatting this artikel.<br /><br />regard,<br /><br /><br />Dear Fajar,<br /> <br />It's an honour to be related to any physicists or physics hobbyists. My translation is not copyrighted, so please feel free to use the translation. Thanks for asking. <br /><br />regards,<br /> <br />raja.elang<br /><br />Dear Fajar, Elang & dyl<br /> <br />Saya juga punya beberapa tulisan tentang asal usul alam semesta, respond TOE nya moxness dan hawking juga tulisan2 ilmiah lainnya, sayang file nya cukup besar. Namun dapat anda singgahi di web saya, meski belum sempurna<br /> <br />Silahkan kunjungi dan bila ingin file aslinya bisa saya email lwt japri atau saya kirim CD nya.<br /> <br />Best Regards<br />Taufik Rusdi EL55<br /><br /><br />Dear Taufik,<br /> <br />Saya baru saja singgah di situs anda dan membaca sekilas 'Bagaimana Tuhan Membaca Jagat Raya'. Tulisan yang menarik tapi membutuhkan waktu untuk memahaminya. Kalau ada pertanyaan saya harap anda dapat membantu. Terima kasih banyak.<br /><br /> <br />raja.elang<br /> <br /> <br />Saya juga punya beberapa tulisan tentang asal usul alam semesta, respond TOE nya moxness dan hawking juga tulisan2 ilmiah lainnya, sayang file nya cukup besar. Namun dapat anda singgahi di web saya, meski belum sempurna<br /> <br />Silahkan kunjungi dan bila ingin file aslinya bisa saya email lwt japri atau saya kirim CD nya.<br /> <br />Best Regards<br />Taufik Rusdi EL55S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-981393710808357082008-05-20T19:46:00.000-07:002008-05-20T20:13:34.146-07:00METALLOGRAFI Pengolahan Panas BAJA MANGAN AUSTENIT 3401Konsep metallografi untuk transformasi isothermal pada baja mangan austenit, yang berguna dalam merancang pengolahan panas untuk memperoleh struktur dan sifat-sifat yang tepat. Pengolahan panas didefinisikan sebagai operasi atau kombinasi operasi-operasi yang melibatkan pemanasan dan pendinginan logam atau alloy dalam keadaan padat. Perubahan yang terjadi pada sifat-sifat baja mangan austenit terkait langsung dengan perubahan dalam susunan struktural baja. Untuk besi dan baja, transformasi allotropik dari austenit kubus terpusat-sisi (fcc) menjadi ferrit kubus terpusat-badan (bcc) penting dari segi teknik. Untuk baja mangan, proses transformasi : + merupakan salah satu nukleasi dan pertumbuhan, di mana pembentukan ferrit terjadi lebih cepat yang tergantung pada difusi C. Pendinginan yang lebih cepat memaksa difusi C selesai pada temperatur yang lebih rendah yang menghasilkan dispersi kasar dan . Pendinginan yang sangat cepat dapat mengubah fcc dengan mekanisme geser tanpa difusi menjadi fase tetragonal terpusat badan (bct) yang mengandung C yang larut dalam larutan. Transformasi ini menghasilkan pemuaian volume dan fase yang tidak stabil, keadaan yang sangat tegang dengan kekerasan yang sangat tinggi yang merupakan fungsi dari kandungan C.<br /><br />Tim dilengkapi dengan 2 spesimen baja mangan austenit krupp 3401 dengan keadaan yang tidak diketahui. Tujuannya agar masing-masing tim menghasilkan mikrostruktur dari kedua alloy yang dapat digunakan untuk menimbulkan perbedaan dalam keadaan metallografiknya. Untuk mewujudkan tujuan ini, masing-masing tim harus mengembangkan dan melaksanakan pengolahan panas yang tepat yang didasarkan pada kondisi pengolahan 1050C dan pengolahan-panas ulang pada 600C. Yang menjadi tantangan rancangan adalah menghasilkan bahan yang bisa menunjukkan terjadinya proses difusi. Fasilitas pengolahan panas yang tersedia terdiri dari tungku pemanasan pada 1050C, dan rendaman air atau medium pendingin pada suhu kamar. Dalam laporan anda benarkan pengolahan panas anda dengan mengkaitkan mikrostruktur yang anda amati dengan kekerasan hasil pengukuran, dan bandingkan keduanya. Jelaskan setiap perbedaannya.<br /><br />Untuk keamanan, Kaca pengaman, sepatu bertapak keras diharuskan sewaktu bekerja di laboratorium tungku pembakaran. Baju lengan panjang dan celana panjang juga diperlukan. Anda akan bekerja dengan peralatan yang dipanaskan hingga temperatur tinggi, karenanya dibutuhkan sarung tangan yang tepat dan alat-alat penanganan. Ingatlah bahwa baja pada suhu kamar tampak persis seperti baja pada 600C; pastikan spesimen anda, atau alat penanganan anda didinginkan sepenuhnya sebelum ditangani dengan tangan telanjang.<br /><br />Secara Terminologi<br />Baja tetap merupakan salah satu bahan struktural paling penting, yang jelas didasarkan pada berat yang digunakan dan aplikasi yang beraneka ragam. Sifat-sifat alloy bisa dioptimalkan dengan memvariasikan:<br />• komposisi<br />• pengolahan-panas (dengan rentang transformasi kesetimbangan dan transformasi non-kesetimbangan yang mungkin)<br /><br />Baja Mangan Austenit,<br />Baja mangan austenit awal, yang mengandung sekitar 1,2% C dan 12% Mn ditemukan oleh Sir Robert Hadfield pada tahun 1882. Baja hadfield memang unik di mana baja ini mengkombinasikan kekerasan dan kekenyalan tinggi dengan kapasitas pengerasan-kerja yang tinggi dan, biasanya, resistansi yang baik terhadap air. Karenanya, baja ini cepat diterima sebagai bahan teknik yang sangat berguna. Baja mangan austenit hadfield tetap banyak digunakan, dengan sedikit modifikasi dalam komposisi dan pengolahan panas, terutama di bidang pengerasan jalan, pertambangan, pengeboran sumur minyak, pembuatan baja, pembangunan jalan kereta api, pengerekan, industri kayu dan dalam produksi semen dan produk tanahliat. Baja mangan austenit digunakan dalam peralatan untuk penanganan dan pengolahan bahan dari tanah (seperti mesin penggiling batu, kilang penggerinda, ember keruk, ember dan gigi sekop, dan pompa untuk penanganan kerikil dan batu). Aplikasi lain meliputi palu pemecah dan panggangan untuk daur ulang mobil dan aplikasi militer seperti alas track tank. Banyak variasi baja mangan austenit asli diajukan, yang tidak jarang dengan hak paten yang tidak dieksploitasi, tetapi hanya sedikit yang diadopsi sebagai peningkatan yang berarti. Ini biasanya melibatkan variasi carbon dan mangan, dengan atau tanpa alloy tambahan seperti chromium, nikel, molubdenum, vanadium, titanium dan bismuth. Rancangan kelas tempaan yang tersedia lebih kecil dan biasanya mendekati komposisi B-3 ASTM. Sebagian kelas tempaan mengandung sekitar 0,8% C dan 3% Ni atau 1% Mo. Biasanya dibutuhkan panas yang besar untuk produksi kelas tempaan, sementara kelas tuang dan modifikasinya lebih mudah diperoleh dalam partai kecil. Penuangan baja mangan bisa mempunyai beberapa lusin kelas modifikasi pada daftar produksinya. Kelas modifikasi biasanya diproduksi untuk memenuhi persyaratan aplikasi, ukuran penampang, ukuran penuangan, biaya dan pertimbangan kemudahan pematerian. Sifat-sifat mekanik baja mangan austenit bervariasi sesuai dengan kandungan carbon dan mengan. Apabila carbon meningkat akan semakin sulit menahan semua carbon dalam larutan padat, yang bisa menyebabkan penurunan kekuatan tarik dan kekenyalan. Namun demikian, karena resistansi abrasi cenderung meningkat sesuai dengan kandungan carbon, kandungan carbon yang lebih tinggi daripada 1,2% rentang tengah kelas A mungkin lebih disukai sekalipun kekenyalan berkurang. Kandungan carbon di atas 1,4% jarang digunakan karena kesulitan memperoleh struktur austenit yang cukup bebas serat, carbide batas, yang merugikan kekuatan dan kekenyalan.<br /><br />Pandangan Literatur<br />Mikrostruktur yang terbentuk dari atas transformasi tergantung pada komposisi, ukuran serat dan terutama temperatur pada mana transformasi terjadi. Karena itu, konsep dasar dari transformasi dapat diwujudkan dengan menentukan waktu transformasi dimulai dan selesai pada temperatur sub-kritis isothermal yang berbeda-beda.<br />Untuk melakukan studi sedemikian, beberapa spesimen baja kecil bisa berada di daerah yang cukup panjang untuk membentuk austenit homogen. Kemudian setiap spesimen bisa didinginkan sampai ke temperatur sub-kritis yang akan dipadamkan di dalam air untuk “membekukan” mikrostruktur. Dikaji secara mikroskopik untuk menunjukkan sampai sejauh mana transformasi terjadi sebagai fungsi dari waktu dan temperatur. Ini dapat diulangi untuk temperatur sub-kritis yang berbeda-beda.<br /><br />Tambahan Pengantar Difusi dan Peranannya dalam Perubahan Struktur<br />Pada semua temperatur di atas 0 ºK atom-atom dalam kisi kristal memiliki energi panas yang termanifestasikan dengan sendirinya dalam getarannya sekitar mean posisi. Frekuensi karakteristik getaran ini sangat tinggi (1013 Hz) dan sebagian besar tidak sensitif terhadap temperatur, sementara amplitudo getaran meningkat sesuai dengan temperatur. Karena itu, atom-atom di dalam kisi berada di dalam keadaan gerakan permanen dan tetap menjaga kesetimbangan dianmis. Kesetimbangan bisa diganggu dengan memasukkan atom-atom dengan spesies yang berbeda ke dalam kisi.<br />Konsekuensi dari peningkatan konsentrasi atom jenis tertentu di dalam daerah tertentu adalah kecenderungan atom-atom ini bermigrasi menjauhi daerah ini untuk mencapai keadaan kesetimbangan dengan konsentrasi yang seragam. Mekanisme atom yang berbeda-beda yang bertanggungjawab atas proses difusi bisa diidentifikasi. <br />Laju proses difusi ditentukan oleh beberapa parameter. <br />Probabilitas lompatan yang berhasil atas penghalang berkurang secara eksponensial sesuai dengan tinggi penghalang,<br />Laju lompatan sebanding dengan perkalian probabilitas dengan frekuensi getaran atom.S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-4292216787704174062008-04-28T23:47:00.000-07:002008-04-29T00:03:43.362-07:00opini para ahli nuklir mengenai proyek PLTNpara ahli sangat antusias membahas proyek PLTN. Baik atau Buruk kah ?<br />disini beberapa pemaparan para ahli tentang pemikiran mereka apa dan bagaimana PLTN itu ?<br />Tulisan ini merupakan kumpulan ide opini para millis, dari beberapa opini ini tidak seluruhnya termuat secara menyeluruh dan ada juga yang tumpang tindih.<br />ide ini hanya sekedar untuk mengingatkan kita betapa pemikiran dari rekan - rekan millis perlu kita dokumentasikan, bagi yang memerlukan ide dapat sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk proyek PLTN.<br />berikut kutipan opini-opini yang termuat pada bulan maret sampai april 2008.<br /><br /><br />Rekan-Rekan yth.,<br /><br />Ada pertanyaan yang dari dulu mengganjal di benak saya; bgmana opini<br />para ahli nuklir mengenai proyek<br />PLTN, mengingat yang ramai dibahas oleh media massa (KOMPAS dsb)<br />adalah pendapat Pak L. Wilardjo (yang menolak PLTN):<br /><br />http://wiryanto. wordpress. com/2008/ 03/14/pltn- sbg-batu- loncatan- ke-senjata- atom/<br />http://www.kompas. com/kompascetak/ read.php? cnt=.xml. 2008.03.14. 0036588&channel= 2\<br />&mn=158&idx= 158<br /><br />Saya hanya berpikir, kapan bangsa ini maju, jika justru para<br />cendikiawannya yang menghalangi kemajuan; apa lagi yang menolak PLTN<br />adalah fisikawan (!)<br /><br />Miris memang, sementara bangsa lain seperti Jepang sudah melakukan<br />riset yang sangat maju mengenai nuklir, bangsa kita mengenai<br />pentingnya nuklir saja masih berdebat.<br /><br />(Setahu saya bahkan Toshiba memiliki Departemen sendiri yang mengurusi<br />mengenai bisnis nuklir)<br /><br />Lantas, bagaimana mungkin kita akan melakukan riset-riset lain yang<br />lebih advance, seperti nanoteknologi dsb (?)<br /><br />(Kapankah kita dapat memiliki riset yang dimiliki Toshiba<br />(http://www.toshiba. co.jp/tech/ review/index. htm))<br /><br />Salam,<br /><br />Agung<br /><br />http://www.agungtri setyarso. com<br />__._,_.___ <br />_,___ <br />Sbnrny org brdebat/tidak, g trlalu brpengaruh pd riset nuklir.Yg brpengaruh adalah,apakah org BEKERJA.Biar didebat berbusa-busa klo ada yg krj,pasti ada hasilny.Ada halangan,ya kerja utk cari solusi.Trus, utk nuklir,yg dibutuhkan jg adalah duit.<br /><br />_,_._,___ <br />Gus Dur, Karlina Leksono, Liek Wilardjo dkk yang menolak PLTN, harus<br />diberi ongkos untuk kunjungan resmi ke Toshiba dan Tokodai. Jangan<br />lupa, sebelum berangkat, kudu diberi kuliah dulu oleh Pak Zaki Suud.<br /><br />Btw, riset saya ndak mengenai nuklir, tapi mengenai komputer kuantum<br />di keio.<br /><br />Saya hanya prihatin mengenai penolakan PLTN yang sangat bersifat<br />sangat politis; sampai perlu mencatut nama Al-Qaeda yang merupakan<br />bentukan Bush dkk itu.<br /><br />Kalau mau kunjungan ke Lab Itoh juga silakan ... untuk memahami<br />kolaborasi industri dan riset di universitas ... tapi kalo yang ini<br />bukan bidang nuklir, melainkan semikonduktor dan komputer kuantum.<br /><br />Salam,<br />Agung<br /><br />.<br /> ___ <br />Sebenarnya yang menjegal PLTN dengan alasan lingkungan hidup atau Keselematan/ keamanan adalah organisasi LSM yang kebanyakan didanai oleh Negara Barat yang takut bila Dunia ke 3 memiliki PLTN, dengan memiliki PLTN Negara RI akan mempunyai Posisi Tawar yang lebih kuat dalam segala hal di Dunia Internasional, dengan memiliki PLTN akan memperkuat Ketahanan Nasional akan Bahaya dari Luar, kaena selangkah lagi memiliki hulu ledak nuklir. Contohnya Negara Barat sangat takut jika Teknologi Nuklir dikuasai Iran, dengan memiliki PLTN Musuh Iran tidak akan berani menyerang karena dengan menyerang Iran akan ada Radiasi Nuklir ke Negara Tetangga sehingga Negara Tetangga Iran dan Dunia Internasional akan mengecam Negara yang Menyerang. Tetapi khusus untuk Indonesia IAEA malahan menawarkan Indonesia membangun PLTN, maksudnya Indonesia akan dapat didikte karena Konsultan Pelaksana PLTN adalah Negara Barat bukan dari Cina atau Rusia.<br />Timmy Siahaan <timmy_fisika_ ugm@yahoo. com> wrote: <br />for everyone.<br />.<br /> _,_._,___ <br />Hahaha, lucu (dan lugu) juga mas Agung ini.<br /><br />Saya juga pengen mengusulkan supaya para pendukung PLTN diberi ongkos kunjungan ke Jerman, Austria dan Swedia yang sudah pada menghentikan program PLTN mereka. Jangan lupa, sebelum berangkat, kudu diberi kuliah dulu bahwa cadangan Uranium dunia hanya cukup untuk 30 tahun ke depan, jika tingkat pemakaian seperti kini. Jika demam PLTN berkembang, sehingga penggunaan Uranium meningkat, maka Uranium akan habis lebih cepat, katakanlah 20 tahun lagi. Setelah itu APA? <br /><br />Yang tersisa setelah itu hanya limbahnya, yang mesti dijaga selama minimal 1000 tahun. Apakah para pendukung PLTN lupa memikirkan bahwa meninggalkan limbah yang sangat beracun bagi generasi ribuan tahun mendatang (padahal mereka tidak pernah menikmati PLTN nya, karena PLTN sudah jadi besi tua jauh sebelum mereka lahir) adalah tindakan yang tidak bisa diterima secara kemanusiaan. Ini pendapat saya.<br /><br />Jika penolakan PLTN dianggap politis, bukankah pendukung PLTN jauh lebih politis? hehehehe. Yang imbang dong Paakkk..!!! Lagian, Al Qaeda dituduh bentukan US? Kayaknya perlu didukung evidence nih. <br /><br />Di posting sebelumnya pak Agung yth mengatakan; kalau para fisikawan pada menolak PLTN, kapan Indonesia maju???? Pertanyaannya kok nggak relevan ya??? Apakah hubungan antara memiliki PLTN dengan kemajuan bangsa sudah diukur? Banyak orang mencontohkan, Korut dan Korsel lebih maju dari Indonesia karena PLTN??? Jepan juga karena PLTN?? Wah ini spekulasi lagi nih. Yang bikin mereka maju adalah ETOS KERJA.<br /><br />Selain itu, defini KEMAJUAN apa sih? Apakah pembangunan yang mewariskan limbah pada generasi ribuan tahun mendatang (dengan keuntungan hanya 20 tahun) disebut kemajuan. Mari berpikir lebih jauh. Lets think about sustainability. <br /><br />Masih di posting sebelumnya, pak Agung yth juga mengatakan, kalau PLTN aja ditolak, bagaimana mau riset nanoteknologi? Wahhh, ini juga nggak nyambung nih. Apakah untuk bisa riset nanoteknologi kita mesti punya PLTN?? wah wah wah.<br /><br />Moga-moga temen-temen yang jauh-jauh sekolah ke negeri maju memberi contoh yang baik pada kita2 yang awam ini tentang bagaimana membangun argumen yang kuat dan sehat secara akademik.<br /><br />Kesimpulannya: berhentilah jadi tukang jiplak. Jangan melakukan sesuatu karena orang lain juga melakukannya. Lakukan sesuatu karena mendukung kemanusiaan. Jepang, Amerika, Prancis, dll, ke laut aja deehhh kalau hanya bisa bikin racun.<br /> <br />------------ --------- --------- --------- --------- ------<br />KUNAIFI<br />________________________________________<br />for everyone.<br />.<br />,_._,___ <br />Maaf comment dikit:sy kira masalah ampas nuklir sudah diteliti dari dulu shg mestinya dah ada kemajuan dlm menangani hal tsb.Maka dr itu,bnyk bidang yg trkait nuklir yg bs diteliti,teoretik ataupun eksperimental, yg trkait PLTN.<br /><br />kunaifi kunaifi wrote: <br />> Terima kasih untuk link-link nya pak. Link pertama (Toshiba) kurang menarik dibaca karena yang namanya orang jualan tentu hanya cerita yang baik-baik tentang dagangannya. Link kedua (Toshiba) saya kira tentang nanoteknologi, bukan nuclear power. Link ketiga saya tidak paham maksudnya. Apakah ingin mengatakan bahwa di MIT ada pakar nuklir? Tentu di dunia ada banyak pakar nuklir. Atau ingin mengatakan bahwa staff akademik MIT yang satu ini (saking pintarnya) sehingga mendukung nuklir? Wah, ada banyak orang pintar di dunia yang mendukung nuklir, termasuk pak Agung kan hehhe.. Mendukung boleh-boleh saja, menolak juga boleh. Adil kan? Yang penting, mari berpikir untuk 'kemanusiaan' dalam arti sesungguhnya, terlepas dari dorongan ekonomi, teknologi, dll. Salam kenal dan selamat<br />.<br /> <br />__,_._,___ <br />Kalo masih ada sumber energi yang beresiko kecil ngapain pusing dengan sumber energi yang beresiko besar ;- )<br /> <br />from the team.<br />.<br /> ._,___ <br />Dari http://www10. antenna.nl/ wise/index. html?http: //www10.antenna. nl/wise/621- 22/4.php<br />How large are the planet's uranium reserves?<br />According to the most recent figures of the Nuclear Energy Agency (NEA) and the International Atomic Energy Agency (IAEA) on global uranium reserves, the total known recoverable reserves amount to 3,5 million tonnes: this refers to reasonably assured reserves and estimated additional reserves which can be extracted at a cost of less than $80/kg (NEA & IAEA, 2004). Given that the current use of uranium is in the order of 67,000 tonnes per year, this would give us enough uranium for about 50 years (WISE, 2003; NEA-IAEA, 2004; WNA, 2004c). Of course, the total reserves of uranium are much greater than this; NEA and IAEA estimate the total of all conventional reserves to be in the order of 14,4 million tonnes. But not only are these reserves very expensive to mine, and therefore not economically viable, the grades of usable uranium are too low for net electricity production. Many uranium mines are therefore out of use already. This is the case in Namibia, South Africa, Kazakhstan and with the Olympic Dam mine in Australia.<br />As pointed out by advocates of nuclear power, there are also vast amounts uranium in unconventional sources. For example uranium is found in ocean water, but at a concentration of 0.0000002% (Storm van Leeuwen & Smith, 2004). The costs of extracting this uranium for use in nuclear power generation would be huge. Furthermore, the extraction and enrichment of this uranium would require more energy than could be produced with it.<br />If we would decide to replace all electricity generated by burning fossil fuel with electricity from nuclear power today, there would be enough economically viable uranium to fuel the reactors for between 3 and 4 years (O'Rourke, 2004; Storm van Leeuwen & Smith, 2004). Even if we were to double world usage of nuclear energy, the life span of uranium reserves would be just 25 years. Therefore any potential benefits to the climate are extremely temporary.<br />Terima kasih untuk link-link nya pak.<br /><br />Link pertama (Toshiba) kurang menarik dibaca karena yang namanya orang jualan tentu hanya cerita yang baik-baik tentang dagangannya.<br />Link kedua (Toshiba) saya kira tentang nanoteknologi, bukan nuclear power.<br />Link ketiga saya tidak paham maksudnya. Apakah ingin mengatakan bahwa di MIT ada pakar nuklir? Tentu di dunia ada banyak pakar nuklir. Atau ingin mengatakan bahwa staff akademik MIT yang satu ini (saking pintarnya) sehingga mendukung nuklir? Wah, ada banyak orang pintar di dunia yang mendukung nuklir, termasuk pak Agung kan hehhe.. <br /><br />Mendukung boleh-boleh saja, menolak juga boleh. Adil kan? <br />Yang penting, mari berpikir untuk 'kemanusiaan' dalam arti sesungguhnya, terlepas dari dorongan ekonomi, teknologi, dll. <br /><br />Salam kenal dan selamat belajar.<br /> <br />.<br /> <br />_,___ <br />Yang perlu kalian tahu, booming fisika di Amerika Serikat itu awalnya<br />dari riset tentang nuklir, via Manhattan Project. Bahkan awalnya<br />mereka membuat bom.<br /><br />Di zaman sekarang ini riset tentang nuklir tak melulu berhubungan<br />dengan bom; perkembangannya sudah pesat sekali.<br /><br />Saya mau tunjukan salah satu riset nuklir yang tak berhubungan dengan<br />bom, sebagaimana yang dilakukan oleh Prof. David Cory di MIT. Bersama<br />Prof. Itoh di Keio, beliau termasuk yang mengembangkan komputer<br />kuantum dengan menggunakan nuklir.<br /><br />Jadi saya ingin tunjukan, bahwa riset mengenai nuklir itu menjadi<br />jalan bagi nanoteknologi.<br /><br />Lha, sekarang ini ngomong nuklir aja udah dikait-kaitkan dengan<br />teroris, lantas gimana mau riset nuklir?!<br /><br />Kalo di Eropa pada gak riset nuklir ... ya jangan heranlah. Udah<br />rahasia umum kok riset yang high-tech itu kini Jepang dan Amerika<br />Serikat jadi leadernya.<br /><br />Salam,<br /><br />Agung<br /><br />from the team.<br />.<br /> _._,___ <br />Pak Kunaifi yang baik, tampaknya anda sangat konsisten untuk anti PLTN, salut. Mudah -mudahan tulus untuk membela 'kemanusiaan' . Keprihatinan kita pada krisis BBM, Krisis listrik, rupanya tidak kunjung membuat pak Kun goyah.<br />Ketika kekayaan Nuklir negara kita ikut terkuras untuk menyejahterakan bangsa lain,terutama bangsa eropa dan amerika, kita tetap berkeras anti PLTN, padahahal teknologi sudah kita kuasai, Sudah sejak jaman Pak Karno presiden kita yang pertama, sudah melihat peluang kesejahteraan melalui Nuklir. Teknologi Nuklir kita sudah berumur cukup panjang!! Mengapa masih diragukan?!, Kita juga sudah lama punya PLTN mini seperti di Yogya. Tetapi hanya gara - gara chernobil yang lengah, kita tidak mengikuti jejak Ratusan PLTN Lain di dunia yang dapat mensejahterakan manusia dengan listrik yang murah!.<br />Saya mengerti kekawatiran akan bahaya PLTN, kalau melihat korban chernobil!, Korban Bom Atom Hirosima, Nagasaki. dan dampak limbah (Jika salah penanganan) <br />Dengan pengalaman Indonesia hampir 40 tahun belum cukup percayakah kita?<br />Padahal umur teknologi nuklir di dunia paling lama 70 tahun yang lalu. Apakah menunggu seorang Indonesia peraih Nobel untuk mengatakan Nuklir itu aman?<br />Saya prihatin jika anti PLTN di motori Fisikawan Indonesia yang kecewa karena tidak dilibatkan dalam proyek PLTN, proyek yang cukup prestisius membawa kesejahteraan dengan teknologi yang agak modern.Akhirnya persoalannya bergeser bukan lagi penguasaan teknologi, tetapi lebih pada harga diri Fisikawan itu bukan ?<br />Yah, Uranium pada akhirnya habis juga! tetapi mengapa uranium yang kita miliki harus dihabiskan oleh bangsa lain, ironis bukan ? kita hanya melongo ketika harta kita digunakan bangsa lain. Bahkan jika kita pakai sendiri kemungkinan kesejahteraan yang timbul beratus kali lipat daripada menjual uranium mentahan! Teknologi melahirkan Nilai Tambah! Itu sebuah konsekuensi logis bukan? <br />Khusus untuk Pak Kunaifi karena "energi kemanusiaan" nya sangat besar, saya titip keprihatinan saya terhadap 'tidak manusiawinya lalulintas' karena terbukti bahwa ternyata pembunuh nomer satu di dunia kita adalah lalulintas, mungkin dalam forum - forum kemanusiaan Pak Kun dapat juga disharingkan hal ini.<br />Siapa tahu lalulintaspun yang dapat mensejahterakan manusia, tidak diberantas hanya gara - gara korbannya hampir tiap detik.<br />Sekian dari saya, maafkan saya yang kurang sopan ini, saya tetap menghargai pendapat bapak dan kepakaran bapak. Salam Indonesia! Merdeka, Pak!<br /><br /><br />.<br />_._,___ <br />Mulanya saya pendukung PLTN. Karena menurut pendapat saya segala<br />kesulitan teknis baik pencegahan radiasi bocor maupun pengolahan<br />limbah semua sudah ada solusi teknologisnya<br /><br />tapi sekarang saya berpikiran lain<br /><br />PLTN hanya akan menguntungkan jika dan hanya jika bahan bakar<br />nuklirnya dibuat sendiri di dalam negeri. Dalam jangka panjang bahan<br />bakar uranium yang di impor dari negeri lain, akan membuat indonesia<br />tergantung pada pasokan dari luar. padahal energi adalah sektor vital<br />yang tidak boleh dibiarkan di dikte oleh orang lain.<br /><br />sedangkan jika ingin memproduksi bahan bakar nuklir sendiri, maka<br />perlu membangun fasilitas pengayaan uranium di dalam negeri. seperti<br />yang dilakukan Iran <br /><br />--- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "Agung" <trisetyarso@ ...> <br /><br /><br />Masalah ampas nuklir saya optimis sudah bisa diatasi. juga masalah<br />teknis lainnya seperti pencegahan kebocoran, kendali reaktor dll.<br />itulah kenapa saya dulu termasuk pendukung PLTN.<br /><br />Tapi, yang jadi masalah sebenarnya bukan isu teknis melainkan politis.<br /><br />kenapa politis? karena jika bahan bakar nuklir yang dipakai hanya di<br />pasok dari luar negeri, sedangkan penguasa teknologi nuklir hanya itu2<br />saja, maka bisa dibilang indonesia kehilangan kedaulatannya. Bayangkan<br />sektor sevital energi dikendalikan suplay nya oleh negara2 barat.<br />kalau skema pembangunan PLTN adalah membeli uranium dari luar negeri,<br />maka indonesia ibarat kerbau yang dicucuk hidungnya oleh uranium. <br /><br />Bila ingin PLTN menguntungkan dan tetap independent, maka satu2nya<br />cara qt mesti bikin juga fasilitas pengayaan uraniumnya di dalam<br />negeri seperti yang sdg dikerjakan Iran. dan anda semua tahu itu ga<br />gampang (secara politis lho ya, technical mah gampang lah)<br /><br />Melihat keadaan geopolitik sekarang dan banyaknya tukang kritik di DPR<br />, bikin uranium enriching facility di Indonesia cuma mimpi di siang<br />bolong. <br /><br />Udahlah dari pada menghabiskan sumber daya untuk PLTN, mending tanam<br />uang di renewable energy. pasti lebih menguntungkan. <br /><br />wassalam <br />Yorga<br />(mantan pendukung pembangunan PLTN di Indonesia)<br /><br />_._,___ <br /><br />Ada tiga isu yang berbeda namun terkait disini.<br /><br />1. Apakah teknologi energi nuklir itu sudah aman dan stabil ?<br /><br />2. Perlukah Indonesia mengadaptasi teknologi nuklir untuk memenuhi<br />kebutuhan energinya ?<br /><br />3. Jika jawaban pertanyaan nomor 2, maka kapan ?<br /><br />Opini saya untuk tiga pertanyaan di atas:<br /><br />1. Aman dan stabil.<br /><br />2. Perlu.<br /><br />3. Bukan sekarang waktunya. Selama kondisi mental bangsa kita masih<br />seperti ini, selama Jakarta masih banjir bulan Desember-Januari,<br />selama korupsi masih banyak, selama manajemen dan administrasi<br />pemerintahan kita masih amburadul, selama itu pula teknologi nuklir<br />akan berisiko tinggi untuk diadaptasi di Indonesia.<br /><br />Jadi masalahnya ada pada kesiapan bangsa kita sendiri, dan bukan pada<br />teknologi nuklirnya. <br /><br />Sekarang kalau ada yang tanya, kapan dan bagaimana menyiapkannya ? <br />Itu pertanyaan kompleks yang saya tidak tahu jawabannya yang benar,<br />tapi yang saya tahu jawabannya BUKAN dengan mencurahkan uang untuk<br />membangun lab-lab penelitian teknologi nuklir atau mengirim mahasiswa<br />keluar negeri.<br />__._,_.___ <br />_,_._,___ <br />Mas Haryo, terus ada ide nggak tentang apa yang harus kita lakukan sembari penyembuhan moralitas bangsa ini terjadi? Atau kita hanya diam-diam saja? Ini sekedar tanya, sepertinya dengan merumuskan apa yang bisa dilakukan (dan kemudian melaksanakannya) akan lebih bermanfaat.<br /><br />sudahkah anda berdiskusi dengan mereka (terutama Fisikawan yang anda maksud) ?<br />Kalau belum, "kapan bangsa ini maju?".<br />Kalau sudah, kok gak di sertakan dalam tulisan anda?<br /><br />itu saja dulu...<br /><br /><br />Rekan-Rekan yth.,<br /><br /><br />PLTN, mengingat yang ramai dibahas oleh media massa (KOMPAS dsb)<br />adalah pendapat Pak L. Wilardjo (yang menolak PLTN):<br /> <br /><br />Saya hanya berpikir, kapan bangsa ini maju, jika justru para<br />cendikiawannya yang menghalangi kemajuan; apa lagi yang menolak PLTN<br />adalah fisikawan (!)<br /><br />Miris memang, sementara bangsa lain seperti Jepang sudah melakukan<br />riset yang sangat maju mengenai nuklir, bangsa kita mengenai<br />pentingnya nuklir saja masih berdebat.<br /><br />,___ <br />Pak Sutamaya yang bak juga .<br /><br />Saya hanya membayangkan keadaan 50 tahun mendatang. Ketika itu di setiap wilayah di bumi ini terdapat lokasi-lokasi pembuangan limbah nuklir. Jumlahnya sangat banyak, karena kita yang hidup di generasi saat ini mengembangkan PLTN secara besar-besaran. Merka yang hidup saat itu mesti bersusah-payah mengeluarkan biaya, energi dan perhatian ekstra terhadap lokasi pembuangan tersebut, sebab limbah nuklir akan jadi bencana jika tidak ditangani hati-hati.<br /><br />Berapa lama mereka menjaga lokasi itu? Seumur hidup mereka. Bahkan mereka pun mesti mewariskan 'beban' itu pada generasi berikutnya. Padahal mereka dan generasi berikutnya (hingga ribuan tahun) TIDAK PERNAH menikmati PLTN kita. Mereka hanya dapat AMPAS dari kita.<br />Sebagian dari kita suka ceroboh. Mungkin ada yang salah memilih lokasi pembuangan (mungkin karena panik tidak dapat lokasi yang bagus, atau karena memang salah dalam membuat perhitungan teknik). Kesalahan itu akan dibayar oleh generasi malang itu. Generasi malang itu tidak hanya perlu menjaga lokasi supaya aman, tapi juga menjadi korban atas keteledoran kita d masa kini.<br /><br />Jujur saja, saya tidak sanggup meninggalkan beban seberat itu pada mereka. Sebab ingat, 'generasi terdahulu tidak meninggalkan masalah untuk kita yang hidup di generasi kini.' Inilah Pak Sutamaya yang saya maksudkan dengan 'kemanusiaan. '<br /><br />Lagipula, saya kurang sepakat bahwa bangsa sebesar Indonesia ini perlu 'menjiplak' bangsa-bangsa lain. Kalau Jepang maju, US maju, Korea maju, itu bukan karena faktor PLTN semata. Mereka punya etos kerja yang bagus, mereka tidak korupsi besar-besaran. Dan yang paling penting juga, negara-negara maju itu kini jadi beban bagi dunia atas kesalahan yang mereka buat di masa lalu. Memang mereka kini maju, tapi mereka membuat Bumi ini menjadi sakit. Padahal Bumi ini satu-satunya rumah kita. Kalau Bumi dipenuhi gas karbon, kalau di mana-mana ada bahaya radiasi limbah nuklir, mau pindah ke mana?<br /><br />Saya yakin bahwa bahaya-bahaya itu tidak akan terjadi ketika generasi kita ini masih hidup, tapi mungkin anak kita sudah menuai 'badai' itu, atau cucu kita. Padahak mereka tak berbuat salah apa-apa.<br /><br />Mengapa kita tidak memikirkan jenis energi yang lain? Mengapa kita tidak mematikan lampu/TV/radio dll saat tidak kita gunakan? Kalau lah Uranium itu renewable, boleh lah. Tapi Uranium itu bahan tambang, jadi ada masanya akan habis cadangannya.<br /><br />Jadi, walaupun pak Karno dulu berpikir tentang PLTN, bukan berarti kita mesti tunduk, karena dia bukan presiden lagi hihihi. Juga, di masa dia berkuasa, belum banyak riset tentang bahaya limbah nuklir.<br /><br />Saya percaya bahwa secara teknologi reaktor nuklir itu aman. Sekali lagi saya percaya. Yang membuat saya menolak nuklir adalah LIMBAH-nya. Coba baca buku Tester, W. Jefferson, Elisabeth, M. Drake, Driscoll, Golan, Peters (mereka semua adalah profesor di MIT). Judul bukunya Coosing Among Option, diterbitkan tahun 2005. Di halaman 394 mereka menulis bahwa: Hingga kini, TIDAK SATU PUN negara di dunia ini yang mengantongi izin bahwa mereka mampu menguburkan limbah nuklir high level sesuai standar keamanan. Perlu diingat bahwa sebagian besar limbah PLTN adalah high level wastes.<br /><br />Jadi Pak Sutamaya, orang menentang nuklir bukan karena mereka tak tahu apa-apa tentang nuklir. Sebaliknya, orang mendukung nuklir belum tentu karena mereka tahu banget tentang nuklir. Cuma saya penentang nuklir yang bodoh. Yang lain, sepanjang yang saya tahu adalah orang pinter semua.<br /><br />Tapi ini bukan persoalan pinter atau bodoh, tapi persoalan 'kemanusiaan' (mohon jangan alergi mendengar kata ini hihii). Sebagian besar orang pinter nuklir justru jadi pendukung nuklir (kalau tidak, ya jadi pengangguran dong heheh). Tapi tidak semua orang pinter memikirkan generasi nenati seperti yang saya ceritakan di atas.<br /><br />Analogi pak Sutamaya tentang lalu-lintas cukup menarik, tapi kok kurang cocok disandingkan dengan nuklir. Bahaya lalu lintas adalah sesuatu yang BISA DIHINDARI. Kalau kita punya lalu lintas yang baik seperti di negara maju, bahaya itu bisa diminimalisir. Cara lain menguranginya adalah dengan hati-hati dan disiplin di jalan. Kenapa tidak cocok untuk kasus nuklir? Karena siapa yang bisa bilang ke limbah nuklir, "hei, kamu mengeluarkan radiasi cukup 3 bulan aja ya! gak usah seribu tahun, oke?" <br /><br />Kalau diskusi menarik ini berlanjut, saya akan tulis tentang bagaimana sulitnya mendapatkan lokasi penyimpanan yang aman. Kesulitan ini akan jadi pemicu perang dunia yang baru.<br /><br />Jadi kesimpulannya Pak, yang bisa dilakukan manusia hanya mengurangi bahaya di reaktor. Dan saya percaya itu, karena dulu saya pernah juga belajar fisika. <br /><br /><br /><br />Silahkan memberi tanggapan.<br /> <br />Teknologi, mau tidak mau adalah dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia.<br />Permasalahan lain yang perlu dan bahkan harus diperhatikan adalah:<br />sudah siapkah kita menerima nuklir?<br /><br />Siap disini dalam artian, apakah masyarakat Indonesia sudah sedemikian terdidiknya dan sadar bahwa nuklir itu aman?<br />Fisikawan boleh saja berkata bahwa itu aman, tapi kalo elemen lainnya masih terbelenggu trauma dan ketidaktahuan, apa mau dipaksa?<br />jika dipaksakan, maka saya tentu saja akan berbalik menjadi orang yang paling menolak penggunaan Nuklir.<br /><br />kalau kita menyebrang ke bidang IT, maka dalam penerepan suatu sistem/aplikasi baru, perlu ada pembinaan bagi seluruh stakeholder (pihak yg terlibat). jika hal ini tidak ada, maka jangan heran jika sistem/aplikasi tersebut ditinggalkan, meskipun kita tahu itu canggih dan bermanfaat. Ujungnya kesia-siaan.<br />Untungnya, IT masih sebatas kerugian finansial. Tetapi nuklir?<br /><br />Kalau ada fisikawan mengatakan bahwa bangsa ini tidak akan maju2 hanya karena tidak segera menggunakan Nuklir, maka saya berani mengatakan fisikawan tersebut tidak pernah keluar dari Lab-nya. Cobalah keluar dan rasakan. Atau kalau anak remaja bilang, "Gaul donk Mas/Mbak."<br /><br />Lihat bagaimana penggunaan contoh lalu lintas oleh Ajos, bukankah ini malah menggambarkan kepada kita bahwa bangsa ini masih sembrono dan tidak taat aturan. Bukankah PLTN menuntut pelaksanaan aturan dan pengawasan yang ketat, baik dari staff PLTN dan masyarakat sekitar?<br /><br />saya rasa pembahasan ini sudah ada sebelumnya, di milis ini juga.<br />dan dengan pola yang masih sama,<br />dan pendapat saya masih sama. (dan mungkin juga sependapat dengan Suharyo).<br />hingga saya sempat bekelakar dengan teman,<br />"Coba loe tanya sama nenek loe tentang nuklir, kalo dia tau dan gak takut, kita siap!"<br /><br /><br />,_._,___ <br />Makanya, orang kayak anda harus lihat bagaimana Jepang mengelola Nuklir.<br /><br />Saya ndak yakin 100 tahun mendatang Indonesia akan semaju Jepang<br />secara teknologi, jika orang seperti anda, Liek Wilardjo dkk tetap<br />bercokol dan didengar suaranya.<br /><br />Saran saya cuman satu: sebagai first step, daripada dana-dana LSM itu<br />habis tak jelas kemana, jalan-jalanlah ke R&D Toshiba di Kawasaki.<br /><br />Sekalian ingin tahu blueprint Toshiba tentang Nanotechnology, toh?<br /><br />Salam,<br /><br /> <br />__,_._,_Makasih pak Agung. Anda memang pintar.<br /> <br />__,_._,_Di amerika ( sepertinya nama anda dari amerika ya?) tidak banyak yang tahu PLTN , Pak. Dan tidak semua orang mengerti tentang Nuklir, tetapi toh mereka menghasilakan tehnologi yang pada akhirnya juga mempermudah orang banyak! Demikian juga yang terjadi di eropa, asia pemakai PLTN, tidak semua bangsanya mengerti soal nuklir, tapi toh mereka membangunnya! Kalau mereka berpola pikir seperti anda( coba loe tanya nenek loe tentang nuklir, kalo dia tau dan ndak takut, kita siap !!) pasti mereka tidak membangun PLTN juga seperti kita, karena nenek -nenek amerika, eropa, jepang, korea, pakistan, india, cina RRC, juga ndak tahu, kalaupun tahu, mereka juga takut, kok!!<br /><br />Tapi seandainya kita berpikir, PLTN ada, listrik jadi ada dan murah, 1 kg uranium sebanding dengan ribuan galon solar untuk menggerakan PLTD, atau berton-ton batubara pada PLTU.<br />Kalau listrik murah, industri dapat mengurangi biaya produksi, efek berikutnya adalah harga barang produksinya dapat lebih murah, rakyat dapat terkurangi beban hidupnya. <br />Atau daya saing produk Indonesia lebih meningkat. sehingga devisa bangsa kita bertambah, hutang negara kita dapat dibayar, Naif, ya? he he he<br />Apalagi Bahan bakar Fosil 20 -30 tahun lagi lenyap dari muka bumi, kebutuhan Listrik tentulah meningkat tajam. PLTN ( walupun uraniumnya juga bakal habis) tapi kan memberi kesempatan kita untuk bernafas sejenak sambil menung PLT ...yang lain ditemukan.<br />ok, salam !!!<br /><br /><br /> <br />Betul pak Kunaifi...<br /> <br />Pikiran saya langsung terbuka.. saya bukan fisikawan, apalagi nuklirwan...<br />Saya betul2 orang awam yang menganggap nuklir itu sesuatu yang sangat tidak penting. Ah.. sebenarnya penting juga sih, tapi belum sekarang. Masih banyak yang lebih penting dan mendesak. Bukankah dalam teori mmm apa sih namanya itu yang ada kuadran2 Penting vs Mendesak, kita harus mendahulukan sesuatu yang penting dan mendesak?<br /> <br /> <br />Ternyata betul kata pak kunaifi, semakin pintar seseorang, semakin penting arti nuklir.<br /> <br /> <br />Saya kebetulan belum jatuh hati sama nuklir, pak. Tapi sama pepohonan saya udah cinta mati.<br />Beberapa waktu lalu di depan kantor saya tidak kurang 10 pohon besar di pinggir jalan dipangkas!!! .. Siapa yang nggak sakit hati? Katanya sih buat menghindari ranting2 tua yang berjatuhan. Duh... kenapa nggak ranting tuanya aja yang dibabat? Yang masih hijau segar dan lebat pun ikut dihabisi.. :'(<br /> <br /> <br />Seandainya nuklir bisa mempercepat tumbuhnya daun2 hijau, saya sih mau2 saja dukung nuklir... hidup nuklir!! eh.. hidup hijau!!!<br /> <br /> <br />Salam,<br /><br />__,_._,___ <br />_Saya rasa kita gak usah ikut2an pakai teknologi nuklir segala untuk bisa memenuhi kebutuhan energi... Toh nantinya yang menikmati hanya kalangan atas dan berduit saja... Kalau untuk alasan industri lebih baik pakai yang konvensional saja... Coba sekarang lihat orang-orang miskin di Indonesia... Emangnya mereka butuh energi banyak... Nggak khan...<br />Menurut saya, PLTN baru boleh ada kalau kita sudah punya planet lain untuk buang sampah sembarangan. ..<br />Masalah lain adalah mengenai KKN di Indonesia... Kalau kontraktor kalo korupsi trus bahan-bahan untuk membangun dikorup, paling2 gedung runtuh dan korban jiwa paling banyak 10.000 jiwa... Lah kalo bahan-bahan pelindung nuklir dikorup, korban jiwanya berapa... Saya mahasiswa fisika medis yang konsen di masalah proteksi kesehatan radiasi... Dosen2 bilang dengan mendukung PLTN kami bisa dapat pekerjaan besar... Wow... Its all about money... Tapi saya juga amati KKN tak pernah ada yang mampu menjamin...<br />Jadi intinya, kalau kita sudah sanggup mengolah residu nuklir dengan baik dan sudah ada yang berani menjamin dan membuktikan bahwa korupsi di Indonesia sudah diberantas habis, sah-sah saja kita bangun PLTN...<br /><br />Bukan masalah pintar atau tidak... Tapi bijak atau tidak... <br />Jangan asal sradak-sruduk. .. Bijaklah demi generasi berikut... Sisakan bumi untuk anak-cucu...<br /><br /> <br />__,_._,___ <br />Wah ini tendensinya kok udah menyerang nih kalo indonesia enggak akan<br />semaju jepang kalo enggak mengikuti jepang mengelola nuklir. Saya<br />belum lihat nih korelasinya mas.<br /><br />Saya sendiri bukan yg anti nuklir ato yg anti renewable energy. Tapi<br />kita beri ruang buat kedua kubu utk saling mengemukakan pendapatnya<br />secara ilmiah beserta argumen2 ilmiah yg jelas.<br />Bukan langsung menyerang kayak gini.<br />Mari kita belajar saling mendengar, berdiskusi dan berdebat dgn<br />argumen2 yg jelas tanpa harus saling menyerang. Kan enggak percuma<br />anda2 ini udah jauh2 belajar ke luar negeri.<br /><br />._,___ <br /><br />Salam kenal pada bapak – bapak yang sedang berdebat mempertahankan pendapat masing – masing mengenai PLTN. <br />Saya sebagai mahasiswa, merasa salut kepada bapak – bapak semua, baik yang kontra maupun yang pro PLTN. <br />Karena klo tidak ada bapak – bapak yang pro PLTN, suatu rencana tidak akan berjalan.<br />Begitu juga, jika tidak ada bapak – bapak yang kontra PLTN, maka mungkin tidak ada usaha untuk meningkatkan kualitas PLTN itu sendiri. <br />Untuk pak Kunaifi terima kasih telah memikirkan nasib generasi berikutnya.<br />Dan untuk pak Agung terima kasih atas semua tindakan bapak bagi kemajuan bangsa ini. <br />SALUT untuk bapak – bapak semua,,,, <br />dan klo boleh saran,,, daripada berdebat hal ini, <br />alangkah baiknya kita sama – sama memikirkan langkah terbaik apa yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis bangsa ini. <br />Karena semakin lama masalah ini diatasi semakin banyak rakyat Indonesia yang akan makin sengsara,,,, ,<br />BERJUANG untuk INDONESIA TERCINTA !!!!!!!!!!!! !!!!!!<br /><br />,_._,___ <br />Tidak perlu mengerti, cuma tau aja dulu.<br />ya, hanya sekedar tau.<br />bangsa ini lemah sekali dalam hal pendidikan, mungkin anda beruntung mengenyam pendidikan maha tinggi.<br />nah, tanpa ada sosialisasi yang kuat dan pendidikan yang cukup, tidak akan pernah bangsa ini maju, apalagi untuk hal-hal yang beresiko tinggi.<br /><br />Contoh nenek tersebut bukan berarti semua nenek2 harus tau, bukan itu. Tetapi kalau anda perhatikan lagi kalimat saya, maka frase "nenek loe" berarti orang (nenek) terdekat yang sangat mungkin pendidikannya paling rendah dari seluruh keluarga anda. Nah, jika anda sebagai ingin segera Nuklir digunakan, tetapi kalau orang sekitar anda saja masih was-was, ya, lebih baik anda sosialisasikan dulu saja.<br /><br />Dalam tulisan saya, membuktkan bahwa saya sebenarnya adalah pendukung penggunaan Nuklir. Tetapi masalah lain (sosial) ini yang memaksa saya, untuk memikirkan kembali. Apakah sudah saatnya? Apakah kita sudah siap? (lihat lagi pertanyaan ke nenek tsb). Dengan berbagai keserampangan yang terjadi, cukup handalkah kita dalam menanggulangi resiko tersebut?<br /><br />itu saja dulu....<br /><br />(...Kita...bukan kami...)<br /><br />__,_._,___ <br />Salam kenal saya adit.<br />saya mengikuti perbincangan topik ini dari awal. Sangat menarik. Oh<br />iya Pak Kunaifi saya tertarik dengan limbah nuklir dan 'tong<br />sampahnya', mbok ditulis di sini Pak... Atas kesediannya saya ucapkan<br />terimakasih.<br /><br />Salam<br />_,_._,___ <br />Hmm....Bung Agung<br />saya jadi curiga dengan anda, <br />jangan2 anda yang punya "motif-motif non-teknis" (mungkin takut kehilangan bagian),<br />sehingga ada begitu ngotot bahkan sampai pada pembunuhan karakter.<br />Lebih lanjut, anda malah mulai mencampuradukkan kesimpulan2 anda (dan hanya kesimpulan anda), untuk membentuk suatu opini.<br />Anda saya lihat melanjutkan studi di Jepang, tapi kok opini2 anda tidak mencerminkan apa yang saya bayangkan terhadap jepang yah?<br />Mungkin saya harus mulai meninjau kembali bayangan saya tentang fisikawan dan negeri sakura itu.<br />CMIIW<br /><br />Sekian.<br />__,_._,___ <br />Jauh-jauh sekolah ke Jepang bikin anda jadi makin 'pintar' dan 'bijak.' Ibarat pepatah, anda bener-bener menggunakan filsafat padi, 'makin berisi makin menunduk'. Indonesia 'butuh' orang seperti anda untuk menjadi pembuat keputusan strategis.<br /><br />Jika anda periksa posting saya dengan bahasa Indonesia yang bener, anda tidak akan menemukan bahwa alasan yang saya kemukakan adalah 'PLTN identik dengan bom, atau 'PLTN identik dengan Al-Qaeda.'<br /><br />Makanya ada baiknya anda berhenti berspekulasi. Baca argumen saya dengan baik, lalu anda sampaikan pula argumen anda. Itu namanya debat yang sehat. Maaf, untuk berdebat secara sehat, saya perlu mengajari anda.<br />_._,___ <br />_,_Oh ya ada yang kurang..<br /><br />Pak Agung, saya kutip beberapa tulisan anda di bawah ini:<br /><br />"Orang seperti kunaifi hanya berada pada dua keadaan: 1. Benar-benar bodoh, karena tak tahu perkembangan teknologi nuklir" (saya tidak akan tanggapi ini, karena bodoh/tidaknya saya bukan anda yang menentukan. Fakta di milis ini, saya berargumen dan fakta. Silahkan periksa kembali posting2 anda jika anda melakukan hal yang sama. Anda mengatakan saya tidak tahu perkembangan nuklir, saya tidak akan membantah, karena kapasitas keilmuan saya bukan ditentukan oleh anda).<br /><br />"Orang seperti kunaifi hanya berada pada dua keadaan: 2. Ada motif-motif non-teknis; karena tak kebagian" (saya tersinggung atas tuduhan anda. Anda terlalu berani berspekulasi, padahal anda hanya mengenal saya di milis ini. Melancarkan tuduhan seperti ini tidak bisa diterima dalam komunitas orang bermoral. Perlu saya katakan pada anda, bahwa satu-satunya keterlibatan saya dengan PLTN Muria adalah bahwa saya adalah warga negara Indonesia, dan saya tidak rela anak-cucu saya dan anak-cucu anda dan anak-cucu saudara sebangsa saya menanggung beban "kemajuan teknologi" yang anda anut).<br /><br />"Inilah jawaban mengapa bangsa ini tetap aja jongkok, karena orang yang dianggap ilmu rela menjadi pelacur demi kepentingan diri dan kelompoknya" (kalau kalimat ini juga ditujukan pada diri saya, berarti memfitnah orang lain memang sudah menjadi sifat anda yang mendarah daging. Begitu ringannya anda menuliskan kata "pelacur" dan "kelompoknya" di forum ini. Perlu saya katakan, anda adalah orang pertama yang menulisakan kata itu di forum ini. Anda mesti belajar bagaimana berdialog secara sehat. Moga-moga cuma anda mahasiswa Indonesia di Jepang yang seperti ini. Untung anda sekolah dibiayai pemerintah Jepang, kalau dibiayai pemerintah Indonesia, bangsa ini telah membuang-buang uang. Ngotot dengan pendapat boleh pak, tapi tetap dalam koridor moral, oke?).<br /><br />Satu hal lagi yang perlu anda ingat, bung Agung yang manis......, bahwa diskusi ini anda yang membukanya pertama kali. Lain kali anda mesti hati-hati membuka topik diskusi baru, sebab pro-kontra selalu muncul dalam diskusi apa pun. Bagi saya lucu sekali bahwa anda membuka diskusi, tapi tidak menerima pendapat orang yang tidak sepaham dengan anda. Selain lucu, juga aneh, sehingga saya tidak tertawa. <br /><br />Yang lebih aneh lagi, anda setahu saya adalah mahasiswa PhD, tapi mengapa anda tidak menjawab ARGUMEN saya dengan ARGUMEN? Apakah anda tidak belajar tentang itu di sekolah anda? Anda justru membuat tuduhan-tuduhan mengenai pribadi saya. Saya yakin hanya anda mahasiwa Indonesia di Jepang yang seperti ini. Saya bekerja dengan 2 Doktor lulusan Jepang, dan kenal sekitar 5 Doktor lulusan Jepang, tapi semuanya pintar berdiskusi.<br /><br />Email ini sekaligus pernyataan saya keluar dari diskusi ini. Ini sudah tidak sehat, tidak produktif, dan sudah keluar dari masalah PLTN. Baru kali ini saya marah dalam diskusi. Padahal tujuan diskusi adalah mengembangkan pemahaman. Saya tidak akan merandahkan diri saya lebih jauh melayani para "pengarang cerita."<br /><br />Kalau anda ingin forum marah-marah ini berlanjut, silahkan tanggapi email saya ini. Tapi saya sarankan supaya anda tidak perlu membalas, karena anda sudah memfitnah saya, dan saya sudah membalas. Jadi adil kan? 1:1. Jangan bikin jadi 1:2, sebab saya tak akan berhenti untuk membuatnya jadi 2:2. Kalau sudah begitu, moderator terpaksa turun tangan.<br /><br />Selamat ketemu di forum yang sama, tapi di topik berbeda. <br /><br /><br />Salam,<br /><br />Saya prihatin dengan statement-statement non-ilmiah, dan bahkan terkesan tendensius, yang sayangnya mewarnai diskusi PLTN ini, seperti yang terlontar pada postingan di bawah. <br />Secara pribadi saya melihat diskusi ini berjalan dengan baik dan ilmiah. Argumen-argumen dari kedua belah pihak dilontarkan dengan baik dan masih dalam batas-batas yang cukup santun, kecuali setiap statement yang keluar dari pe-mosting di bawah ini. <br />I just wonder, sebagai seorang intelektual (apalagi sedang menyelesaikan S3 nya di Jepang), apakah sang penulis tidak dapat bersikap lebih santun sedikit dalam mengungkapkan opini dan membantah argumen-argumen pihak lawan? Sebaliknya, saya bahkan belum pernah membaca argumen ILMIAH si penulis mengenai pembelaannya terhadap PLTN, di mana justru kawan-kawan lain telah melontarkan argumen-argumen yang bagus sekali dari kedua belah pihak, baik dari pihak yang pro maupun yang kontra. Sepengetahuan saya, apa yang si penulis lakukan hanyalah melemparkan wacana pro PLTN, memberikan dukungan seraya memaparkan kecanggihan riset-riset nanotechnology di Jepang (termasuk riset quantum computing di group nya), mencela mereka yang mencoba berlainan perndapat meskipun dengan argumen kemanusiaan yang sensible, menyuruh mereka meninjau industri Toshiba di Jepang, dan akhirnya melontarkan tuduhan seperti di bawah ini. <br />Saya prihatin.... sungguh-sungguh prihatin.... .<br /><br /><br />Mas Ajos, orang seperti kunaifi hanya berada pada dua keadaan:<br /><br />1. Benar-benar bodoh, karena tak tahu perkembangan teknologi nuklir.<br /><br />2. Ada motif-motif non-teknis; seperti yang anda bilang, karena tak<br />kebagian. Maka dari itu, alasannya pun lucu-lucu, seperti PLTN itu<br />identik dengan bom dan identik dengan AL-QAEDA.<br /><br />Halah ... inilah jawaban mengapa bangsa ini tetap aja jongkok; karena<br />orang yang dianggap ilmu rela menjadi pelacur demi kepentingan diri<br />dan kelompoknya.<br /><br />Salam,<br /> <br />__,_._,___ <br />Maaf mas saya kurang mengerti ilmu ekonomi... Tapi yang saya ingin tekankan adalah untuk konsumsi energi rakyat saya rasa masih cukup dengan pemenuhan kebutuhan energi konvensional. .. Dengan syarat adanya pengamanan yang ketat atas pencurian listrik yang masih marak... Penggunaan energi untuk klub-klub hiburan malam di Jakarta saja kalau bisa dikurangi akan berguna untuk mengatasi kekurangan energi... Intinya asal kita tidak boros energi ya pasti bisa... Mulai dari diri-sendiri mungkin ya... <br /><br /><br />Ini lepas dari masalah nuklir. Jika ekonomi kita meningkat, maka<br />kebutuhan energi kita akan meningkat.<br /><br />Contoh: Orang2 miskin yang dulu anak-anaknya tidak sekolah, sekarang<br />sekolah. Dulu di malam hari anak2 mereka tidak perlu listrik/lampu<br />untuk membaca atau mengerjakan PR. Sekarang mereka butuh. Kalau<br />sudah begini apa kebutuhan energi tidak meningkat. Dan peningkatannya<br />bukan karena kebutuhan konsumtif (main video game atau AC), tapi<br />karena orang2 yang dulu tidak memakai energi untuk kebutuhan<br />primernya, sekarang memakai. Percayalah, bahwa peningkatan kebutuhan<br />energi karena BANYAK anak2 orang miskin sekolah, akan JAUH lebih besar<br />dibandingkan peningkatan kebutuhan energi yang dipakai orang2 kalangan<br />atas (AC/video game/etc).<br /><br />Ahli ekonomi yang benar akan bilang bahwa dalam sistem ekonomi, yang<br />menentukan harga sembako itu bukan distributor atau pemerintah, tetapi<br />orang2 yang masuk dalam lowest common denominator, alias rakyat banyak.<br />__,_._,___ <br />Salut sama Mas Agung ini. Ngotot terus. Tapi saya rasa masih banyak yang perlu dibenahi di bangsa kita. Yang paling dasar adalah MORAL. Terutama moral dimana kita merasa paling pintar & paling tau. <br /><br />Bikin reaktor nuklir bukan sekedar masalah teknologi. Tapi sampai ke masalah sosialnya juga. Apa kata dunia kalo pembangunan reaktor nuklir aja melibatkan unsur korupsi di dalamnya? Pembangunan PLTN sudah berjalan. Kita cuma bisa berharap semuanya berjalan lancar. Amin ... <br /><br />Sebenarnya masih banyak sumber energi lain di tanah air kita. Minyak melimpah, sumber energi geothermal juga sangat melimpah. <br /><br />Tujuan akhirnya apa sih? PENINGKATAN EKONOMI NEGARA & PENINGKATAN TARAF HIDUP RAKYAT. Untuk mencapai ini nggak harus "ngotot" bergerak dari bidang nanoteknologi kok. Biarlah nanoteknologi jadi garapannya negara-negara yang sudah lama berkutat di bidang ini. Masih banyak lahan buat negara kita. Buat kita-kita yang sudah bekerja di bidang nanoteknologi, lanjutkanlah ... Terus berkontribusi untuk negara. Tapi rasa-rasanya butuh waktu lama kalau kita mau mengangkat nama Indonesia dari bidang nanotech. <br /><br />"Lha wong ngurusin minyak aja nggak beres, gimana mau ngurusin nuklir???" Saya sih berharap sebaliknya. Siapa tau urusan energi nuklir menjadi 'solusi' di tengah urusan minyak kita yang sedang terperosok. <br /><br />salam,<br /><br /> <br />__,_._,___ <br />Kalau dilihat dari banyaknya orang yang berada di garis kemiskinan yang makin abu-abu itu benar juga sich bahwa pengguna energi terbesar itu mereka... Realita yang relatif banyak bapak lihat sedikit berbeda dengan yang relatif banyak saya lihat... Kalau dalam sudut pandang saya (yang mungkin salah tapi juga mungkin benar) listrik itu banyak dinikmati untuk hal-hal yang tersier... Hiburan, kemewahan, tv, radio... Khusus untuk TV, jika pesan pemerintah hemat listrik dari pukul 19:00-22:00 dijalankan maka kita akan lebih meratakan penggunaan listrik... Yang saya maksud seperti itu... Orang menengah ke bawah menurut saya lebih paham masalah menghemat energi karena uang mereka sedikit... Orang menengah ke atas hanya sebagian kecil (bukan tidak ada) saja yang paham mengenai hal tersebut... <br /><br /><br />Coba kita buat estimatsi sederhana. Jika 10 juta rakyat miskin<br />Indonesia yang seharinya tidak menggunakan listrik sekarang<br />menggunakan listrik 100 W rata-rata. Ini sudah 1 giga watt. <br />Jatiluhur itu 187 MW dari referensi yang saya baca, alias membangun 1<br />waduk sebesar Jatiluhur tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan 10<br />juta orang yang hanya menggunakan 100 W rata-rata.<br /><br />Itu hanya back-of-envelope calculation. Perhitungan sebenarnya tentu<br />jauh lebih kompleks. Intinya, jika kesejahteraan rata-rata di<br />Indonesia meningkat, maka kebutuhan energi akan melonjak luar biasa<br />dan ini SEDIKIT/HAMPIR TIDAK ADA hubungannya dengan konsumsi listrik<br />orang kaya. Saya tidak membela orang2 kaya, tapi saya hanya<br />menunjukkan realita.<br />_._,___ <br />Mas "John",<br /><br />Bagi saya, masalah "teknologi", apalagi "teknologi nuklir", hanyalah<br />salah satu bagian terkecil dari revolusi yang harus dilakukan bangsa ini.<br /><br />Saya sepakat dengan anda, bahwa yang harus dilakukan pertama kali<br />adalah revolusi moral, setelah itu revolusi sains, setelah itu<br />revolusi teknologi, kemudian revolusi industri.<br /><br />(Jika anda mengikuti milis<br />(http://tech. groups.yahoo. com/group/ interdisiplin/) dan blog<br />(http://trisetyarso. wordpress. com/) yang saya buat, ide mengenai<br />revolusi seperti itu tersebar dimana-mana. )<br /><br />Namun, khusus untuk masalah teknologi nuklir, sekali lagi, marilah<br />kita hargai para pakar teknologi yang berbicara teknologi; janganlah<br />seorang profesor tak jelas yang menghakimi bahwa teknologi nuklir itu<br />bahaya atau tidak.<br /><br />Jika kita ingin bangsa ini membaik, marilah kita hargai pakar yang<br />bersangkutan untuk berkarya dan didengar pendapatnya.<br /><br />Jika anda ingin tahu teknologi nuklir, maka lebih baik kita dengar Pak<br />Sutrisno dan Pak Zaki Suud untuk berbicara.<br /><br />(Ironis memang, kedua orang tersebut nyaris tak terdengar di media<br />sedikit pun .. !)<br /><br />Salam,<br /><br />sekali lagi pak agung saya dukung pendapat anda 100%...tapi ingat <br />mereka juga berhak berpendapat. ..jangan sampai forum ini jd penuh dg <br />caci maki..ingat pesan2 para pendiri forum ini.....klo perdebatan di <br />forum sepperti ini saya takut tujuan pendirian forum ini jd <br />ternoda...sebagai searang sarjana fisika saya turut <br />prihatin ..dengan perkembangan milis FISIKA belakangan ini ,memang <br />sejak 4 tahun lalu saya bergabung di milis ini baru ini ada <br />perdebatan yg mengarah ke hal2 yg negatif...<br />sekian dan MOHON di perhatikan untuk semua... <br /> <br />__,_._,___ <br />Handhika, cuba kamu baca posting saya mengenai pltn menjadi first step<br />bagi nanoteknologi.<br /><br />Silakan search di archive.<br /><br />._,___ <br />Saya sendiri sudah bekerja di BATAN dari 1989 sampai sekarang belum <br />melihat ada tanda-tanda keseriusan untuk membangun PLTN sekalipun <br />sekitar sepuluh tahun lalu pihak Jepang melalui perusahaannya, <br />NewJec, sudah melakukan survey Studi Tapak & Studi Kelayakan (STSK) <br />namun semua pihak petinggi di instansi saya tetap takut untuk <br />mengambil keputusan sedangkan menurut UU-nya instansi saya tersebut <br />bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan tentunya orang nomor <br />satu di kantor saya bisa saja akses langsung ke RI-1. Namun apa daya <br />semuanya takut resiko.<br /><br />Mungkin sampai saya pensiun (sekitar 10 tahun lagi) atau anak-anak <br />saya sudah S3 pun PLTN tersebut tidak akan pernah ada.<br /><br />Sebetulnya mudah saja kalau kita mau, pembangunan, pengoperasian, <br />pemeliharaan dan pengolahan limbah bisa saja semuanya dilakukan oleh <br />negara-negara yang sudah maju seperti misalnya yang tidak usah jauh-<br />jauh, Jepang, dan kita cuma ambil listriknya saja.<br /><br />Secara jujur saja bahwa bangsa kita ini mungkin ditakdirkan untuk <br />berwatak non-inovator tetapi aplikator sehingga kalau kita mau terus <br />mengikuti perkembangan teknologi sejalan dengan negara-negara <br />industri maju, ya, sebaiknya lakukanlah seperti yang saya utarakan <br />tadi. <br />_,_._,___ <br />Salam,...<br /> <br />Jangankan para fisikawan,.. kami-kami saja para fisikawam (fisika-awam) juga prihatin dan berduka cita dengan kejadian di forum ini.<br />Kami sedang seru-serunya membaca adu argumen yang betul-betul menarik dan membuka wawasan kami, eh.. kok tiba-tiba komentar yang menjatuhkan. Tapi kok kami melihat yang mau menjatuhkan justru yang terjatuh. :)<br /> <br />Kami pun sangat menyayangkan kalau akhirnya saudara/pak Kuanifi mengundurkan diri. Bukannya kami mendukung beliau, tapi sumber ilmu dan inspirasi kami jadi berkurang.. hehe.<br /> <br />Thx juga buat, pak Onex, pak Sigit, pak Dodi, mr.Rock, dan kawan-kawan semua.. atas sumbangan ilmu gratisnya. pak agung, kami akan salut dan bangga kepada bapak kalo MAU membujuk pak Kunaifi bergabung lagi. Hihihi.. <br /> <br />Mohon maaf kalo kami cuma bisa ber-opini tanpa argumen yang ilmiah, karena yaaa memang begini keadaan kami, miskin ilmu, tapi kaya rasa ingin tahu. Lagipula kami bukan fisikawan.. :)<br /> <br /> <br />Wassalam,<br />Mas Alvano,<br /><br />Saya juga khawatir sama seperti anda. <br /><br />Setelah tahunan mengikuti isu yang tak kunjung kelar ini, saya melihat<br />dengan jelas ada upaya pembodohan massal dalam kasus PLTN ini; kawan<br />saya, Sidik Permana, lulusan Tokodai bidang teknik nuklir mengatakan<br />bahwa sudah pernah submit 5 tulisan populer ke seluruh media massa,<br />namun direject hanya dengan alasan bahwa isu populis yang berkembang<br />di masyarakat adalah menolak PLTN.<br /><br />(Bandingkan dengan tulisan Pak Wilardjo yang sangat tak ilmiah namun<br />dipublish di KOMPAS:<br />http://www.kompas. com/kompascetak/ read.php? cnt=.xml. 2008.03.14. 0036588&channel= 2&mn=158& idx=158)<br /><br />Pembodohan itu entah sadar ataupun tidak sadar, dilakukan oleh banyak<br />pihak; entah itu media massa, sebagian dari fisikawan, birokrat dan<br />para suporter2x lainnya.<br /><br />Akibat dari pembodohan seperti itu, ya akhirnya kita bahkan tak berani<br />menganggap diri kita layak menjadi inovator; bangsa kita mungkin hanya<br />layak sekelas aplikator atau mungkin lebih rendah lagi, yaitu calo. <br /><br />(Btw, kata inovator sendiri semakin langka terdengar; apalagi<br />inventor. Mungkin tak lama lagi tak hanya terdengar sayup-sayup; kelak<br />akan benar-benar hilang dari kamus bahasa indonesia)<br /><br />Btw, bidang saya sekarang memang tak bersentuhan langsung dengan PLTN;<br />bidang yang saya kerjakan adalah implementasi komputer kuantum. Karena<br />Profesor saya, yaitu Profesor Kohei M. Itoh (Keio), dan juga rekan<br />saya di NII (National Institute of Informatics) yaitu Thaddeus Ladd<br />(Stanford), mengembangkan implementasi qubit dengan menggunakan nuklir<br />pada silikon, maka saya semakin tahu, bahwa nuklir itu aplikasinya<br />luas sekali; jangan dikit-dikit dikait-kaitkan dengan teroris dan bom<br />atom.(Sebagaimana yang dihembus-hembuskan oleh Pak Liek Wilardjo)<br /><br />Dan alangkah mustahilnya kita mampu mengembangkan teknologi nano, jika<br />kita tak mengembangkan nuklir untuk keperluan energi.(Maka dari itu<br />saya kasih link2x Toshiba, MIT dsb untuk dipelajari; saya males kalo<br />harus nerjemahkan dan menjelaskan ... silakan usaha sedikit ...)<br /><br />Akhirul kalam, singkat cerita, saya prihatin sekali dengan kejumudan<br />mereka yang pikirannya sangat tak terbuka. Semoga kelak Allah SWT<br />memberikan pencerahan kepada anda yang pikirannya terjajah.<br /><br />Saya percaya bangsa kita mampu menjadi inovator, bahkan inventor<br />sekalipun !!<br /><br />Amiin.<br /><br />Salam,<br /><br /> <br />__,_._,___ <br />Sebenarnya saya mendukung sepenuhnya pembangunan PLTN di Indonesia. Sekedar koreksi statement Mas Agung,<br /><br />"Dan alangkah mustahilnya kita mampu mengembangkan teknologi nano, jika<br />kita tak mengembangkan nuklir untuk keperluan energi."<br /><br />Mas Agung yg baik ...<br /><br />Tanpa nuclear reactor pun saya rasa Indonesia bisa mengembangkan nanoteknologi. Nanotekonologi tidak 'melulu' masalah nuclear reactor. Saya rasa banyak physicist di bidang nanoteknologi di milist ini yang setuju dengan statement saya. <br /><br />Sebenarnya apa sih yang bisa dimanfaatkan oleh para scientist nanoteknologi dari nuclear reactor? Setau saya dari reaksi nuklir kita bisa memanfaatkan beam neutron-nya (sebagai hasil reaksi nuklir) untuk mengkaji struktur material. Ini lebih ke arah micro-physics. Kalo neutron scattering, saya rasa BATAN-Serpong juga punya, hanya pemanfaatannya yang belum maksimal. <br /><br />Lalu, nanoteknologi. Nanoteknologi lebih banyak berurusan dengan mesoscopic physics, bukan micro-physics (I would say). Saya rasa tanpa nuclear reactor pun banyak alternatif karakterisasi yang lain. Electrical measurement? Magnetic measurement? Indonesia punya ini. <br /><br />Apakah Mas Agung tau di bagian mana PLTN bisa secara langsung berkaitan dengan nanoteknologi? Bisa tolong beri saya contoh?<br /><br />Saya rasa kita masih bisa mengembangkan nanoteknologi sekalipun tanpa PLTN.<br /><br />salam,<br /><br />Dan alangkah mustahilnya kita mampu mengembangkan teknologi nano, jika<br />kita tak mengembangkan nuklir untuk keperluan energi.(Maka dari itu<br />saya kasih link2x Toshiba, MIT dsb untuk dipelajari; saya males kalo<br />harus nerjemahkan dan menjelaskan ... silakan usaha sedikit ...)<br />_,_._,___ <br />Moderator kemana??? Ada yang bakal berantem nih kayaknya...<br />Malu om, banyak anak-anak muda yang baca... Saling berbaikan donk... Semua ini masih bisa dibicarakan dengan hati tenang kq... Mending bicara tentang bagaimana solusi terbaik mengenai pengolahan sampah PLTN dan polusi air panas yang bakal merusak ekosistem di sekitar semenanjung Muria... Ada yang punya solusi nggak mengenai dua hal tersebut...? ????<br /><br />Mas "John",<br /><br />Perlu diperjelas dulu, kenapa dikatakan kita satu profesi?<br /><br />Memang profesi anda apa dan profesi saya apa?<br /><br />Salam,<br /><br />_._,___ <br />Berlebihan pak... Sangat tidak memotivasi anak-anak muda yang akan mencoba berjuang untuk bangsa ini... Malah mungkin akan merasa malu sama sekali terhadap kesinisan demi kesinisan yang bapak lontarkan... Jangan meng-generalisasi dalam suatu bangsa bila ingin berbicara tentang kelayakan bangsa ini akan menjadi apa... Orang-orang yang kontra terhadap suatu hal punya alasan untuk bicara tidak tentang sesuatu... Karena itu akan menjadi sesuatu yang sangat tidak baik jika bapak menganggap usaha yang dilakukan sebagian orang dalam mempertahankan pendapatnya itu merupakan suatu pembodohan.. . Moderator kemana ya... Kq bapak yang satu ini didiamkan saja...??? Milis ini dibaca banyak orang lho...<br />__,_._,___ <br />Pak Kunaifi, ayo dunk..<br />Kami masih butuh pencerahan dari Anda.<br /><br />Toh Bapak bukan mencari posisi "Menang -Kalah" bukan. Saya bisa lihat,<br />penentang Anda (yang menyerang pribadi) begitu penting baginya jika<br />disebut HEBAT dan "Menang". Saya tidak melihat hal seperti itu dalam<br />argumen2 Anda. Anda mendidik dan memberi pencerahan.<br /><br />Kami tunggu artikel2 Anda di milis ini.<br /><br />Salam Damai di Bumi<br /><br />__,_._,___ <br />Mas "John",<br /><br />Bisa tahu aktifitas anda sekarang apa?<br /><br />Kalau anda ingin S2, coba pikirkanlah untuk memilih Jepang. <br /><br />Atau jika ingin bekerja, coba pikirkanlah kerja di Jepang. <br /><br />(Saya rekomendasikan Jepang, karena negeri ini telah berhasil<br />memadukan sains dan teknologi dengan baik sekali. Dan, etika yang<br />mereka memiliki juga membuat teknologi yang mereka kuasai menjadi<br />teknologi terdepan dalam banyak bidang di dunia)<br /><br />Sulit bagi saya untuk dapat merangkum seluruh kemajuan teknologi<br />nuklir yang terjadi sekarang ini dan kaitannya dengan teknologi nano;<br />karena sudah begitu complicated.<br /><br />(Menceritakan seluruh yang saya kerjakan di keio saja sudah tak akan<br />cukup.)<br /><br />Singkat cerita, tidak hanya sains saja yang kini mengalami<br />interdisiplin, tapi teknologi juga mengalami interdisiplin. Energi,<br />informasi, biologi dsb semakin saling sinergi satu sama lain untuk<br />menuju kesetimbangan sains dan teknologi yang baru.<br /><br />Termasuk salah satunya, teknologi yang sudah established di teknik<br />nuklir, dibutuhkan dalam teknologi informasi.<br /><br />Saya ndak bisa bayangkan nasib riset implementasi qubits dengan<br />menggunakan nuklir, dengan menafikkan teknologi nuklir, mengingat<br />begitu banyaknya ide dan perangkat-perangkat yang sebelumnya digunakan<br />dalam riset teknologi nuklir (yang tadinya untuk kepentingan riset<br />energi alias reaktor), yang kini terpakai dalam bidang-bidang lain<br />seperti riset kedokteran, informasi dsb. <br /><br />Sehingga, dus, riset teknologi nuklir di Indonesia untuk kepentingan<br />energi hendaknya jangan diharamkan, malah harusnya didukung. Karena,<br />Jepang membuktikan, kita tidak hanya butuh riset teknologi nuklir<br />untuk kepentingan energi itu sendiri, melainkan kita butuh hasilnya<br />untuk bidang-bidang lain.<br /><br />Btw, ini gambaran sekilas riset NMR Quantum Computation di Keio:<br /><br />http://www.appi. keio.ac.jp/ Itoh_group/ facilities/ facilitiese. html<br /><br />(Ada banyak perangkat yang tak dimasukkan dalam situs itu)<br /><br />Salam,<br />_,_._,___ <br />Usul yang bagus.<br /><br />Tentu, kalau itu terjadi, saya hanya jadi penggembira; jagoan saya<br />adalah Pak Sutrisno dan Pak Zaki Suud yang lulusan Nuclear Engineering<br />dari UC Berkeley dan Tokyo Institute of Technology. Kalau kutub ini<br />membutuhkan pembenaran dari teknologi nano, saya siap mensupport.<br /><br />Salam,<br />.<br /> Tambahan Pak..<br />Apapun ang kita baca dan diskusikan, tidak akan pernah menjadi proses<br />pembodohan.<br /><br />mengikuti diskusi "PLTN" di milis ini, membuat saya semakin banak tau.<br />Terimakasih untk semua yang sudah memberi pelajaran.<br /><br />Satu lagi,<br />Dunia media, tidak terlepas dari dnia bisnis. "Oplah".<br /><br />Salam<br /><br />.<br />Mas "Mesin",<br /><br />Jelas itu tergantung dari kekuatan politik yang berkuasa, yang akan<br />menyetir opini masyarakat umum. <br /><br />Inilah yang saya maksud dengan pembodohan massal.<br /><br />Ndak percaya?<br /><br />Contoh. Opini mengenai peradaban Islam di Eropa.<br /><br />Mayoritas orang Eropa enggan mengakui kontribusi Islam di peradaban Eropa.<br /><br />Silakan pelajari:<br /><br />http://trisetyarso. wordpress. com/2007/ 10/13/sejarah- islam-di- eropa/<br />http://video. google.com/ videoplay? docid=-768956312 207897325<br /><br />Begitu juga mengenai kasus 9/11, perang Irak, PLTN dsb.<br /><br />Salam,<br /><br />.<br /> Begini pak kunaifi..... limbah PLTN itu, 1 kg nya seukuran silinder<br />yang berdiameter 1 cm dengan tinggi 1 cm, jadi jelas bahwa limbah PLTN<br />sangatlah sedikit.... sedangkan dengan ditemukannya reaktor generasi 3<br />dan 3+ sekarang ini, maka 90% limbah dari PLTN yang ada sekarang ini<br />(generasi II) digunakan sebagai bahan bakar baru pada reaktor generasi<br />3 dan 3+....<br /><br />Alangkah hematnya PLTN itu kan......<br /><br />.<br /> <br />__,_._,___ <br />Benar apa yang dikatakan oleh mas Arnold LG. bagus sekali kalau diadakan forum terbuka seperti seminar..<br />mungkin bisa bekerjasama dengan ITB.... tinggal kita cari fasilitatornya saja...<br /><br />salam<br /><br />Saya playing devil's advocate nih. Sekarang apakah komunitas sains<br />Islam juga mau mengakui kontribusi ilmuwan dari zaman Yunani dan<br />Romawi kuno ? Geometri Euclid. Saringan Erasthothenes. <br />Cretan/Epimenides paradox. <br /><br />Sains bukan permasalahan siapa pertama menemukan apa. Bahkan bukan<br />siapa yang paling benar. Adanya teori relativitas TIDAK membuat<br />mekanika Newton salah. Sains juga bukan masalah nasionalitas,<br />kebangsaan, agama, atau masyarakat.<br /><br />I said this earlier and I am going to say it again: Kalau saintis dan<br />ilmuwan Muslim lebih memusatkan perhatian pada mempelajari,<br />mempraktekkan, dan mengajarkan sains dan teknologi, dibandingkan<br />meributkan siapa yang pertama menemukan apa, maka dunia Islam akan<br />jauh lebih maju. Saya pribadi capek dengan complain dan whining dari<br />dari orang-orang lebih banyak berkeluh kesah, mengklaim kejayaan masa<br />lalu, atau menyalahkan komunitas sains Barat dibandingkan kerja nyata.<br /><br />Give your rivals the proper credit. Kita harus bangga dengan bangsa<br />Indonesia membangun Borobudur, tapi kita juga harus hargai dan akui<br />bahwa bangsa Romawi membangun Colosseum, dan bangsa Cina membangun<br />Tembok Besar.<br /><br />Ada quote saya baca di Symmetry magazine yang patut kita renungkan.<br /><br />"There is no national science, just as there is no national<br />multiplication table. What is national is no longer science."<br /><br />Ganti kata 'national' dengan segala label negara, suku, agama, ras,<br />alma mater/institusi, dan kutipan di atas masih berlaku.<br />__,_._,___ <br />Mas Haryo, anda sudah baca belum karya Ibnu Sina, Ibnu Rusyd dsb?<br /><br />Nah, nanti anda akan temui, Aristoteles, Phytagoras dsb diakui dengan<br />baik oleh beliau-beliau itu. <br /><br />(Silakan kunjungi perpustakaan CIPSI (http://philosophia- cipsi.com/)<br />di Grand Wijaya, Jakarta).<br /><br />Anda bandingkan dengan pengakuan ilmuwan Barat terhadap kontribusi<br />peradaban Islam; ilmuwan yang paling jelas mengakui itu ya paling cuma<br />Roger Penrose di "Emperor of New Minds".<br /><br />Usaha penghapusan sejarah Islam itu memang sistematis sekali,<br />sebagaimana yang dikatakan oleh Bettany Hughes di <br /><br />http://video. google.com/ videoplay? docid=-768956312 207897325<br /><br />Sekali lagi, pelajari dengan baik video itu.<br /><br />Salam,<br /><br />.<br /> <br />__,_._,___ <br />Termakasih Pak Agung atas informasinya. .<br />apakah opini yang telah banyak bapak paparkan di milis dalam <br />topik "Opini PLTN di Media : Negatif" ingin meng-counter pendapat <br />orang2 yang menolak PLTN?<br /><br />Kita masih pengen diskusi ii dilanjutkan Pak. Mohon info2 lebih <br />lanjut..<br /><br />Salam<br /> <br />__,_._,___ <br />Mas Arnold,<br /><br />Saya tak berhak memperjuangkan PLTN di Indonesia; karena saya bukan<br />orang BATAN, LIPI dan tidak pula PhD dalam bidang nuklir.<br /><br />Sekali lagi, saya hanya suporter. Jagoan saya adalah Pak Sutrisno, Pak<br />Zaki Suud dan kawan saya, Sidik Permana. Untuk urusan PLTN, menurut<br />saya, merekalah yang seharusnya dijadikan rujukan.<br /><br />Sekarang ini saya kerja dan juga riset PhD dalam bidang informasi<br />kuantum (Quantum Information) . <br /><br />Bidang inilah yang akan saya perjuangkan habis-habisan. <br /><br />Jika berminat mengikuti perjuangan saya, silakan silaturahmi ke:<br /><br />http://www.trisetya rso.wordpress. com<br />http://tech. groups.yahoo. com/group/ interdisiplin/<br /><br />Kalau mau berminat lebih jauh lagi, saya tengah membantu pembangunan<br />sistem pendidikan di sebuah madrasah kecil yang terletak di rumah saya<br />yang terletak di Depok. <br /><br />Salam,<br /><br />Saya tak berhak memperjuangkan PLTN di Indonesia; karena saya bukan<br />orang BATAN, LIPI dan tidak pula PhD dalam bidang nuklir.<br /><br />Sekali lagi, saya hanya suporter. Jagoan saya adalah Pak Sutrisno, Pak<br />Zaki Suud dan kawan saya, Sidik Permana. Untuk urusan PLTN, menurut<br />saya, merekalah yang seharusnya dijadikan rujukan.<br /><br />Sekarang ini saya kerja dan juga riset PhD dalam bidang informasi<br />kuantum (Quantum Information) . <br /><br />Bidang inilah yang akan saya perjuangkan habis-habisan. <br /><br />Jika berminat mengikuti perjuangan saya, silakan silaturahmi ke:<br /><br />http://www.trisetya rso.wordpress. com<br /><br />http://tech. groups.yahoo. com/group/ interdisiplin/<br />Kalau mau berminat lebih jauh lagi, saya tengah membantu pembangunan<br />sistem pendidikan di sebuah madrasah kecil yang terletak di rumah saya<br />yang terletak di Depok. <br /><br />Salam,<br /><br />Belum. Dan mungkin tidak akan pernah sempat. Pribadi saya ingin dan<br />tertarik untuk membaca karya-karya klasik dari berbagai zaman. Namun<br />keterbatasan saya baru membawa saya sampai ke literatur di dunia kerja<br />saya: fisika terutama partikel eksperimen. Saya nggak ada masalah<br />dengan itu, dan saya kira banyak orang juga punya pengalaman sama. <br />Jaman sekarang, berapa fisikawan yang belajar hukum Newton dari<br />Principia, berapa dokter yang belajar kedokteran dari The Canon, atau<br />berapa matematikawan yang belajar geometri bidang datar dari The<br />Elements ? Boro-boro literatur klasik, sekarang berapa fisikawan<br />teori yang pertama kali belajar renormalization of non-Abelian gauge<br />fields dari papernya 't Hooft-Veltman ? Dan itu cuma sekitar 35 tahun<br />lalu.<br /><br />Tapi sebenarnya bukan itu (apakah ilmuwan muslim mengakui ilmuwan<br />Barat) yang saya maksud. Saya menunjukkan bahwa pada komunitas<br />ilmuwan Muslim di zaman ini, sudah terlalu banyak adanya mentalitas<br />menyalahkan dan menuduh komunitas yang sudah maju ATAS kemunduran<br />komunitas ilmuwan Muslim. Terlalu banyak bahkan. Sampai kelupaan<br />untuk melakukan sains sendiri untuk memajukan komunitas sains Muslim,<br />dan lebih asyik ceramah dan menjual propaganda. That's harsh, that<br />will make me unpopular, but I will say it anyway.<br /><br />Kenapa tidak mencorongkan energi tersebut untuk benar2 melakukan<br />sains, dan memajukan komunitas sains Muslim sendiri. Bukannya<br />dampaknya lebih besar ? Action speaks more than words; in the<br />scientific world, paper, publication and citation speaks more than<br />finger-pointing, whining, and complaining.<br /><br />Pribadi, saya selalu berusaha menjadi 'buta' terhadap agama, ras,<br />gender, siapa yang mau maju dalam sains kalau bisa saya bantu, saya<br />akan bantu tanpa melihat embel-embel di atas. Asal mau kerja keras,<br />belajar, dan mengikuti prinsip yang diterapkan dalam dunia sains.<br /><br />So, rekan-rekan, siapa saja, kalau benar-benar mau maju, tolong<br />hentikan segala macam tuduhan-tuduhan atau sikap menyalahkan semacam<br />itu. Dalam jangka panjang, gak akan membawa ke mana-mana. Tidak<br />semua ilmuwan itu menyenangkan dan sportip, saya pernah melihat dan<br />mengalaminya di depan mata saya sendiri, namun in general kemajuan<br />sains merupakan 'kristalisasi keringat' (minjam kata-kata Bung Karno<br />nih) dan bukan merupakan hasil saling tuduh dan menyalahkan.<br /><br />> Anda bandingkan dengan pengakuan ilmuwan Barat terhadap kontribusi<br />> peradaban Islam; ilmuwan yang paling jelas mengakui itu ya paling cuma<br />> Roger Penrose di "Emperor of New Minds".<br /><br />Lha, penggunaan kata 'algebra', 'azimuth', atau 'canon' dalam bahasa<br />Inggris apa bukan pengakuan yang tertanam dalam sekali di budaya<br />bangsa Barat (deeply entrenched in Western culture) ? Berapa persen<br />matematikawan, astronom, dan dokter yang gak tahu arti dan asal muasal<br />kata-kata itu ? Saya kira kecil sekali.<br /><br />> Usaha penghapusan sejarah Islam itu memang sistematis sekali,<br />> sebagaimana yang dikatakan oleh Bettany Hughes di <br />> <br />> http://video. google.com/ videoplay? docid=-768956312 207897325<br />I haven't had time to watch it more than five minutes. My take is<br />this: Keributan antar kerajaan Spanyol dan Islam bukanlah hal yang<br />aneh atau sangat luar biasa. Banyak budaya dan kerajaan sudah saling<br />ribut dan berperang dalam sejarah dunia selama 5000-6000 tahun. Saya<br />gak membenarkan tindakan kerajaan Spanyol yang menumpas budaya semacam<br />itu. Namun bagi saya, membuat ekstrapolasi dari peristiwa 500 tahun<br />lalu dan menggeneralisir tuduhan penumpasan budaya ke seluruh<br />kebudaayaan barat, itu ektrapolasi yang sangat diragukan.<br /><br />Hipotesa saya: Peluang seorang awam TIDAK sadar/TIDAK tahu tentang<br />budaya dan sejarah Islam akan lebih kurang sama dengan peluang orang<br />tsb tidak tahu tentang BUDAYA besar lain: Cina, Jepang, India.<br /><br />Saya gak punya bukti. Tapi saya kira tidak benar kalau orang awam<br />tidak tahu, lantas dituduh yang bukan2. <br /><br />Contoh nih: Saya orang Jawa dan tidak tahu banyak sejarah Minangkabau,<br />Melaka, Dayak, Makasar, Manado, atau Maluku, lantas saya dituduh<br />'tidak menghargai' dan 'mau melenyapkan budaya2 tersebut dari<br />sejarah'. Sikap saya netral, saya tidak punya waktu untuk mempelajari<br />budaya2 lain, tapi saya membiarkan dan tidak melarang warga dari<br />daerah tsb untuk mempraktekkan budayanya. Saya juga gak akan memaksa<br />orang mempelajari budaya Jawa, tapi saya harap orang lain juga tidak<br />memaksa saya belajar budaya mereka, apalagi kalau dibumbui<br />tuduhan-tuduhan konspirasi segala macam.<br /><br />Tulisan saya sudah menyimpang jauh dari topik asal, dan mungkin juga<br />dari fisika, so I'll stop here.<br /><br />But I am still stand firm on my opinion: Stop all those stupid and<br />childish finger-pointing acts, and start to do REAL work.<br /><br />__,_._,___ <br />Saya ga tau ya definisi maju atau tidaknya Indonesia,tp yg pasti kita tergantung pada luar.Misal perang pun dengan Singapura,dlm 15 menit Iswahyudi-Madiun dan Jakarta luluh lantah oleh mereka.Artinya dalam banyak hal kita memang tertinggal shg tergantung.<br />.<br /> <br />__,_._,___ <br />Mas, saya mendukung *ahlinya* untuk berbicara.<br /><br />(Selama ini ahli nuklir dikuyo-kuyo, risetnya tak pernah naik ke<br />permukaan ... )<br /><br />Kalau Pak Liek Wilardjo ingin bicara etika, karena beliau propesor<br />etika, itu silakan ... tapi jangan bicara PLTN segala macem.<br /><br />Nah, kalau ada yang berminat membuka wacana "quantum information" ,<br />saya baru agak PD, karena saya memang kerja di bidang ini (National<br />Institute of Informatics dan Keio.)<br /><br />Plus saya kebetulan S1 dan S2 dalam bidang fisika kuantum dari ITB.<br /><br />Serahkanlah urusan pada ahlinya ...<br /><br />Salam damai,<br />__,_._,___ <br />Seperti hal-nya di sepak bola, supporter hanya bisa mengata-ngatai.<br /><br />Dalam analoginya dengan sepak bola, bagi saya (dalam hal PLTN ini), kita tidak lebih dari sekedar komentator dan pembawa acara. Nggak lucu toh kalo komentator dan pembawa acaranya mengata-ngatai wasit dan pemain bolanya yang jelas lebih tau kondisi di lapangan. Terlebih lagi kalau mengata-ngatai komentator lainnya. <br /><br />Ah, ini sih sekedar iseng saja. Maaf kalau melenceng dari topik.<br /><br />salam,<br /><br />Ooo...cuma supporter toh.<br />Gak ada bedanya dengan supporter di Liga Indonesia yah.<br />yang maen siapa, yang ribut siapa.<br /><br />Please donk ah.<br />Berani2nya ngomong Indonesia gak maju2.<br />ckckckck....<br />__,_._,___ <br />Mas Haryo, <br /><br />Masalah ini sudah cukup panjang sekali diskusinya di milis<br />"Interdisiplin" (http://tech. groups.yahoo. com/group/ interdisiplin/).<br /><br />Silakan lihat-lihat diskusi saya dengan sdr. Nidlol.<br /><br />Disitu saya membela habis-habisan filsafat islam, seperti konsep<br />"wihdatul wujud" dsb.<br /><br />Singkat cerita, peradaban Islam itu habis karena faktor eksternal dan<br />internal. <br /><br />Faktor eksternal, sebagaimana diungkapkan oleh Bettany Hughes<br />(sejarahwan asal Oxford), melibatkan konspirasi yang sistemik dari<br />bangsa Eropa ketika itu. Di zaman sekarang, strategi seperti itu<br />diterapkan untuk menekan Iran agar tak mampu menguasai teknologi nuklir.<br /><br />Sedangkan faktor internal, disebabkan semakin maraknya perebutan<br />kekuasaan diantara kaum muslimin sendiri. <br /><br />Perebutan kekuasaan tersebut mengakibatkan para ilmuwan dan juga<br />buku-buku yang berbeda paham dihabisi (dibunuh dan dibakar). <br /><br />Salah satu ilmuwan yang terbunuh adalah Suhrawardhi Al-Maqtul<br />(http://en.wikipedia .org/wiki/ Shahab_al- Din_Suhrawardi)<br /><br />Btw, saya selalu menyediakan ruang diskusi seperti itu di milis saya,<br />anytime.<br /><br />Salam,<br /><br />__,_._,___ <br />Oh begitu Pak Agung..<br />Artinya pernyataan2 bapak tersebut juga merupakan opini yang <br />dikeluarkan bukan oleh ahlinya??<br /><br />baiklah..<br />Berjuang terus Pak.S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-84624955989912708502008-04-24T21:06:00.000-07:002008-06-12T18:48:41.928-07:00PEMETAAN MIKROSTRUKTURAL BAJA MANGAN AUSTENIT-3401 PADA PROSES PENDINGINAN CEPATPEMETAAN MIKROSTRUKTURAL BAJA MANGAN AUSTENIT-3401 PADA PROSES PENDINGINAN CEPAT<br /><br />1 S.K.Kurniawan.S, , 2 Reza Fadhila 3 Justinon 4 Eddi Marlianto<br />Sekolah Pascasarjana-Departemen Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam <br />Universitas Sumatera Utara — Medan , INDONESIA<br /><br />Abstrak<br />Baja mangan austenit Hadfield yang mengandung kira-kira 1,2% carbon dan 12 tol4% Mn masih tetap umum digunakan untuk komponen rel kereta api seperti bagian frog dan bagian melintang dan juga untuk bahan penanganan batu. Tulisan ini mempresentasikan perkembangan mikrostruktural baja mangan austenit – 3401 disebabkan perlakuan panas yang berbeda-beda diikuti dengan proses pendinginan cepat. Bahan dipanaskan hingga 1050C yang diikuti dengan proses pendinginan cepat yang menyebabkan larutan padat carbide mengendap pada serat fase austenit murni. Dengan melembutkan fase austenit ini, akan terjadi dispersi parsial austenit. Waktu dan temperatur pelembutan akan mempengaruhi luas dispersi pada fase austenit. Temperatur pelembutan ditetapkan antara 400C sampai 600C dengan tahapan peningkatan 50C. Kajian mikrostruktur sampel menunjukkan bahwa pengendapan austenit dimulai dengan pengendapan besi dan mangan carbide pada batas-batas serat, kemudian secara progresif diikuti oleh kemunculan unsur baru yang kemudian memuai sampai ke interior batas-batas seratnya. Pendinginan cepat biasanya menyebabkan carbide yang mengendap pada batas-batas serat terdispersi kembali pada serat-serat. Pembentukan fase baru meningkat sesuai dengan peningkatan temperatur.S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-75844349675494621062008-04-24T20:56:00.000-07:002008-06-12T18:50:40.876-07:00METALOGRAFI TRANSFORMASI BAJA MANGAN (Fe Mn)METALOGRAFI TRANSFORMASI BAJA MANGAN (Fe Mn) <br />PADA KONDISI PENDINGINAN MEDIA UDARA<br /><br /><br />1 Faridah Nuriana, 2 S.K.Kurniawan,S, 3 Reza Fadhila 4 Justinon 5 Eddi Marlianto<br />Sekolah Pascasarjana-Departemen Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam <br />Universitas Sumatera Utara — Medan , INDONESIA<br /><br /><br />ABSTRAK<br /><br /><br /><br />Telah dilakukan suatu penelitian terhadap bahan baja hadfield yang biasa dipakai sebagai bahan dasar rel kereta api dimana dilakukan pendataan terhadap perubahan mikrostruktur akibat perlakuan panas pada daerah temperatur aging . Bahan dipanaskan hingga 1050C yang diikuti dengan proses pendinginan cepat yang menyebabkan larutan padat karbida mengendap pada butir fase austenit murni. Dengan pemanasan kembali fase austenit ini, akan terjadi dispersi parsial austenit. Pemanasan dilakukan pada temperatur ( 400C, 450C, 500C, 550C dan 600C) dengan tahapan 30 menit dan 60 menit yang selanjutnya. Mikrostruktur yang didapat didatakan morphologinya dengan Optical Microscopy ( OM ) dan elemen yang terkandung diuji dengan X-ray Fluorecence Spectroscopy ( XRF ). Pada pendataan morphologinya terlihat bahwa pada temperatur rendah plat-plat ferrit akan tumbuh dan mulai bernukliasi pada permukaan butir fasa austenit. Pada temperatur lebih tinggi, fasa ferrit tersebut akan tumbuh membentuk plat-plat ferrit acciculer yang tumbuh kesegala arah. Fasa baru yang tumbuh pada 400C sampai dengan 500C merupakan transfomasi dari keadaan amorf ke fasa acciculer. Pada temperatur yang cukup tinggi yaitu 600C akan terbentuk fasa pearlit dimana struktur ferritnya masih dapat diobservasi.S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-31890482280052665792008-04-24T20:53:00.000-07:002008-06-12T18:49:54.507-07:00ANALISIS SIMULASI FRAKSI BAJA MANGAN (Fe Mn)ANALISIS SIMULASI FRAKSI BAJA MANGAN (Fe Mn) <br />PADA KONDISI PENDINGINAN UDARA (AIR COOLING) <br /><br />1 Tri Chandra, 2 S.K.Kurniawan,S, 3 Reza Fadhila 4 Justinon 5 Eddi Marlianto<br />Sekolah Pascasarjana-Departemen Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam <br />Universitas Sumatera Utara — Medan , INDONESIA<br /><br />ABSTRAK<br /><br />Baik fase bainitik maupun fase pearlitik yang terbentuk dalam baja mangan Hadfield, setelah dilakukan dengan pemanasan tetap pada tempratur 450 C, 500 C, 550 C dan 600 C dengan waktu tahan 30 menit dan 60 menit dapat diplot melalui program simulasi dengan menggunakan program Image Analyzeir. Ferit accicular yang terbentuk baik yang berada dibatas butir maupun dibatas butir fasa austenit, dimana butir fasa austenit akan semakin tumbuh dan mengendap dibatas butir yang ditandai dengan meningkatnya kekerasan secara simulasi. Fasa–fasa austenit, ferit maupun yang lainnya dapat terdistribusi secara simulasi melalui luas perubahan warna yang ada pada program Image Analyzeir. Kekasaran permukaan dapat juga diperediksi melalui surface simulasi yaitu sekitar 60,2 HRC. Berdasarkan simulasi ini dapat diprediksi bahwa semakin tinggi temperatur heattreatment akan memberikan nilai kekerasan yang tinggi.S.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6086440480514721120.post-79911129335136342432008-04-21T21:37:00.000-07:002008-04-24T21:23:01.474-07:00PERUBAHAN FASA BAJA MANGAN (FeMn) HADFIELD 3401PERUBAHAN FASA BAJA MANGAN (FeMn) HADFIELD 3401 <br />PADA PROSES PEMANASAN DAN PERLAKUAN <br />PENDINGINAN CEPAT (water quenching) DAN LAMBAT ( air cooling ) <br /><br />1 S.K.Kurniawan.S, 2 Reza Fadhila , 3 Justinon, 4 Eddi Marlianto<br />Sekolah Pascasarjana-Departemen Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam <br />Universitas Sumatera Utara — Medan , INDONESIA<br /><br /><br />ABSTRAK<br /><br />Baja Hadfield diteliti dengan proses pemanasan pada temperatur 1000 ºC-1090 ºC kemudian didinginkan cepat (water quenching). Bahan yang telah didinginkan cepat (water quenching) kemudian diteliti perkembangan mikrostrukturnya setelah pemanasan kembali dengan temperatur yang berbeda (500 ºC, 550 ºC dan 600 ºC) dengan dua kaki waktu penahanan ( 30 menit, 60 menit) pada pendinginan lambat (air cooling) dan pendinginan cepat (water quenching). Efek dari pendinginan cepat menghasilkan migrasi ferrite dari butir kebatas butir pada fasa austenit. Berbeda dengan kondisi diatas, pendinginan lambat pada beberapa fasa. Untuk memastikan, mikrostruktur kemudian diuji morfologi dengan menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan untuk memastikan analisa unsur dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan juga X-Ray fluorescence spectroscopy (XRF). Seluruh bentuk keadaan mikrostruktur pada temperatur pemanasan ini ditunjukkan dengan perbedaan peta morpologi. Hasil pemetaan morpologi menunjukkan pengintian presifitasi terjadi pada proses pendinginan cepat. Pada pendinginan lambat ikatan permukaan ferrite paralel yang diintikan pada permukaan butir austenit kurang jelas kelihatannya.Pada temperatur tinggi proses pendinginan lambat fasa baru terbentuk diikuti dengan pengisian struktur ferrite dengan karbida mangan yang kemudian diamati dengan X- Ray Diffraction (XRD) pada daerah indeks Miller (hkl) yang dipastikan sebagai fasa pearlit.<br /><br /><br />Keywords: Perubahan fasa, manganese steel Hadfield 3401, Pendinginan lambat, ,Pendinginan cepatS.K.Kurniawan Siregarhttp://www.blogger.com/profile/09831650303104989785noreply@blogger.com0