Rabu, 19 Agustus 2009

Prospek kerja fisika murni

diawali dari kebingungan menentukan pilihan masa depan yang lebih baik
setelah tamat dari jenjang sekolah menengah atas, berkeinginan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi,ada pertanyaan besar dalam pikiran ..... jurusan apakah yang dipilih ? sesuai selera atau kemampuan or bakat ......

bagaimana dengan jurusan FISIKA ?

FISIKA ADALAH ILMU UNIVERSAL,FISIKA TIDAK HANYA BERKUTAT DI REAKTOR NUKLIR,,,,PARTIKEL, ,GELOMBANG. ..SEKARANG FISIKA SUDAH MASUK KE ERA BARU....FISIKA ADALAH ILMU MASA DEPAN...SIAPA YG MENGUASAI FISIKA BEARTI MENGUASAI MASA DEPAN,,ITU YANG DI KATAKAN DOSEN SAYA... "TERNYATA BENAR,,," U CAN DO EVERYTHING U THINK"

UTUK TEMAN2 FISIKA..PLEASE. ..BANTU ADIK2 KITA, YAKIN KAN MEREKA BAHWA MEMILIH FISIKA BUKAN SUATU KESALAHAN... INI ADALAH TANGGUNG JAWAB KITA.


Sabtu, 18 April, 2009 22:51
"gundrie_11" gundrie_11@yahoo.com

ass.wr.wb..
hmm..kenalkan, saya anggota baru milis..bwd para senior dari milis ini mohon bantuanya ya, belum tw apa2..hhe

Saya ingin tanya, bagaimana prospek MIPA fisika ini kedepanya??kebetula n saya keterima di Mipa-fisika UI, tapi sayangnya kelas paralel,,sebelumnya saya juga sudah dinyatakan di terima di Tek Informatika Telkom..Orang tua meberikan saya kebebasan andai kata sampai snmptn nanti saya belum mendapatkan PTN fav lagi...

Yang saya khawatirkan, saya keterima di Paralel ui ini akan dibatasi dalam masalah keaktifan,cenderung diutamakan yang kelas reguler dalam ajang kompetisi, apakah benar??sedangkan Tek informatika saat ini dengar2 kedepanya tidak akan sebagus dulu..
Saya bingung dalam mengambil keputusan, mohon bantuannya ya kakak pecinta fisika..terimakasih

mohon dijawab segera, soalnya mau uan, biyar ga kepikiran..hhe
salam hormat saya..

Minggu, 19 April, 2009 05:42
"Aziz" aziz0282@yahoo.com

Saran sy, ambil yg di Tek Inf Telkom saja.
Salam
Aziz

Minggu, 19 April, 2009 06:46
"Daffan" devansas@gmail.com

kl saya boleh memberi saran
1. Jurusan MIPA nantinya akan bekerja dibidang IPA, sains dan biasanya larinya ke seputaran dunia pendidikan, yaitu jadi guru, dosen, tutor, widyiswara, laboran dll
2. jurusan TIK Telkom ini lebih luas disamping bisa menjadi pengajar, bisa masuk didunia IT teknik, seperti pranata komputer dikantor pemerintahan atau swasta, jika memang benar2 siap100% di IT ya masuk situ saja, karena jangan setengah2, nanti kalah saingan dengan orang lain. saudaraku dari IT UPN Jogja bisa bekerja jaringan internet kebeberapa kota di indonesia, terahkir kerja di kopertis jd pranata komputer.
3. Jika semuanya ditekuni dengan serius dan keyakinan tinggi pasti rejeki nanti akan datang dengan sendirinya, yang penting perbanyak pergaulan dibidangmu. jangan terbatas hanya satu teman. karena biasanya tentang pekerjaan, temanlah yang banyak menunjukan daripada kita mencari sendiri.
segitu saja, trims

febri andriani
Sunday, April 19, 2009, 7:44 PM

Untuk adik gundrie,
Masalah pemilihan jurusan itu tergantung minat anda dimana, jangan takut dengan bayang2 atau kata2 orang lain ?
Jurusan Fisika tidak selalu menjadi dosen, atau kerjaan yang berhubungan dengan pendidikan jika anda tidak berminat ber-career di academic.
JIka anda memilih program study Instrumentasi elektronik Fisika UI, setelah lulus anda bisa bekerja di bidang Instrumentasi & control di perusahaan2 seperti Foxboro, Yokogawa, ABB, dan perusahaan2 yang mensupply peralat2an untuk factory automation atau process automation, atau kontraktor2 seperti Toyo, Rekayasa Industry, IKPT, dll. Sedangkan jika anda tertarik bekerja di pabrik2. anda bisa menjadi instrumentasi engineer, seperti pabrik kimia, oil dan gas, pupuk, petrokimia, dll.

Sedangkan jika anda ambil jurusan Geofisika, anda bisa bekerja di perusahaan Minyak atau perusahaan konsultan yang mengolah data2 seismic. Begitu juga jika anda ambil program study Material science, anda bisa bekerja di bidang anda. Jadi semuanya tergantung minat anda.

JIka anda ambil TI telkom, jangan kuatir untuk masa depan career anda. Karena perkembangan TI makin lama makin maju, sehingga kebutuhan tenaga di bidang IT juga akan terus dibutuhkan, tentunya kemampuan yang mengikuti perkembangan IT itu sendiri.

Saya lulusan Teknik Fisika, sedangkan suaminya saya lulusan Fisika UI. Dulu kami sama2 bekerja di supplier alat2 pengukuran dan process automation untuk pabrik2. Saat ini suami saya sedang Post-Doctoral di Jepang. dimana S2 & S3nya bidangnya adalah Human Engineering. Ilmu yg masih berhubungan adalah pengukuran (instrumentasi & control) aktivitas manusia menggunakan sensor2. Dia melakukan pemprograman untuk melatih computer menggunakan data2 training yg ada.

Yang penting adalah minat anda dimana, dan menjalaninya dgn sunguh2. Banyak orang lulusan S1 di Indonesia tidak bekerja sesuai bidangnya, disebabkan krn keterbatasan informasi atau bisa juga krn minatnya berubah.. Yang penting adalah cara berpikir anda selama kuliah bisa digunakan dimanapun anda bekerja.

Minggu, 19 April, 2009 14:15
"gundrie_11" gundrie_11@yahoo.com

Hmm..tapi apakah mungkin kalau ambil mipa Fisika kerja di suatu perusaahaan? ?Soalnya kata kenalanya saya yang ada di UI, bisa saja,,nanti disananya ngambil bidang geofisika,,, memungkinkan untuk kerja di perminyakan, atau instrumentasi, bidang elektro..Tapi apa kesempatan itu besar ya kak di lapangan kerja??

Yang saya takutkan jika mengambil Tek IF, kedepanya akan susah dalam mencari pekerjaan,,sekarang kan sudah banyak ahli IT..itu pertimbangan saya kak..

Minggu, 19 April, 2009 19:44
"febri andriani" bibip92@yahoo.com

Untuk adik gundrie,
Masalah pemilihan jurusan itu tergantung minat anda dimana, jangan takut dengan bayang2 atau kata2 orang lain ?
Jurusan Fisika tidak selalu menjadi dosen, atau kerjaan yang berhubungan dengan pendidikan jika anda tidak berminat ber-career di academic.
JIka anda memilih program study Instrumentasi elektronik Fisika UI, setelah lulus anda bisa bekerja di bidang Instrumentasi & control di perusahaan2 seperti Foxboro, Yokogawa, ABB, dan perusahaan2 yang mensupply peralat2an untuk factory automation atau process automation, atau kontraktor2 seperti Toyo, Rekayasa Industry, IKPT, dll. Sedangkan jika anda tertarik bekerja di pabrik2. anda bisa menjadi instrumentasi engineer, seperti pabrik kimia, oil dan gas, pupuk, petrokimia, dll.

Sedangkan jika anda ambil jurusan Geofisika, anda bisa bekerja di perusahaan Minyak atau perusahaan konsultan yang mengolah data2 seismic. Begitu juga jika anda ambil program study Material science, anda bisa bekerja di bidang anda. Jadi semuanya tergantung minat anda.

JIka anda ambil TI telkom, jangan kuatir untuk masa depan career anda. Karena perkembangan TI makin lama makin maju, sehingga kebutuhan tenaga di bidang IT juga akan terus dibutuhkan, tentunya kemampuan yang mengikuti perkembangan IT itu sendiri.

Saya lulusan Teknik Fisika, sedangkan suaminya saya lulusan Fisika UI. Dulu kami sama2 bekerja di supplier alat2 pengukuran dan process automation untuk pabrik2. Saat ini suami saya sedang Post-Doctoral di Jepang. dimana S2 & S3nya bidangnya adalah Human Engineering. Ilmu yg masih berhubungan adalah pengukuran (instrumentasi & control) aktivitas manusia menggunakan sensor2. Dia melakukan pemprograman untuk melatih computer menggunakan data2 training yg ada.

Yang penting adalah minat anda dimana, dan menjalaninya dgn sunguh2. Banyak orang lulusan S1 di Indonesia tidak bekerja sesuai bidangnya, disebabkan krn keterbatasan informasi atau bisa juga krn minatnya berubah. Yang penting adalah cara berpikir anda selama kuliah bisa digunakan dimanapun anda bekerja.

Minggu, 19 April, 2009 21:39
"tri setiyanto" setyatri@yahoo.com<

benar sekali mbak febri..
saya juga dari fisika- instrumentasi, karena prestasi sedang2 saja yaa langsung cari kerja kalo pinter kaya mas2 disini yang sekolah lagi,
kayaknya nggak sempat nganggur deh (langsung dapat kerja) di indonesia masih banyak dibutuhkan lulusan bidang ini..

selamat mencari jurusan yang cocok..

Senin, 20 April, 2009 02:53
"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com

Bisa dijelaskan, kelas parallel itu apa definisi dan gimana prakteknya.

Menurut saya, program pendidikan di jurusan fisika, pada umumnya kurikulumnya tidak dituntut untuk menyiapkan mahasiswa ke dunia kerja dengan profesi yang pasti. Melainkan, jurusan fisika mengajarkan sekelompok ilmu/keterampilan/ skill/knowledge. Jadi jurusan fisika itu tipenya 'keilmuan'. Sifat seperti ini sebenarnya bukan monopoli jurusan fisika: Jurusan2 semacam sastra, ilmu politik, ilmu ekonomi, bahkan ilmu komputer (pure Computer Science yang kental matematikanya) juga bersifat seperti ini.

Jurusan semacam kedokteran, teknik, ilmu pertanian, akuntansi, informatika (Software Engineering) : program pendidikannya memang diarahkan untuk ke jalur profesi, jadi tipenya 'keprofesian' .

Pada praktek implemetasi kurikulumnya, di tiap universitas, ada overlap antara 'keilmuan' dengan 'keprofesian' , namun kadarnya berbeda-beda. Beberapa jurusan fisika di Indonesia membuka jalur peminatan yang mengarah ke profesi seperti fisika medis, geofisika eksplorasi, instrumentasi, untuk menambah kadar 'keprofesian' dalam program pendidikannya. Jadi masuk ke jurusan fisika tidak berarti hilang sama sekali kesempatan untuk berkonsentrasi ke program pendidikan yang mengarah ke profesi.

Namun saya pribadi menyarankan, jika memang dari awal sudah lebih berniat untuk ke arah profesi: akan *jauh lebih baik* jika anda memilih program studi yang memang dirancang untuk itu. Argumen seperti 'masuk fisika juga bisa belajar instrumentasi atau geofisika' menurut saya tidak kena. Kalau memang dari awal maunya jadi profesional/ praktisi, lebih baik dari awal masuk teknik elektro, teknik fisika, atau teknik geologi/teknik geofisika. Kenapa harus berputar-putar dulu ke fisika baru ke instrumentasi atau geofisika. belajar fisika itu berat, dan tidak untuk semua orang.

Saya akan merekomendasikan masuk fisika untuk 2 tipe siswa:

- pertama, mereka yang ingin mengarah ke profesi, tapi juga ingin mempelajari fisika sebagai pengetahuan. dalam hal ini fisika bisa memberikan pendidikan berimbang antara 'keilmuan' fisika dengan 'keprofesian' di bidang fisika terapan.

- kedua, jelas bagi mereka yang ingin melanjutkan karir di bidang fisika sebagai peneliti atau ilmuwan. meski sebenarnya kesempatan inipun tidak tertutup untuk mereka yang berlatar belakang profesi. bbrp rekan saya sekarang, cukup banyak yang latar belakangnya elektro, mesin, atau komputer, dan sekarang mereka sama-sama memburu Higgs boson dengan saya.

Senin, 20 April, 2009 03:52
"aldo safardan" tiger_land_62@yahoo.com

Apapun pilihan(profesi atau peneliti) itu baik semua kok^^.
Yang penting apa yang disukai dan dicintai?
Klo uda punya itu tantangan apapun akan coba dilalui tanpa paksaan atw dengan kata lain bisa njoy. Dari situ kita bakal dan harus punya komitmen!!
Saran saya jangan hanya kejar suatu tujuan akhir tapi yang terpenting kita bisa menikmati prosesnya.
Profesi atau peneliti itu hanya tujuan akhir..Umm,, yang terpenting menurut saya adlh bgmn menjalani pilihan itu dengan sebaik mungkin dan bisa njoy.
selamat memilih ya!!
Sukses selalu ya^^.

Senin, 20 April, 2009 05:40
"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com
hmm..kelas paralel itw, y bisa dibilang kyak swatanya ui, ga ada keringanan biaya, byarnya full, sama wktunya beda, ga sama kyk yg reguler,,
yg saya takutkan cuman klo ada "diskriminasi" , maksud saya, dgr kls paralel agak dipandang sebelah mata, yg saya takutkan juga apakah kualitas llusannya nanti dibedakan..
oya trims bayak yg kakak2,, khusunya kak febri..
skrng konsen uan dlu deh..hhe, hari pertama ni,,brr..
salam...

Gandri Narandu
Senin, 20 April, 2009, 7:47 PM

makasih kak penjelasanya. .
amiin..Insya Alah kak, ketemu di ITB..
hmm,,, sebenernya impian saya memang masuk ITB, my dream, ambil Tek fisika..namun wktu itw test di daerah belom keterima,tapi milih nya STEI bukan FTI..hhe..
tapi, semangat saya buad masuk itb ga bakal pernah padam, msh ada 2 kesempatan..

Target saya, kalo pun saya ambil Fisika Mipa, mungkin, saya akan ambil Geofisika..Tapi pertimabangan saya kalau tidak salah di FTML(perminyakan, pertambangan) itb juga ada Tek geofisika, itu bedanya apa ya kak sama Geofisika di Mipa??masalahnya saya ga ngmabil FTML di ITB..

Rencana saya juga kalau saya ambil Telkom, saya ingin pindah jurusan, alias test ulang bwd masuk Tek Telekomunikasi, saya ngersa salah ngambil ambil Tek Informatika pas itu..Soalnya dari kaca mata saya sepertinya Prospek Tek Informatika sudah ga sebagus dulu..hmm..

oya terimakasih sebelumnya kakak2 Fiska..hhe..

Senin, 20 April, 2009 13:54
"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id

Setahu saya, walau pun kelas paralel, tapi di dunia kerja mereka hanya melihat IPK kamu berapa dan lulusan mana?
Pengalaman mengenai MIPA Fisika dan Informatika Telkom.... sebenarnya itu tergantung dengan minat anda..... semuanya tidak ada masalah.... yang jelas bagaimana anda nantinya....
Kalau MIPA Fisika dibagi menjadi beberapa Sub Jurusan Lagi (Instrumentasi dan Kontrol, Material, Nuklir, Biofisika, Fisika Bumi, Komputasi, Theory).
Instrumentasi dan Kontrol = otomatis kita kerja di perusahaan-perusaha an yang berkaitan dengan instrumentasi, karena semua perusahaan butuh orang instrumentasi.
Material = Banyak perusahaan-perusaha an multinasional yang mencari orang-orang material, dan di luar negeri Fisika Material sangat diminati.
Fisika Bumi = Jelas, perusahaan oil and gas multinasional bakalan mencari orang-orang fisika bumi.
Komputasi = Banyak orang fisika yang ditarik untuk bekerja di perusahaan-perusaha an pembuatan software sekelas IBM.
Nuklir = Bekerja di perusahaan pembuatan nuklir power plant (Toshiba, Mitsubishi, Siemens, lembaga penelitian di dunia, dll).
Biofisika = Bekerja di perusahaan pembuatan alat-alat kedokteran, rumah sakit, atau peneliti.
Theory = Bekerja di lembaga-lembaga penelitian.

Selain itu, mahasiswa Fisika dituntut untuk paham paling tidak tentang instrumentasi kontrol dan komputasi. Pengalaman walaupun saya orang fisika nuklir, tapi baru-baru ini saya mendapat tawaran kontrak untuk menjadi programer disalah satu perusahaan multinasional di Norway.

Saran lain, kalau mau ambil informatika, mending kamu ambil jurusan elektro dan subjur telekomunikasi. ...

Selamat UAN, semoga sukses......
Kalau seandainya masuk ITB kita bertemu lagi.... hehehe

Senin, 20 April, 2009 19:47
"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com

makasih kak penjelasanya. .
amiin..Insya Alah kak, ketemu di ITB..
hmm,,, sebenernya impian saya memang masuk ITB, my dream, ambil Tek fisika..namun wktu itw test di daerah belom keterima,tapi milih nya STEI bukan FTI..hhe..
tapi, semangat saya buad masuk itb ga bakal pernah padam, msh ada 2 kesempatan..

Target saya, kalo pun saya ambil Fisika Mipa, mungkin, saya akan ambil Geofisika..Tapi pertimabangan saya kalau tidak salah di FTML(perminyakan, pertambangan) itb juga ada Tek geofisika, itu bedanya apa ya kak sama Geofisika di Mipa??masalahnya saya ga ngmabil FTML di ITB..

Rencana saya juga kalau saya ambil Telkom, saya ingin pindah jurusan, alias test ulang bwd masuk Tek Telekomunikasi, saya ngersa salah ngambil ambil Tek Informatika pas itu..Soalnya dari kaca mata saya sepertinya Prospek Tek Informatika sudah ga sebagus dulu..hmm..

oya terimakasih sebelumnya kakak2 Fiska..hhe..

toto aminoto
Tuesday, April 21, 2009 2:08:35 PM
secara teoritis lulusan fisika sulit untk bekerja informal, tetapi percayalh namanya rejeki di tangan tuhan. saya lulsan s1 fisika bahkan s2 fisika tapi sy bisa kerja di suatu departemen . dmna departemen sy tidak pernh menark jrsan fisika.


Selasa, 21 April, 2009 05:45
"Muhtar Fauzy" azdo_tm@yahoo.co.id

hi..,klo di itb..,geofisika sama tek.geofisika sekarang udah dijadiin satu.. lagian,dulu sebelum disatuin..,geofisik a berada bukan di fak.mipa..

Selasa, 21 April, 2009 09:27
"rao putra" raoputra@yahoo.com

Hallo semuany,
ya saya dah lama ngikutin milis fisika nih, tapi belum sekalin pun ngasih komentar2 terutama tentang fisikanya.
kali nih tertarik ma tema pertanyaan 'aku harus pilih yang mana?',
coz kakak n senior2 ngasih masukkan yah TOP BGT pa lagi klo mo pilih jur fisika,
ya aku, dari Fisika instrument unpad, dengan pundi uang nya sebagai pengajar.
kerasa banget deh, klo dah kepikiran setengah-setengah
So lakukan yang terbaik jangan setengah-setengah.
makasih mailis nih yang dah ngasih inspirasi, maju terus...


Selasa, 21 April, 2009 10:46
"sigit jaya herlambang" kupleaslitlb@yahoo.com

Saya rasa, prospek itu berubah-ubah tingkat kecerahannya. ... hehe... semuanya tergantung kamu..... kamu masuk jurusan dengan prospek yg tercerah sekalipun, kalo kamu gak mau bekerja keras dan membangun jaringan kerja, ya kamu gak bakal bisa apa-apa... karena kamu gak bisa kerja sendiri...
lagipula, sarjana itu, bila tidak mau bangsa ini terus terpuruk, seharusnya berpikir untuk membuat sistem lapangan kerja multidisiplin, bukan terus-terusan mencari jurusan dengan prospek bekerja yg cerah secerah mentari (lol) lalu saling mengkotak-kotakkan diri....
rejeki orang sudah ditentukan dan takkan tertukar-tukar
ada di mana-mana
tinggal usaha kita aja yg diperkeras lagi....


Selasa, 21 April, 2009 14:08
"toto aminoto" aminoto95@yahoo.com

secara teoritis lulusan fisika sulit untk bekerja informal, tetapi percayalh namanya rejeki di tangan tuhan. saya lulsan s1 fisika bahkan s2 fisika tapi sy bisa kerja di suatu departemen . dmna departemen sy tidak pernh menark jrsan fisika.


Selasa, 21 April, 2009 14:50
"arifianto keren"

kalo emang udah rejeki enggak kemana.

Selasa, 21 April, 2009 15:34
"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id

Kalau Fisika Bumi dan Geofisika MIPA sebenarnya berbeda..... Geofisika MIPA sudah dilebur bersama Teknik Geofisika (FTML).

Sekarang saya jelaskan antara Teknik Geofisika (FTML) dengan Fisika (Kelompok keahlian Fisika Bumi/ Fisika Sistem Kompleks) (MIPA).
Kalau Teknik Geofisika adalah salah satu jurusan dari FTML, tapi kalau Fisika Bumi adalah salah satu kelompok keahlian dari Fisika MIPA.
Kalau mau masuk ke Fisika Bumi, USMPTN-nya daftar Fisika MIPA.
Sebenarnya pekerjaanya hampir mirip antara Fisika Bumi dan Teknik Geofisika. Tapi Secara teknis/ lapangan orang Teknik geofisika lebih jago. Kalau secara analisis, theori orang fisika bumi lebih jago. Yang membuat alat-alat untuk praktikum atau pengambilan sampel kebumian (software atau hardware) adalah anak Fisika bumi....

Fisika Bumi yang membuat alat, teknik geofisika yang menggunakannya. Keduanya sangat berprospek cerah.

Semangat, semoga diterima di ITB
Saran lain, kalau kamu memiliki ilmu fisika yang cukup mumpuni mending ambil jurusan Fisika MIPA daripada Teknik Fisika FTI.
Masalahnya bidang keilmuan Teknik Fisika lebih terbatas.

salam
indarta

Selasa, 21 April, 2009 16:10
"Agusta Kemal" kemal_a2000@yahoo.com

Jd pengen ikutan komentar juga. Klo menurut saya sih utk level S1 tidak usah terlalu kaku lah, krn ilmu yg diajarkan di S1 sebenarnya cenderung dasar2 saja dan belum terlalu spesifik. Jd sebenarnya pilihannya cukup longgar, asal jgn terlalu melenceng saja.

Contoh :

Kalau mau jadi ahli IT, tidak usah terlalu terpaku harus masuk informatika/ ilmu komputer. Aspek IT sangat banyak, anda bisa jadi ahli IT juga kalau masuk jurusan elektro atau matematika misalnya. Bahkan kalau mau lebih umum lagi, jurusan Fisika dan semua jurusan teknik memungkinkan anda utk menekuni bidang IT nantinya. ... .Banyak lho, programmer2 top dan jago2 IT dengan latar belakang Fisika.

Mau menekuni material, tidak berarti anda harus selalu masuk jurusan Teknik Material, tapi bisa masuk Fisika, Teknik Fisika, Teknik Mesin ( bahkan akhir2 ini bisa juga ke Teknik Kimia, setidak2nya ini lah trend dunia saat ini ) misalnya ..

Mau menekuni elektronika, ga harus mutlak masuk teknik elektro, bisa ke Fisika, bisa ke Teknik Fisika ..

Asal jgn melenceng jauh aja, mau belajar elektronika kok masuk ekonomi hehehe ..

Yg saya uraikan ini berlaku utk pendidikan S1 lo yaa, kalau utk S2 dan S3 ya memang harus agak spesifik.

Wassalam
Kemal

Selasa, 21 April, 2009 17:26
"Tani Indrawan" indrawan@javainspiration.com

secara teoritis lulusan fisika sulit untk bekerja informal, tetapi percayalh namanya rejeki di tangan tuhan. saya lulsan s1 fisika bahkan s2 fisika tapi sy bisa kerja di suatu departemen . dmna departemen sy tidak pernh menark jrsan fisika.
Selasa, 21 April, 2009 17:38
"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com
waha..tanggapanya keren2,..
buat kak indarta...
ho, bukanya klo di ITB geofisika itu masuk FITB ya kak??klo di ITB MIPA Fiska setahu saya ga ada geofisikanya, denger2 sih..tapi ga tw juga..
hmm..saya udh ngesearch prospek jurusam yg 5 thn kedepan bgs,hhe..
tek fisika masuk, kan pemerintah lagi ngerancanain progam 1000 engginering buat perkembangan energi, PLTA,PLTU gitu...
Tapi ttep Geofiska sama Geologi yang jadi prospek tercerah, hehe..Mkanya pilihan ketiga saya di ITB ,FITB..hehe

Buad kak kemal..
Setuju2 kak, itu juga pertimbangan saya, tapi kan jarang2 juga klo da tulisan lowongan pekerjaan, Di butuhkan MIPA-Fiska,, hhe..lebih cendrung Tek Informatika,
hmm.mungkin saya bakal ambil STT Telkom klo ambil jurusanya Tek Telekomunikasi, soalnya Telekomunikasi tu ga bakal habis dimakan jaman,
selain itu setahu saya yang fav bwd itu jurusan cuma STT,sama ITB..Makanya ntar mw test lagi,jalan masih panjang..jangan sampai menyesal..hhe

Rabu, 22 April, 2009 08:47
"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id

Oh iya, maaf salah Teknik geofisika itu masuknya FITB.
Dulu ada geofisika MIPA, tapi sudah digabung sama Teknik Geofisika, jadi sekarang yang ada Fisika Bumi (Program Studi Fisika).

Kalau mau prospek yang kedepan jelas mungkin coba mendalami geothermal aja, di Fisika Bumi ada, Teknik Geofisika. Kalau tidak masuk nuklir seperti saya. hehehe....
yang jelas jika berkaitan dengan energi sekarang sedang berkembang pesat.

Rabu, 22 April, 2009 11:26
"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com

Hmm..bukan kak,,Klo di FITB adanya geofiska, tapi teknik Geofisika masuknya ke FTML, tapi sejak thun 2005 Geofisika di FITB udah ga ada,,dianggap sama kyk tek geofisika,,dari perkembangan di ITB sih seperti itu saya kira..hhe
Yg saya bingung, lantas apa bedanya Geofisika Mipa di itb sama yg Geofisika dlu di FITB,.padahal sekarang geofisika di FITB udah ga ada..
Nuklir??bukan cuma ada di UGM ya kak Indarta??
waha, berarti ujung2nya kerja di Puspiptek donk..hhe

Kamis, 23 April, 2009 10:59
"dit78er" di2003@alumni.soton.ac.uk

Hallo,

Terlepas dari pengaruh tangan tuhan:-), mungkin bisa jadi PR untuk HFI untuk membuat program yang dapat memberi pencerahan kepada siswa-siswa SMA yang tertarik masuk Fisika ya. Waktu saya ingin masuk perguruan tinggi juga banyak yang berubah tidak jadi masuk fisika karena minim info tentang prospek kerjanya, Kalau dulu sih saya kebayangnya mungkin hanya bidang riset saja ya, padahal menurut IOP (Institute of Physics) di UK saja hanya 10% yang bekerja sebagai peneliti dan saya yakin 90%nya nggak pada menganggur.. .hehe. Kalau di Indonesia mungkin rasio (yang jadi peneliti) berbeda tapi estimasi saya sepertinya tetap minoritas yang akhirnya jadi peneliti.

Saya sendiri bukan lulusan fisika tapi sempat juga kecelup setengah kaki karena PhD saya di bidang Kimia Fisika :-) . Tapi di bidang kerja saya sekarang di industri, sering juga kok ketemu lulusan fisika diluar peneliti dan sales engineer (bukan selera saya tapi banyak peluang disitu tuh). Banyak juga yang kerja di lab industri dan bahkan kalau ada minat di pasar saham dan konsultan bisnis (kalau mengerti konsep entropi, saya pikir bisa deh jago jadi politisi atau pebisnis :-)).

Senin, 27 April, 2009 08:52
"Wahyuadi Tri Ananto"
kok sama y..
apa mungkin kesenangan fisika bakal mengarah ke hilir yang sama,.
tapi kalau kita lihat cerita ketiga ilmuwan yang menelurkan teori model standard (kalo ga salah), saya dapet cerita ini dari Pak Terry Mart (Seminar "Ayat - ayat Semesta" di FMIPA-UI), bahwa dari ketiganya malah semakin menguatkan apa yang mereka jadikan pegangan selama ini. Yang Islam (Abdus Salam) semakin Islam dan yang Yahudi (salah satu dari 2-Glashow or Weinberg) semakin Yahudi,.
Jadi, "sufisika" itu bisa dibilang hidayah (-hadiah)bukan?


Selasa, 28 April, 2009 17:21
"Rasahgelo" rasahgelo@yahoo.com

dalam thread 'prospek MIPA fisika' ini saya melihat ada dua saran yang bagus dari mas sigit j.h. dan mas agusta k. saran mereka keluar dari cara pandang umum bahwa masuk jurusan A akan mempercepat dalam mencari kerja. bisa ditebak bahwa jurusan A ini sebagian besar berada di dalam fakultas teknik.

terlepas dari yang gaib (jodoh, rejeki, dan mati), pandangan ini tidak salah. apalagi jika mengingat kondisi dalam negeri yang (masihkah?) menggalakkan pembangunan fisik.

sekadar sesen dua dari saya, dalam setiap kesempatan briefing ke sekolah-sekolah di kampung halaman, saya hampir selalu mendapat pertanyaan tentang jurusan yang prospektif ke depannya. jawaban saya sementara ini selalu 'lupakan untuk sementara jurusan-jurusan yang --katanya-- menjanjikan pekerjaan' dan 'pilih jurusan yang sesuai dengan kemauan dan kemampuan.'

belajar di bidang yang kita sukai yang kita bisa berprestasi di dalamnya, insya Allah dengan sendirinya akan mendatangkan peluang-peluang bagi kita. yang agak susah kalo kita gak tahu apa yang kita mau.

Rabu, 29 April, 2009 00:09
"fisika_farica" fisika_farica@yahoo.co.uk

halo,

Awalnya juga saya takut akan prospek ke depan yang dimiliki seorang fisikawan.
Tetapi, setelah dipikir-pikir, bidang ilmu apapun, memiliki prospek nya sendiri.
Misalnya saja, untuk akuntansi yang mitosnya "mudah mencari kerja", memang pekerjaan yang tersedia banyak, tetapi berapa banyak yang memiliki gelar dalam bidang akuntansi?
sama saja dengan fisika. Memang pekerjaan yang tersedia relatif sedikit daripada bidang managemen atau akuntansi, atau bidang lainnya yang memiliki prospek kerja yang "banyak" itu.
Tetapi patut dipikirkan bahwa ahli di bidang fisika itu lebih sedikit sehingga tentu saja untuk melamar di bidang yang terkait dengan fisika lebih mudah.

Jadi menurut saya, studilah di bidang yang Anda minati. Niscaya akan lebih baik daripada studi di bidang yang tidak Anda sukai (Bayangkan seumur hidup Anda melakukan pekerjaan yang Anda tidak sukai! Kuliah di bidang yang tidak disukai pun malas kan...).

Rabu, 29 April, 2009 06:56
"A. Muzi Marpaung" kakmuzi@gmail.com

saya alumni teknologi pangan, sempat lama bekerja di industri pangan. sekarang menjalankan bisnis sendiri yang menawarkan produk dan program seputar sains (fisika, kimia, biologi) yang menyenangkan. Alhamdulillaah, bisnis kami tumbuh dengan sangat baik. Dan yang terpenting, saya punya kesempatan banyak untuk melakukan hal-hal yang saya sukai.

ini cuma contoh kecil, bahwa orang dengan latar belakang bukan sains murni (fisika, kimia, biologi) ternyata malah bisa dihidupi oleh bidang yang konon berprospek suram itu.

Jadi, semua terpulang kepada Anda. Renungkan baik-baik. Ketika suatu saat ajal menjemput Anda, Anda ingin meninggalkan apa di muka bumi ini? Amalan baik tentu saja, tetapi di bidang apa?

Rabu, 29 April, 2009 10:59
"Insan Kamil" thekamilsoleh@yahoo.com

Maaf, saya tidak mengikuti perbincangan dari awal, namun ingin ikut menanggapi..
Masalah prospek fisika, kebetulan saya adalah baru saja menjadi alumni Fisika ITB. Memang banyak alumni Fisika yang kemudian menjadi pengajar, baik di SMP, SMU, bimbingan pelajar, perguruan tinggi baik di bidang Fisika atau bidang lain. (yang saya tahu ada yang kemudian menjadi pengajar matematika, ekonomi, bahkan filsafat). Bekerja di lembaga penelitian baik di dalam negri maupun di luar negri. Lainnya banyak tersebar di perusahaan perminyakan dan pertambangan, teknologi informasi, industri elektronika, dsb.
Namun banyak juga alumni fisika yang bekerja diluar bidang fisika, diantaranya di bidang perbankan, ekonomi, politik, filsafat, sosial, industri jasa (restaurant, kerjinan, pertanian, peternakan, dll) Salah satu alumni fisika yang ngetop jadi ekonom adalah Bapak Umor Juoro . Dan tentunya Bang Roby Muhammad , yang ngetop dengan ilmu sosialnya. Ketua jurusan Fisika ITB pernah cerita, ada alumni Fisika juga yang merupakan salah satu marketing Unilever untuk kawasan Asia.
Bahkan teman-teman yang tidak lulus fisika ITB (atau bahasa yang lebih kasar "DO") pun banyak yang sukses.. Ambil contoh Bapak Rizal Ramli.. Setahu saya dia pernah kuliah di Fisika ITB. Sekarang jadi Capres kan..Dosen saya pernah cerita, temannya tidak bisa melanjutkan kuliah di Fisika ITB karena terlalu banyak memberi privat ketika kuliah. Kemudian dia pindah ke Jogja. Menurut berita terakhir, diapun sukses membuka lembaga privat di Jogja sana.Beberapa teman saya karena beberapa hal juga tidak bisa lulus dari fisika ITB, kemudian ada yang pindah ke Unpad, ITS, dsb. Dan ternyata mereka bisa sukses disana.
Banyak hal yang dipelajari di Fisika, kemudian bisa diterapkan di dunia kerja. Namun banyak juga yang kemudian melenceng dari bidang Fisika. Mereka bisa sukses disana karena terbiasa menyelesaikan masalah yang rumit menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, dan pola penyelesaian masalah yang terstruktur.

Sabtu, 2 Mei, 2009 13:28
"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id

Masuk nuklir bukan berarti lapangan pekerjaannya hanya di puspitek.... siemens, mitsubishi, toshiba, prusahaan instrumentasi dan manufaktur lainnya sebenarnya juga memproduksi Nuclear Power Plant, jadi saya bisa kerja di mana saja.... di Lab.. lab nuklir di luar negeri juga banyak.

Sabtu, 2 Mei, 2009 19:41
"Gabrielle Possenti" gabriellepossenti@yahoo.co.id

hehhe, jdi pngen join. saya posenti, skrang si msi klas 3, dan lgi cri kuliah. rncana si ngmbil mipa fisika. tpi bngung ma mipa fisika yg mna, dan ma university yg mna msi lon jlas. rncana si ngmbil spmb. dri sna bsa kn??? sebelum na teri,a kasih

Sabtu, 2 Mei, 2009 21:49
"fismat2002@yahoo.com" fismat2002@yahoo.com

Diskusi ini jadi menarik ...
Ikut sharing yah

Jangan pernah takut dan menyesal ambil jurusan fisika, bagi orang fisika yang dituntut berfikir kritis maka menghadapi kehidupan yang sulit harusnya juga mampu, buktinya walau tidak bekerja di bidang fisika juga pada mampu koq, pekerjaan tidak harus sesuai dengan jurusan dan itu sangat bergantung dari pribadi masing masing.

Saya sendiri guru fisika, tapi saya juga ga mau ketinggalan dengan bidang yang lain akhirnya saya perkaya ilmu saya di bidang lainnya yang memungkinkan adanya pengembangan diri mjd lebih baik.

Kini saya sudah sedikit menikmati hikmah di jurusan ini, efek pengiring dari biasa dituntut berfikir kritis menjadikan saya harus mampu mengikuti hal hal baru hubungannya dengan dunia global. Berbekal itu saya bisa keliling di lebih dari 14 negara untuk mengikuti berbagai konferensi dan presentasi disana, sesuatu kesempatan yang masih jarang ada di guru.

Yang penting yakin akan tujuan kita dan tetap pada pendirian yang benar.

Ingat :
Hidup itu dengan keahlian bukan dengan pendidikan.

Maaf jika ada yang berlebihan.

Sabtu, 2 Mei, 2009 22:48
"onex's gunawan" on_exs02@yahoo.com

Dear semua(adek2, temen2, dan anggota milis fisika)

Tidak hanya sekarang,,,dr dulu banyak yg ragu prospek karir bagi sarjana fisika...saya sendiri alumni dr jurs fisika teori,,,,tidk munafik..diri saya dulu juga ikut ragu,,,,tp karena kecintaan yg tulus thp ilmu fisika....akhirnya saya siap dengan apapun resikonya ke depan saya yakin apapun bidang nya...klo di tekuni secara serius...pasti ada manfaat dan hikmahnya,,, ,,setelah bergelut di jurusan fisika selama 4 thn, sempat terfikir,,,apakah laku fisika kuantum,mekanika kuantum,fisika inti,,,termonuklir, ,di indonesia ini,,,? mau ngambil kbi geofisika, eh ada teknik geofisika, mau ngambil kbi instrumen,eh ada teknik intrumen an elektro,,,jujur saya sangat ragu saat itu....dalm pikiran saya dulu ,,yah,,paling2 ngajar di BIMBEL nih....
jujur saja setelah tamat...saya sempat mengajar di bimbel selama 1 thn.. mulai 2006,,,sempat prustasi...ikut tes di BATAN ampe 2x nggak lolos2...tapi satu keyakinan dlm diri saya...tidak ada yg sia2 selama yg kita lakukan tulus,,,,,,,
AKHIRNYA.... pertengahan 2008 keraguan saya terjawab sudah...mata saya seakan2 di bukakan oleh Tuhan lebar2,,,,ketulusan itu terbayar sudah....setelah mengirimkan ratusan lebih surat lamaran dengan titel sarjana "FISIKA TEORY" 12 sept 2008 jam o9.34 saya mendapat telfon dari salah satu perusahan perbankan asing....... kata2 awal yg saya dengar..I need u.....
gila.....apa yg bisa saya perbuat dg ilmu fisika di perusahaan sebesar itu...
mungkin adek2 atau teman2 pernah dengar "EKONOFISIKA" ..beberapa buku pengantar memang sempat saya baca..ternyata. ..hampir 80% perusahaan perbank asing memerlukan sarjana fisika sebagai analis mereka....memang agak menyimpang kedengaranya, ,,tp, sumpah...ilmu fisika benar2 di gunakan ....mulai dr teory chaos utk sebaran partikel,gerak acak brown, teory montecarlo, sampai,,,,pers schordinger, ,,di pake semua..utuk menentukan gerak acak naik turunnya saham dan nilai tukar mata uang...probabilitas pertumbuhan ekonomi...tentunya cara berfikir yg sistematis,, ,dan analitical skill di fisika berguna banget....masalah salary mereka sanggup bayar gede...jelas saja..jurusan mana yg mempelajari persamaan pers schordinger secara gamblang selain fisika teory....saya sempat terkejut...saat teori interaksi tarik-menarik dan tolak partikel inti deutrium di gunakan utuk menentukan probabilitas transaksi perbank'kan cukup dg pers schordinger, , ,hanya bedanya klo di fisika yg jd acuan potensial energi nya...klo di perbankan faktor2 ekonomi, loans sistem, macro, micro ekonom, yg jd acuan.....

mudah2an,,,ini bisa mnjawab keraguan adek2...karena FISIKA ADALAH ILMU UNIVERSAL,FISIKA TIDAK HANYA BERKUTAT DI REAKTOR NUKLIR,,,,PARTIKEL, ,GELOMBANG. ..SEKARANG FISIKA SUDAH MASUK KE ERA BARU....FISIKA ADALAH ILMU MASA DEPAN...SIAPA YG MENGUASAI FISIKA BEARTI MENGUASAI MASA DEPAN,,ITU YANG DI KATAKAN DOSEN SAYA... "TERNYATA BENAR,,," U CAN DO EVERYTHING U THINK"

UTUK TEMAN2 FISIKA..PLEASE. ..BANTU ADIK2 KITA, YAKIN KAN MEREKA BAHWA MEMILIH FISIKA BUKAN SUATU KESALAHAN... INI ADALAH TANGGUNG JAWAB KITA...


Minggu, 3 Mei, 2009 00:27
"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com

hoho,,makasih kak gunawan atas motivasinya, ,
nanti saya pikirkan lagi, yg penting sekarang saya mau berusaha byar bisa tembus Tek fisika itb..hehe..
thx alot,,udah ngediscribe panjang bgd,,wah, brati skrng kakak dah jadi orng sukses y??weleh2, Insya Allah saya akan menyusul..amin,

Minggu, 3 Mei, 2009 22:28
"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com

Jawaban yang subjektif:

Karena saya alumnus Fisika UI, pasti saya sarankan pilih Fisika UI.

Jawaban yang objektif:

Penyelenggaraan program studi Fisika di Indonesia masih dikuasai oleh perguruan tinggi negeri. Estimasi saya (terbatas dengan yang bisa saya pelajari dari sini) ada sekitar 6 s/d 10 PTN yang memiliki program studi Fisika yang reliable.

- Salah satu kriteria besar/tidaknya program studi adalah apakah program studi ybs sudah menyelenggarakan program pascasarjana (S2/S3) Fisika disamping S1. Penyelenggaraan program S2/S3 membutuhkan jumlah minimal staf akademik yang sudah menyelesaikan S3, jadi ada korelasi antara keberadaan program S2/S3 dengan jumlah staf akademik.

- Anda bisa mengecek website program studi yang bersangkutan. Gunakan google search 'Fisika [Nama Perguruan Tinggi]'. Website yang bagus dan lengkap informasinya merupakan indikasi bahwa staf program studi ybs memiliki keinginan/kepedulia n untuk mempromosikan program studi ybs.

- Anda bisa mengecek di artikel-artikel tentang sains di surat kabar, staf/dosen/alumni dari program studi Fisika di perguruan tinggi mana yang aktif menulis di surat kabar, aktif dalam kiprah sainstek di Indonesia, pembinaan tim olimpiade, mendapat penghargaan Habibie atau Bakrie, dan sebagainya.

- Anda bisa mengecek status akreditasi program studi ybs dan mencari yang sudah mendapat akreditasi 'A'.

Senin, 4 Mei, 2009 13:50
"Indarta Aji" indarta_aji@yahoo.co.id

untuk mas suharyo? kalau selain alumni UI ingin melamar menjadi dosen di UI prosedurnya bagaimana?

terima kasih
indarta kuncoro aji
Senin, 4 Mei, 2009 14:22
"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com
Mas Aji, saya bukan staf akademis di UI, jadi tidak kompeten untuk menjawabnya.


Selasa, 5 Mei, 2009 07:39
"dit78er" di2003@alumni.soton.ac.uk

Hallo,
Saya juga bukan staf akademis dan alumni UI, tapi kalau tahun lalu sih, lowongan untuk dosen di UI ada iklannya. Saya lihatnya dikompas waktu itu. Kalau tertarik jadi dosen disana, coba saja sering-sering lihat iklan lowongan dikoran.

Sekalian tanya, kalau menjadi dosen paruh waktu, kira-kira peluangannya banyak nggak ya di jakarta untuk bidang sains/teknik, terutama jurusan fisika/kimia/ teknik kimia?

Terima kasih sebelumnya.

Dan

Selasa, 5 Mei, 2009 18:27
"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com

Menyingkapi permasalahan prospek fisika (lagi)...

Kita semua yang alumni/sedang kuliah di Departemen Fisika, sudah mengetahui bahwa alumni Departemen Fisika ada yang sukses sebagai ... (isi sendiri).

Namun fakta itu tidak diketahui orang awam. Sebagian besar, adalah karena kurangnya ekspose tokoh-tokoh Indonesia yang alumni lulusan Departemen Fisika. Rizal Ramli, Umar Juoro, Tubagus Haryono, Aning Katamsi, I Made Wiryana, mendiang Pater J. Drost, mantan rektor ITB Lilik Hendradjaja, jarang sekali diekspose surat kabar sebagai alumni Departemen Fisika. Demikianlah tokoh-tokoh dunia seperti Javier Solana atau Angela Merkel.

Sure, setiap orang tahu dan mengagumi Albert Einstein. Namun siswa SMA *BUKAN* Albert Einstein, dan mereka memilih jurusan Fisika *TIDAK* untuk menjadi Albert Einstein. Dengan analog yang sama siswa SMU *TIDAK* memilih masuk AKABRI karena ingin menjadi Jenderal Sudirman. Mereka masuk AKABRI karena prospek yang cerah sebagai prajurit profesional. Maka wajar kalau siswa SMA yang tertarik fisika ingin tahu career option apa yang tersedia bagi alumni Departemen Fisika. Dan ini sah-sah saja !

Dalam semua website/brosur/ promosi Departemen Fisika yang saya lihat, kesalahan utama yang saya lihat pada bagian 'Prospek Alumni' adalah:

* Meletakkan banyak sekali nama-nama lembaga/institusi pemerintah terutama institusi penelitian sementara untuk industri/swasta porsinya *jarang* melebihi jumlah nama-nama lembaga/institusi pemerintah. *

Mengapa tidak menuliskan seperti:

"Hanya 5-10% Alumni Departemen Fisika yang memilih untuk meneruskan karir dalam bidang akademik. 90% Alumni Departemen Fisika telah berhasil mendapatkan pekerjaan di sektor industri dan swasta."

ditambah dengan contoh-contoh konkret perusahaan dimana alumni telah sukses. Nama perusahaan eksplorasi minyak, elektronika, material, besi, alat medis, komputer, bank, etc etc. Disinilah peran bank data (data base) alumni berperan sekali. Kalau perlu nama-nama sektor pemerintahan/ akademia dihilangkan sekalian.

Demikian pula profil alumni yang telah sukses dalam karir *di luar akademia* menjadi sangat penting, karena itu merupakan *bukti* dan bukan sekedar tulisan di brosur.

Saya bandingkan, media promosi di Fakultas lain seperti Teknik atau Ilmu Komputer, lebih menekankan career option di sektor industri dan swasta.

Pribadi, saya memang memilih berkarir di akademia, namun mau tidak mau tertarik juga untuk berpikir 'out-of-the- box' bagaimana untuk mempromosikan fisika dalam konteks ini.

Haryo

Selasa, 5 Mei, 2009 20:21
"Gandri Narandu" gundrie_11@yahoo.com

hmm..kak haryo..boleh nanya ga??
brati seebenernya bnyk ga sih alumni fisika khususnya yg dari ui kerja di suatu perusahaan2 gitu??dibandingkan teknik2 (if,industri, mesin) lebih besar mana peluangnya?? saya rasa lbih besar teknik..benar tdk kak??

Selasa, 5 Mei, 2009 22:56
"Irwansyah Irwansyah" irwansyah@gmail.com
Saya cuma ingin menyampaikan rasa salut saya kepada para penghuni milis ini. Milis ini adalah milist terbaik yang pernah saya ikuti. Banyak masukan yang saya terima dan orang-orangnya sangat suportif sekali.
Sayang saya bukan orang Fisika :

Rabu, 6 Mei, 2009 05:04
"Haryo Sumowidagdo" haryo@fnal.gov
Saya ambil statistik dari angkatan saya sendiri: sekitar 60 orang, 4 orang akhirnya memilih jalur akademia (3 orang sudah PhD, 1 orang mendekati). Sisanya setahu saya menyebar: industri elektronik, industri komputer and telekomunikasi, wiraswasta/home industry, human resources. Dari angkatan2 di atas dan di bawah saya: bank, industri eksplorasi sumber daya alam (migas), industri instrumen/peralatan medis, pasar modal/bank, industri material/logam, industri semikonduktor, industri televisi/media. Saya kira profil pekerjaan alumni di Departemen-departem en Fisika lain juga akan serupa.

Saya lebih melihat prospek kelam fisika seperti ramalan yang diciptakan, tidak berdasar, namun akhirnya benar-benar terjadi (self-fulfilling prophecy). Karena fisika kurang populer, akhirnya sebagian mahasiswa yang masuk juga kelas dua, mahasiswa yang tidak memiliki visi yang luas dan berani mencari kesempatan. Jadi seperti lingkaran setan.

Soal peluang, itu sulit dikuantifikasi. Karena persentase/fraksi lulusan bekerja dimana tidak bisa disamakan dengan peluang. Peluang itu subjektif, tergantung kepada asumsi awal (prinsip teori peluang Bayesian). Bagi saya, peluang itu sebagian diberikan (oleh Departemen, oleh Perguruan Tinggi, negara, lingkungan), namun sebagian harus diciptakan sendiri. Jujur saja, ketika saya memilih fisika 15 tahun lalu, tidak sedikit pun terbayang saya akan diberi peluang sejauh ini.

Kelebihan di Teknik yang sering saya lihat adalah kuatnya jaringan alumni dan recruitment mereka, dan semangat enterpreneurship. Ini yang saya lihat masih kurang di Fisika. Tambah lagi, cukup banyak alumni Fisika yang sukses namun tidak (atau malu) mau mengakui dulunya menyelesaikan pendidikan di Fisika.


Rabu, 6 Mei, 2009 08:05
"rudy irianto" rud_ir@yahoo.com

Ada satu masalah yang lain lagi dalam perekrutan pegawai di perusahaan-perusaha an, kebanyakan mereka, orang bagian HRD nya tidak mengerti apa-apa tentang fisika, dan apa yang dikerjakan orang fisika, sehingga kadang-kadang mereka minta ada ngga pengalaman pekerjaan yang lain, ya sekitar 5 tahunan gitu.

Kalo masalahnya cari kerja, peluang mendapatkan perkerjaan pada bidang fisika, kalo ngga dapet di Indonesia ya keluar negeri aja. Why not gitu? Banyak lho bidang pekerjaan yang tersedia di luar negeri sana. Coba liat di www.physicsworld. com, terus klik di tab Physics Job. Kebanyakan sih emang pekerjaanya adalah bidang penelitian. Kalo pingin kerja di luar negeri, persiapkan bahasanya, terutama bahasa Inggris ,dan kalo bisa bahasa negera setempat kita bekerja juga dikuasai.

Ambil S1 di sini,belajar yang bener, giat,dan terus semangat, kemudian lanjut cari beasiswa master/S2 di luar negeri(misal: Erasmus Mundus, Chevening, dll), lalu gelar masternya bisa dipakai untuk cari kerja diluar negeri atau lanjut ke PhD/S3. Gelar master/PhD udah pasti bisa dijual.

Rabu, 6 Mei, 2009 09:56
"Iwan Sugihartono" ione06@yahoo.com

Ayo pilih Fisika jangan ragu......jika tekun pasti bisa...prospek? ? BAGUS....yakinlah! !!!

Setuju dengan penjelasan Mas Haryo dan Mas Rudy....Anyway, dulu saya juga merasa takut, tapi setelah masuk Fisika UI, ternyata asisten2 kooperatif (salah satunya Mas Haryo)membantu kita. Ga perlu takutlah, asal rajin dan ulet belajar kita pasti bisa. Sebaliknya kalo kita kurang kerja keras dibidang yang dikatakan "mudah"-pun ya akan susah berhasil.

Rabu, 6 Mei, 2009 16:32
"Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com

> Ada satu masalah yang lain lagi dalam perekrutan pegawai di perusahaan-perusaha an, kebanyakan mereka, orang bagian HRD nya tidak mengerti apa-apa tentang fisika, dan apa yang dikerjakan orang fisika, sehingga kadang-kadang mereka minta ada ngga pengalaman pekerjaan yang lain, ya sekitar 5 tahunan gitu.

Ini point yang bagus sekali. Memang fakta ini, sekali lagi, merefleksikan ketidaktahuan masyarakat kita kepada karakteristik dan kualitas dari lulusan Departemen Fisika. Satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah membuat database perusahaan-perusaha an yang sudah memiliki pengalaman dalam menrekrut dan mempekerjakan lulusan fisika sebelumnya. Mengingat pendidikan sarjana fisika di Indonesia sudah ada selama 50 tahun lebih, seharusnya daftarnya sudah panjang, hanya tidak pernah dibuat saja.

> Kalo masalahnya cari kerja, peluang mendapatkan perkerjaan pada bidang fisika, kalo ngga dapet di Indonesia ya keluar negeri aja. Why not gitu? Banyak lho bidang pekerjaan yang tersedia di luar negeri sana. Coba liat di www.physicsworld. com, terus klik di tab Physics Job. Kebanyakan sih emang pekerjaanya adalah bidang penelitian. Kalo pingin kerja di luar negeri, persiapkan bahasanya, terutama bahasa Inggris ,dan kalo bisa bahasa negera setempat kita bekerja juga dikuasai.

PhysicsJob (dan situs serupa di AS) sebenarnya pun masih kurang sesuai dengan diskusi ini. Alasannya banyak pekerjaan yang ditawarkan memerlukan gelar lanjutan.

Untuk banyak kasus, memang benar bahwa kelihatannya lebih prospektif untuk mencari kerja di LN. Situasi dengan HRD nya berbeda. Namun saya kira agak sulit jika harus melalui tahap studi lanjutan (S2/S3) terlebih dahulu (kecuali jika memang targetnya akademia). Disini juga terlihat jelas pentingnya kemampuan berbahasa asing. Jangan dilupakan bahwa go international berarti juga berkompetisi dengan orang dari tempat-tempat lain.

Setahu saya ada sebenarnya cabang perusahaan asing di Indonesia yang merekrut pegawai di Indonesia, perusahaan2 migas setahu saya hampir semuanya masuk kategori ini. Milis-ers lain ada yang punya pengalaman soal ini ?

Salah satu sektor di LN yang sangat banyak menyerap lulusan fisika adalah sektor akademia, namun pekerjaanya sendiri bukan sebagai penelitian. Fasilitas riset besar di LN, baik di industri swasta maupun lembaga pemerintah, membutuhkan banyak sekali teknisi dan staf lapangan yang menguasai fisika tapi juga memiliki keahlian luas yang umumnya dikuasai lulusan teknik (matematika, elektronika, instrumentasi, komputer, metode laboratorium) . Namun job description- nya sendiri bukan penelitian. Job description- nya adalah membantu dan bekerja sama dengan peneliti-nya, dalam kapasitas sebagai teknisi. Saya cukup banyak berinteraksi dengan orang-orang semacam itu, baik dulu di Fermilab maupun sekarang di CERN. Pekerjaan semacam itu, percaya atau tidak, standard gajinya justru lebih besar dibandingkan gaji peneliti (postdoc), sekitar 25-50% lebih tinggi !

Beberapa job description untuk posisi seperti ini:

- staf analisis data/data handling di observatorium/ station pengamatan.

- staf pendukung 24/7 untuk jaringan komputer dan cluster komputer.

- staf teknisi elektronik/mekanik untuk memperbaiki komponen-komponen alat-alat penelitian

- staf teknisi untuk pengoperasian fasilitas riset, seperti penyediaan gas helium/nitrogen, sistem HVAC.

- staf instrumentasi untuk sistem kendali fasilitas penelitian.

Pekerjaan hampir semua bertema teknik/informatika. Bedanya adalah client-nya scientist dan bukan industri.


komentar diatas merupakan ide rekan

Kamis, 19 Juni 2008

Blue Energy, .......

Blue energi apakah merupakan solusi energi alternatif? ini merupakan pertanyaan yang terus menerus yang belum terjawab sampai masa uji coba yang menimbulkan pro dan kontra, dari pengamatan dimillis saya mencoba menampilkan kembali ide-ide dari para pencinta millis dan pakar-pakar fisika dan sains beberapa mail yang terkirim dimillis kembali ditampilkan pada halaman ini. berikut pendapat dan tanggapan dari rekan-rekan yang ikut menyampaikan beberapa tanggapan dan saran untuk menambah wawasan kita semua.diawali dengan pertanyaan :

Senin 26 mei 2008
Adakah yang bisa menjelaskan tentang Blue Energy yang dihebohkan oleh
media beberapa hari ini? Djoko Suprapto mampu memproses air menjadi
bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan bermotor.

Bisakah H2O diurai menjadi energi?

Terima kasih
##
Mohon ijin nimbrung,

Setau saya, banyak artikel di internet tentang teknologi seperti ini, tapi entah kenapa yang saya tau, penemunya ga pernah sukses menerapkannya secara massal. Belajarlah dari :

- Paul Pantone
- Stanley Meyer
- Daniel Dingel

Ketiganya diatas adalah sumber yang menurut saya bisa cukup dipercaya. Yang pertama, walaupun dituntut di Pengadilan di Amerika, replikasinya sudah diterapkan disekitar 100 kendaraan.

Yang kedua punya unit nyatanya, bukan cuma sample, teori tanpa pembuktian. Tapi sayangnya belum sempat direplikasi. Sempat ditawar dibeli oleh pihak tertentu, tapi kemudian rumornya setelah deal makanannya diracun. Beliau meninggal.

Yang ketiga masih hidup, kendaraannya yang dikonversi masih ada, dan masih dikendarai sehari2x menurut info terakhir yang saya punya. Beliau tinggal di Filipina, dan sewaktu hendak dimassalkan, pemerintah Filipina yang ditekan oleh OPEC.

Ada lagi sebenernya dari Malaysia, tapi rumornya nda begitu jelas.

Dari Australia ada Joecell.... ( no comment, belum ngerti teorinya )

Satu web yang saya tau banyak mempublikasikan penemuan2x seperti ini dan didukung oleh usaha2x replikasi, baik itu gagal or sukses, terdokumentasi cukup baik, dan dilakukan oleh berbagai pakar adalah :

http://www.jlnlabs. fr/

Kalo untuk yang seperti bahanbakar air, coba klik di link tentang Bingo Fuel.

Saya tidak begitu memahami dunia Fisika, namun saya memang boleh dibilang kurang kerjaan, so waktu saya banyak untuk ngumpulin artikel seperti ini.

Monggo yang lebih pakar bisa menjelaskan. Saya terutama tertarik pada Bingo Fuel / GEET Fuel Processor dari Paul Pantone, yang punya efek transmutasi elemen, perubahan suhu drastis ( satu ujung alat panas, satunya lagi super dingin ), dan kemudian ditiru ( dan mungkin ) diakui sebagai penemuannya sendiri oleh Bp. Johannes Bosco...

PS : Kemaren waktu ngasih link web tsb di milis luar yang membahas tentang Free Energy, web tsb sempat tak bisa diakses beberapa jam, kemudian waktu saya coba posting hal ini ke milis otomotif dalam negeri, saya ga pernah liat postingan saya muncul. Mudah2an bisa diperkenankan disini....

Salam,
Vasco

Sementara teori masih nol besar, tapi praktek langsung, blind faith istilahnya ?
##
.
__,_._,___
Kalau menurut kabar dari berita, katanya Djoko di culik saat perjalanan untuk presentasi hasil risetnya kepada presiden RI

Kalau kabar yang di berita kemarin-kemarin air itu diuraikan secara elektrolisis, sepertinya ada larutan/ serbuk tertentu untuk membuat peristiwa elektrolisis tersebut.
##
.
Pertama, saya belum membaca tentang blue energy. Jadi saya tidak dapat berkomentar mengenai blue energy.

Penelitian yg saya ketahui sampai saat ini adalah mengurai air (H2O) melalui electrolisis process menjadi hydrogen (H2) and oksigen (O2).
Gas hydrogen ini bila bertemu dengan oksigen akan bereaksi menghasilkan energy listrik dan air kembali. Energi listrik iyang dihasilkan dari reaksi antara hydrogen dan oksigen ini lah yang digunakan untuk mengerakan mobil, notebook dll.
Anda bisa search di Internet: hydrogen car, fuel cell

Semoga bisa membantu.
##
.

kami pernah melakukan experiment mengenai baterai laut, dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber listrik. hasilnya lumayan, dapat menyalakan sebuah lampu walaupun arus yang dihasilkan sangat kecil.

apakah ada yang pernah memanfaatkan air laut menjadi sumber energi? gimana hasilnya?

terima kasih.
##

14 Mei 2008
Bahan Bakar Air Bukan Sekadar Impian
• Oleh Agung PW
BAHANbakar air (BBA), mungkinkah? Masak ada sih kendaraan tanpa bahan bakar minyak tapi malah menggunakan air yang sehari-hari untuk minum, mandi, masak, dan mencuci? Dulu memang iya, air hanya untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Namun kini kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar air bukan sekadar impian, sudah jadi kenyataan.

Buktinya? Seseorang yang gemar utak-atik mesin, Joko Sutrisno, secara tidak sengaja menemukan alat mirip hidrogen booster sebagai pengganti bahan bakar minyak di kendaraan bermotor ataupun mobil. Secara prinsip temuan tersebut sudah ada puluhan tahun lampau dan ada di buku-buku fisika, kimia, namun tak pernah dimanfaatkan lebih jauh.

’’Kebetulan saja dua tahun lalu, suatu malam saya mencari sesuatu di dekat aki menggunakan korek api, lha kok tiba-tiba timbul ledakan,’’ ujarnya ketika ditemui di rumah sekaligus bengkelnya di Jl HOS Cokroaminoto, Yogyakarta.

Dia yang tak pernah mengenyam sekolah mesin, jangankan pendidikan tinggi menengah saja cuma sampai SMP, tertarik dengan ledakan dari aki. Lantas dicobanya lagi menggunakan pemantik api, lagi-lagi muncul ledakan. Dari situ dia kemudian berpikir, air dalam aki bisa menimbulkan ledakan. Otaknya terus terusik, dicarinya teman diskusi seorang guru dan membenarkan kalau api bisa menjadi bahan bakar dan menimbulkan ledakan.

Komponen aki dibongkar, dalam benaknya terlintas pemikiran kalau air memang bisa untuk bahan bakar berarti masyarakat tak perlu bersusah payah antre BBM apalagi dari hari ke hari makin mahal.

Penelitian dan percobaan terus dia lakukan sampai akhirnya dia mampu membuat tabung berisi komponen stainless steel yang jika diisi air dan dihidupkan dengan aki atau spul lampu dapat membantu menghemat BBM.

Sederhana

Setelah alat sederhana tersebut dia kembangkan, dibukalah buku-buku fisika dan kimia dan memang ada prinsip kerja bahan bakar air. Dia semakin bersemangat dan terus mengembangkannya. Sebagai uji coba, BBA dipasang di sepeda motornya dan beberapa kerabat. Hasilnya luar biasa karena motor matik menghabiskan satu liter hanya untuk jarak tempuh 30-35 km kini mampu melaju 50-55 km.

’’Alatnya sangat sederhana dan semua orang bisa membuat sendiri, biayanya juga sangat sedikit. Motor matik ini dulunya boros sekali, eh setelah dipasangi BBA jadi sangat irit,’’ ungkap Franky, keponakan Joko menunjukkan dua botol kecap berisi komponen dan air yang terpasang di samping bodi motor.

Kini sudah ada sekitar 1.000 kendaraan baik sepeda motor maupun mobil yang menggunakan alat BBA temuan Joko. Dia tak mau mematenkan karena secara prinsip memang sudah ada dan malah disarankan agar setiap orang dapat membuat sendiri. Hanya dengan uang tak lebih Rp 100.000, kendaraan dan mobil bisa hemat BBM hampir 100%.

Franky mencontohkan lagi, dia memiliki Mercedes Benz yang tiap satu liternya hanya mampu menempuh lima kilometer dan setelah dipasangi peralatan itu daya tempuh menjadi sembilan kilometer. Selain menjadi lebih hemat premium, tenaganya juga semakin kuat. Pernah uji coba pada truk pengangkut pasir dan pada jalanan menanjak tak perlu nggereng-nggereng, santai saja meluncur tenang.

’’Yang masih dalam proses pengembangan, bagaimana setiap mobil dan motor benar-benar tidak lagi menggunakan BBM tapi BBA,’’ tandas Joko. Sayangnya, dia terkendala pada minimnya peralatan dan dana yang dimiliki. Andai saja ada peralatan lengkap, dana cukup, dia yakin tak lama lagi masyarakat sudah bisa menggunakan full BBA. (70)
##

__,_._,___
setahu saya Blue Energy milik orang nganjuk itu dengan cara memishkan hidrogen dengan air kemudian hidrogen diadisikan ke zat kimia sehingga jadi kerosene.... ...jadi reaksinya adisi liat http://tech. groups.yahoo. com/group/ globalwarming_ indonesia/
##

Mohon ijin nimbrung,

Setau saya, banyak artikel di internet tentang teknologi seperti ini, tapi entah kenapa yang saya tau, penemunya ga pernah sukses menerapkannya secara massal. Belajarlah dari :

- Paul Pantone
- Stanley Meyer
- Daniel Dingel

Ketiganya diatas adalah sumber yang menurut saya bisa cukup dipercaya. Yang pertama, walaupun dituntut di Pengadilan di Amerika, replikasinya sudah diterapkan disekitar 100 kendaraan.

Yang kedua punya unit nyatanya, bukan cuma sample, teori tanpa pembuktian. Tapi sayangnya belum sempat direplikasi. Sempat ditawar dibeli oleh pihak tertentu, tapi kemudian rumornya setelah deal makanannya diracun. Beliau meninggal.

Yang ketiga masih hidup, kendaraannya yang dikonversi masih ada, dan masih dikendarai sehari2x menurut info terakhir yang saya punya. Beliau tinggal di Filipina, dan sewaktu hendak dimassalkan, pemerintah Filipina yang ditekan oleh OPEC.

Ada lagi sebenernya dari Malaysia, tapi rumornya nda begitu jelas.

Dari Australia ada Joecell.... ( no comment, belum ngerti teorinya )

Satu web yang saya tau banyak mempublikasikan penemuan2x seperti ini dan didukung oleh usaha2x replikasi, baik itu gagal or sukses, terdokumentasi cukup baik, dan dilakukan oleh berbagai pakar adalah :

http://www.jlnlabs. fr/

Kalo untuk yang seperti bahanbakar air, coba klik di link tentang Bingo Fuel.

Saya tidak begitu memahami dunia Fisika, namun saya memang boleh dibilang kurang kerjaan, so waktu saya banyak untuk ngumpulin artikel seperti ini.

Monggo yang lebih pakar bisa menjelaskan. Saya terutama tertarik pada Bingo Fuel / GEET Fuel Processor dari Paul Pantone, yang punya efek transmutasi elemen, perubahan suhu drastis ( satu ujung alat panas, satunya lagi super dingin ), dan kemudian ditiru ( dan mungkin ) diakui sebagai penemuannya sendiri oleh Bp. Johannes Bosco...

PS : Kemaren waktu ngasih link web tsb di milis luar yang membahas tentang Free Energy, web tsb sempat tak bisa diakses beberapa jam, kemudian waktu saya coba posting hal ini ke milis otomotif dalam negeri, saya ga pernah liat postingan saya muncul. Mudah2an bisa diperkenankan disini....

Salam,
##

Kalau di internet menyarankan katalisator memakai baking soda (soda
kue), ternyata masih ada yang powerful lagi yaitu soda api, tentu jika
terlalu powerful lempengan elektrodanya harus yang tahan terhadap soda
api (basa banget, lawannya air keras yang sifatnya asam banget). Jika
pakai soda api baiknya lempengannya dari platina atau emas, tentu jadi
mahal sekali.
Menurut Pak Joko Sutrisno yang aku temui di padepokan BBA nya
(BBA=bahan bakar air), yang moderate adalah Kalium Hidroksida kode
kimianya KOH
http://en.wikipedia .org/wiki/ Potassium_ hydroxide
http://ms.wikipedia .org/wiki/ Kalium_hidroksid a
Dosisnya untuk BBA 1 liter air suling kira-kira 2 sendok makan, ini yg
aku lihat, Pak Joko melakukannya.
Lempengannya dari logan stainless steel, bisa berbentuk lempengan,
pipa atau kawat.

Pak Joko juga melakukan test peledakan hidrogen skala kecil.
Dalam percobaannya hasil elektrolisa => gas hidrogen yang bisa
terbakar plus oksigen pendukung pembakaran ditiupkan dalam air sabun,
gunanya untuk menangkap gas, karena jika ditiup kan ada gelembung gas
di atas permukaan air sabun, nah yg diledakkan adalah gas yang
terperangkap dalam gelembung air sabun.

http://www.youtube. com/watch? v=nGrj8FXGmHs

Jadi logikanya sederhana, kalau gas dari air suling itu bisa meledak,
maka bisa ditambahkan pada udara yang masuk ke ruang bakar.
Kalau kendaraan yang murni bisa berjalan dengan air saja tentu saja
masih perlu penelitian yang lebih mendalam

Terima kasih
##

Apa itu HOAX?
silakan pelajari dari http://hoax. wordpress. com

Mas Joko dan Blue Energy-nya dapat dikatakan sebagai HOAX karena tidak mau mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal ilmiah untuk di-peer-reviewed, dan sampai sekarang pabrik bahan bakar untuk produksi bahan bakar tersebut dalam skala besar bahkan tidak kunjung selesai. Kata dia alasannya adalah masalah paten (takut idenya dicuri orang). Pikir-pikir ni orang meragukan banget, jelas-jelas kalo dia publikasi di jurnal ya berarti dia penemunya (orang lain tidak berhak ngaku2). Teorinya pun sangat mengkhawatirkan karena menggunakan konsep perpetual machine yang merupakan lelucon sepanjang masa bagi kita (fisikawan) yang notabene menganut konservasi energi.

Ingin tahu Joko, Meyer, dan masalah orang-orang lain yang bikin Blue Energy lebih lanjut?

Saya sarankan dimulai dari sini:
http://priyadi. net/archives/ 2007/12/06/ bahan-bakar- blue-energy/
(Priyadi adalah ahli komunikasi media)

kemudian ke sini:
http://rovicky. wordpress. com/2008/ 05/20/akademi- fantasi-energi- mas-joko- tereliminasi/
http://rovicky. wordpress. com/2008/ 05/26/seluk- dan-beluknya- blue-energy/
(Rovicky adalah ahli geologi dan perminyakan)

dan yang paling HEBOH, bodo-bodoannya teori konspirasi Joko:
http://priyadi. net/archives/ 2008/05/23/ blue-energy- dan-teori- konspirasi/

Pelajaran berharga:
Mimpi boleh, tapi jangan sampai menipu orang lain...

Hi... hi...
##
Kalau menurut kabar dari berita, katanya Djoko di culik saat perjalanan untuk presentasi hasil risetnya kepada presiden RI

Kalau kabar yang di berita kemarin-kemarin air itu diuraikan secara elektrolisis, sepertinya ada larutan/ serbuk tertentu untuk membuat peristiwa elektrolisis tersebut.
##
.
##
Gara-gara harga minyak menyentuh langit, lima bos multi national
corporation atau MNC, Rabu (21/5), diundang Senat AS untuk dengar
pendapat. Senat marah setelah tahu profit MNC dari bisnis minyak lebih
tinggi daripada Himalaya.

Harga BBM mencapai 4 dollar AS per galon (1 galon sekitar 3,78 liter),
harga minyak dunia telah melebihi 135 dollar AS per barrel. Gara-gara
kenaikan harga BBM, semua harga barang naik sehingga AS mengalami
resesi.

Ambil contoh maskapai terbesar, American Airlines (AA), yang memangkas
jumlah penerbangan dan memberhentikan ribuan karyawan. AA untuk
pertama kalinya memungut biaya 15 dollar AS per koper penumpang agar
tak rugi.

Lima bos yang dipanggil Senat mewakili Chevron, ConocoPhillips, Shell,
ExxonMobil, dan BP American (BPA). Mereka dimintai penjelasan tentang
penyebab kenaikan harga BBM di Komisi Yudikatif, lengkap dengan sumpah.

Mereka bilang, harga BBM naik karena 70 persen produksinya tergantung
dari harga minyak dunia. Sementara harga minyak dunia melonjak karena
suplai tak memenuhi permintaan dan pembatasan eksplorasi di Alaska.

"Kedengarannya bosan dan tak menarik, tetapi hukum supply and demand
jadi penyebab," ujar Presiden Shell John Hofmeister. Wapres Exxon
Stephen Simon bilang, profit anjlok dari 10 sen dollar AS jadi 4 sen
dollar AS per galon gara-gara kenaikan harga minyak dunia.

Namun, Senat tak percaya. "Kalian selalu cari kambing hitam
seolah-olah bisnis harus begitu. Profit kalian tiap kuartal naik.
Kalian tak lagi punya etika tentang harga BBM yang layak bagi rakyat,"
kata Senator Dianne Feinstein.

Senator Arlen Specter menunjuk data naiknya profit tahunan Exxon dalam
lima tahun terakhir dari 11,5 miliar dollar AS menjadi 40,6 miliar
dollar AS. "Mengapa profit naik, sementara konsumen membayar lebih
mahal?" tanyanya.

Simon menjawab, profit itu besar—kelak akan turun—untuk membayar
investasi yang berskala besar. Dalam istilah ekonomi, menurut Simon,
yang berlaku prinsip "current up cycle."

"Ya, Anda bisa bicara dengan terminologi bagus yang bernama 'current
up cycle' saat rakyat tak mampu membeli BBM 4 dollar AS per galon,"
sergah Senator Patrick Leahy. Berhubung semua senator marah, mereka
memaksa bos-bos itu mengungkap gaji mereka.

Wapres Chevron Peter Robertson mengatakan, ia digaji sekitar 1 juta
dollar AS per bulan. Padahal, media massa memberitakan, Robertson
mendapat 28 juta dollar AS per tahun, termasuk opsi membeli saham.

Sebagai "hukuman", Senat berencana memberlakukan kembali pajak
(windfall tax) yang dipungut dari profit itu yang jumlahnya bisa
mencapai 80 miliar dollar AS. Inilah berkah demokrasi yang mengontrol
MNC tak terlalu rakus.

DPR mestinya mengadakan rangkaian dengar pendapat dengan semua
pihak—termasuk pemerintah pengelola migas. Tujuannya agar rakyat paham
mengapa subsidi mesti dikurangi.

Rakyat, misalnya, ingin tahu Indonesia anggota OPEC yang menikmati
profit berlimpah. Jika harga minyak 125 dollar AS per barrel, nilai
aset OPEC saat ini 1,37 triliun dollar AS.

Angka itu relatif sama dengan nilai total aset keuangan dunia— saham,
obligasi, surat-surat berharga lainnya, dan deposito bank. Jika
ditambah lagi dengan cadangan minyaknya, nilai itu naik jadi 3 triliun
dollar AS.

Jika harga minyak 200 dollar AS per barrel, kekayaan OPEC 6 triliun
dollar AS. Dengan uang itu, OPEC mampu beli Bank of America hanya
dengan produksi selama sebulan, Apple Computers selama sepekan, atau
General Motors selama tiga hari.

Terus terang, kini yang diributkan hanya akibat-akibat kenaikan harga
BBM, bukan sebab-sebabnya. Pasalnya, data tentang permigasan (jumlah
ekspor dan impor, eksplorasi, profit, dan sebagainya) tak terang
benderang.

Akibatnya fatal, polisi menyerbu Kampus Unas. Padahal, mahasiswa dan
polisi bagian dari rakyat biasa yang hidupnya makin susah.

Dalam situasi yang panas saat ini dibutuhkan kepemimpinan penyampai
pesan yang terang benderang tentang kondisi sebenarnya. Dan, penyampai
pesan mesti pemimpin-pemimpin yang punya kredibilitas.

Kredibilitas didapat bukan dari janji-janji semata, tetapi juga dari
keteladanan. Misalnya, setelah kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005,
banyak pejabat yang menghemat—termasuk menurunkan suhu penyejuk udara.

Ini langkah konkret yang membentuk kredibilitas. Namun, kalau
penghematan cuma "panas-panas tahi ayam", kredibilitas itu hilang.

Hal penting lainnya, setiap pemerintah pasca-Reformasi diwarisi sistem
pengelolaan permigasan yang kacau. Subsidi BBM bukan ciptaan SBY-JK.

Untuk ada momentum mulai dari nol lagi sistem pengelolaan permigasan
sesuai Pasal 33 UUD 1945. Bung Karno memaksakan kontrak karya yang
membebani MNC dengan berbagai kewajiban yang menguntungkan bangsa.

Megawati Soekarnoputri mau menyetop perpanjangan kontrak Blok Cepu
dengan Exxon sampai 2010. Sayang, pemerintah setelah itu
memperpanjangnya— momentum pun hilang lagi.

Apa yang terjadi tak perlu disesali. Namun, sekali lagi, pemerintah
dan DPR perlu mengadakan serangkaian dengar pendapat agar semuanya
terang benderang.

Kini pemerintah dan mahasiswa kayak minyak dengan air yang mustahil
menyatu. Makanya, saya heran kok masih ada yang percaya blue energy
yang bikin heboh itu.
##

Hallo,

Emangnya efisiensi konversi energy elektrolisa 100%. Setahu saya 50%
juga udah sukur tuh. Kalau konversinya dibawah 100%, itungannya tetap
nombok donk alias perlu energi dari luar. Artinya kalau ingin air
sebagai bahan bakar, yang kemudian digunakan untuk menggerakan
sesuatu, recharge battery untuk elektrolisa dll, tetap perlu energi
tambahan (dari bahan bakar fosil, panel surya ato yang laen).

Kalau sekedar menghasilkan energy dari air, banyak cara sih. Selain
elektrolisis, kita juga bisa mendapat energy murni dengan mereaksikan
dengan anti-air ...hehehe.. cuman ya itu, net energinya bakal nombok
banget, paling tidak sekarang ini.

Dan
##
.

Bagi seorang fisikawan harusnya ga boleh
berdasar pada berita , apa lagi koran.

Coba 'si Joko' suruh nulis buku,
jangan di koran (yg disadur para wartawan)
kalo emang bener2 ilmiah
kalo emang kekurangan dana, krn bukunya akan laris-manis

Atau 'si Joko' itu cuma sebuah tokoh ga berujud :D

(Bukan bermaksud menyerang siapapun)
Salam
##

28/05/2008 12:17 WIB
Misteri Blue Energy
Joko Suprapto Cs ke UGM Pamer 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin'
Bagus Kurniawan - detikcom

Yogyakarta - Joko Suprapto mendadak terkenal setelah blue energy yang
digagasnya tidak sukses, meski orang-orang lingkaran Presiden SBY
menindaklanjutinya. Joko yang saat ini sakit keras, ternyata juga
pernah mendatangi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2005-2006.
Joko dan kelompoknya memamerkan 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin.'

Saat itu, Joko dan rombongan yang berjumlah 8 orang diterima pertama
kali oleh Rektor UGM saat itu, Prof Sofyan Effendi di rumah dinas
rektor. Joko dan rombongan ini dibawa oleh teman Sofyan Effendi dari
Magelang. Dalam pertemuan itu, hadir juga Kepala Pusat Studi Energi
(PSE) UGM Sudiartono, staf PSE Kusnanto, dan Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan Dr Chairil Anwar.

"Yang paling banyak bicara saat itu adalah Purwanto, sedang Joko
Suprapto tidak pernah ngomong sama sekali," kata Sudiartono saat
ditemui detikcom di kantor PSE UGM, Sekip Yogyakarta, Rabu (28/5/2008).

Joko cs memperlihatkan temuannya mengenai sebuah pembangkit tenaga
listrik. Intinya, menurut Sudiartono, dalam pertemuan itu mereka
meminta agar UGM memberikan surat pengakuan atas penemuan sebuah alat
pembangkit listrik atau trafo berkapasitas 25 Kilo Watt yang mereka
temukan.

Bagaimana alat yang ditemukan Joko cs? Alat itu berbentuk seperti
almari kecil dan portabel. Namun, kotak seperti almari itu memang aneh.
Kotak itu diberi nama kotak ajaib dan tersegel rapat. Di bagian pojok
kotak diklem, sehingga tidak bisa dibuka.

Joko Suprapto dan Purwanto Cs pun menjelaskan dan mendemokan alat
tersebut. "Mereka bilang kotak ajaib. Hanya menggunakan 4 buah baterai
kecil dan ada lampu (+/- 60 Watt), serta panel surya. Kata Purwanto,
alat itu merupakan pembangkit listrik berkapasitas 25 Kilo Watt," kata
dia.

Sofyan Effendi sempat tertarik dengan alat itu dan berniat membelinya
untuk keperluan listrik di perumahan UGM. "Tapi, mereka tidak
membolehkan, " kata Tono, panggilan akrab Sudiartono.

Dalam pertemuan itu, Tono menanyakan kepada mereka, apakah di dalam
kotak ajaib itu ada accu dan inverter. Tapi, mereka menjawab tidak ada.
"Kemudian saya tanya lagi berapa jam lampu akan menyala, dia jawab
selamanya. Dari sini saya tidak percaya dengan kotak ajaib ini karena
menyalahi hukum kekekalan tenaga," ujar Tono.

Pertanyaan-pertanya an lain seputar pembangkit listrik juga disampaikan
kepada Joko Suprapto dan Purwanto Cs. Tapi, mereka kesulitan memberikan
jawaban secara ilmiah. Akhirnya, pihak UGM sempat bergurau menanyakan
jangan-jangan temuan mereka itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Jin.

"Mereka jawab tidak. Kemudian saya sempat bertanya di mana workshop
kota ajaib, mereka bilang di Surakarta Jalan Serengan," kata Tono.
Singkat cerita, setelah pihak UGM mengeceknya ternyata alamat yang
mereka berikan adalah palsu. Akhirnya, UGM pun tidak memberikan surat
pengakuan terhadap penemuan Joko Suprapto cs hingga sekarang. ( bgs /
asy )
##
.

aya aya wae mas. kok presiden kita yang katanya doktor bisa percaya
yang beginian ya. jadi ingat masalah penggalian harta karun di batu
tulis dulu. paling gak tidak sampe investasi bangun pabrik di kebagusan
sih...

kalau meminjam istilah august comte, bangsa kita masih di tahap yang
paling rendah, tingkat mitologis! percaya tahyul dan segala macam jin
hantu belau... kampus boleh mentereng dan banyak juara olimpiade
fisika, bangsanya mah tetap percaya dukun kayak mas joko yang punya
pembangkit listrik tenaga jin.
##


Salam teman komunitas Sains,

Beberapa media meliputi seorang Joko yang lain. Yaitu Joko Sutrisno yang
menemukan alat electrolyzer yaitu alat untuk mengelektrolisa air (h2o)
menjadi h2 +o2. Hidrogen (h2) hasil elektrolisa tersebut disalurkan ke mesin
sehingga membantu menaikan oktan hingga 130 (premium 88; pertamax 94) dan
mengefiesienkan proses pembakaran sehingga mampu menekan penggunaan bensin
hingga 80-100%. Alat ini terbuat dari botol kecap di mana di bagian bawah
terdapat kutub2 listrik tersambung ke aki dan selang untuk mengalirkan h2 ke
ruang pembakaran.

Saat ini dia sedang membuat mesin yang 100% bahan bakarnya air. Mesin
bertenaga air tersebut baru berhasil menjalankan mesin potong rumput.

Secara saya ini bukan guru kimia, mohon pencerahan beberapa hal tersebut di
bawah ini:

1. Apakah elektrolisa air menjadi h2 + o2 bisa dibuat dengan alat
sedemikian sederhana?
2. Bahayakah mengingat tentunya ruang pembakaran juga menggunakan
tekanan dalam proses pembakaran. Apalagi botol kecap dari plastik sebagai
sumber h2. Kalo h2 bocor apakah memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia
yang ada di sekitarnya (bila terhirup misalnya)?
3. Bagaimana prosesnya sehingga air bisa terurai menjadi h2 dan o2?
4. Denger2 honda melakukan riset mobil yang menghasilkan air sebagai
pembuangan hasil pembakarannya. Alat Joko Sutrisno ini menghasilkan o2
selain hasil pembakaran bensin. Bagaimana si kira2 penjelasannya riset Honda
tersebut.

Segitu dulu deh. Maaf kalo kebanyakan.

Rgds,
##
.

__,_._,___
Di APS tahun 2007 lalu saya pernah lihat presentasi salah satu keynote speaker dari Jepang tentang 'bahan bakar air'. Saya sendiri nggak gitu ngerti apa yang dijelaskan karena Bahasa Inggrisnya ala Jepang banget. Tapi, garis besarnya lumayan dapet lah. Ini sudah direalisasikan di sana bahkan sebelum tahun 1990. Tapi........ biayanya sangat tinggi.

Beda Mas, yg dijelaskan orang Jepang di APS 2007 itu bukan bahan bakar air, melainkan bahan bakar hidrogen (fuel cell) yang emisinya air. Sampe-sampe muka dipasang depan knalpot juga gak akan jerawatan :p

Kalo Blue Energy kerjaannya pak Joko Suprapto ini kami yakin cuma HOAX belaka. Hati-hati, jangan samakan perpetual machine khayalan ngawurnya Joko Suprapto dengan konsep elektrolisis. Perpetual Machine mustahil untuk diwujudkan sepanjang Anda percaya kekekalan energi, sedangkan elektrolisis itu bisa diwujudkan dan memenuhi kekekalan energi tapi tidak cukup menjadi sumber energi massal karena efisiensi yang rendah.

Salam,
##
Seluk dan Beluknya Blue Energy
26 Mei 2008 at 2:13 pm | In Dongeng Geologi, Energi
Tags: bbm, blue energy, minyak, synfuel
Seorang sahabatku di mailist menyentil sikapku tentang Blue-Energy (versi Indonesia). Bgini katanya :
Pakde RDP yakin Blue energy ini benar bisa aplicable dan masuk akal? Hati-hati loh Pakde kalau memberikan informasi.
Air sudah termasuk dalam fase stabilnya dalam kondisi dan temperatur ruangan. kalau ingin mengubahnya menjadi H2, pasti membutuhkan energi listrik yang besar untuk proses elektrolisanya. Proses ini membutuhkan energli listrik besar banget. Apakah mungkin ini diterapkan di Indonesia di mana suplai listrik saja masih byar pet.
"Lah hiya ta, Pakdhe percaya ngga sih ?"
"Percoyo ki soal agama thole, bukan soal beginian !"
Seluk dan beluknya baca saja
Penasaran membuat aku mimpi !
Aku sendiri terkaget-kaget ketika ada berita minyak dibuat dari air atau bahkan disebut-sebut sebagai bahan bakar air, dan bahkan sudah mengundang Presiden SBY untuk "mencicipi"nya. Selain tindakan mencium knalpot ini bukanlah sebuah ujian ilmiah, tetapi justru ini bisa-bisa membahayakan beliau. Kalau sampai terjadi apa-apa yang saya pisuhi duluan mungkin justru paspampres, karena telah melewatkan sebuah kejadian yang membahayakan presidenku !
Tapi kepenasaran saya malah membawaku untuk mencoba menjelaskan proses pembuatan "synthethic fuel" ini dari kaca mata ilmiah. Pertanyaan dasarnya, "Apakah mungkin ataukah tidak ?".
Akhirnya saya menuliskannya semampunya dengan luas maksudte dengan `panjang kali lebar' . Aku menjelaskan kemungkinan benar bawah synfuel itu bisa dibuat disini Blue Energy - Mimpi masa depan yang sudah terasa di Indonesia !
Mengapa saya sampai pada kesimpulan bahwa yang dibuat itu synfuel (Synthetic Fuel) ? Kalau benar, sekali lagi kalau benar, bahwa mesin yang dicium knalpotnya oleh Pak SBY adalah mesin diesel maka yang dimasukkan pastilah Carbon Based Fuel. Minyak bakar dengan dasar Hydrocarbon ! Mestilah ada sesuatu yang dibakar oleh mesin diesel yaitu pemecahan rantai karbon dan hidrogen kan ? Jelas bukan hydrofuel atau sering disebut Fuel Cell. Fuelcell mesinnya berbeda dan aku ndak yakin mesin ini sudah sampai di Indonesia.
Dari Blognya pak SBY konfirm tentang synfuel ini, Jadi jangan mikir macem-macem hydrogen-fuel atau bahkan fuel cell ya .
Blue Energy atau Minyak Indonesia Bersatu adalah bahan bakar sintetik yang dibuat dari substitusi molekul Hidrogen dan Karbon tak jenuh. Proses pembuatannya sama dengan minyak fosil, namun dengan kadar emisi yang jauh lebih rendah.
Ada beberapa metode atau proses reaksi tetapi perhatikan point satu dalam tulisan itu ! Proses ini tanpa pemecahan H20 (bukan water splitting). Tetapi dengan Water gas shift !
Synfuel dari Coal Gasification:
• Gasification 2C + ½O2 + H2O -> 2CO + H2
• Water gas shift CO + H2O -> H2 + CO2
• F-T reaction CO + 2H2 -> CH2 + H2O
• Net reaction 2C + H2O+ ½O2 -> CH2 + CO2
Tetapi penjelasan Iswahyudi mengatakan menggunakan elektrolysis ditambah katalis.
Selain bercerita tentang Synthetic Fuel aku juga menuliskan bagaimana dongeng terbentuknya minyak secara alamiah disini : Proses pembentukan minyak bumi. Dongeng itu merupakan penjelasan cara alam membentuk minyak bumi yang sakjannya mirip dengan synfuel. Perlu bahan dasar Carbon perlu hidrogen dan perlu panas untuk "memasak".
Tulisan inipun masih mengundang petanyaan karena adanya istilah "blue energy" yang ketika di gugling menunjukkan arti yang berbeda-beda. Skali lagi aku coba menuliskannya disini dengan istilah yang "mungkin politis ini". Judul tulsannya ada disini Mengapa SBY menyebut Blue Energy, dan apa yg mungkin menghambat ?
Diskusi soal blue energi itupun berkepanjangan, karena tidak adanya "penjelasan ilmiah" dari pihak-pihak yang terkait. Baik Mas jokonya, riset centernya Cikeas, maupun pihak lain yang katanya diaku oleh Mas joko sebagai pihak periset lain yaitu LEMIGAS (lihat wawancara di JawaPOS).
Selama ini, dengan siapa Anda bekerja sama?
Dengan Lemigas (Lembaga Minyak dan Gas) dan perusahaan yang bergerak di bidang lab (laboratorium penelitian).
Nah ini dia …. Masuk soal duik !
Klaim yang dilakukan kubu riset centernya Cikeas ini menyatakan mampu membuat "reaktor" dengan debit 10 liter perdetik dengan harga 3000 rupiah perliter. Tentunya angka 3000 rupiah perliter ini yang bikin penasaran bagi mereka yang bermata warna hijau !! … Pertanyaan soal keekonomian ini akhirnya banyak ditanyakan dan aku tuliskan lagi disini : "Blue Energi", itu Create value ? Disini dengan tanda tanya karena aku skeptis mampu dijual dengan harga 3000Rups/liter. KArena harga energi dasanya saja sudah mahal.
"Halllah sakjane pakdhe mau bilang mustahil tapi ga enak sama temennya ya ?"
"Hust !"
Sampai akhirnya Prof Koesoemadinata menjelaskan kelirumologi soal create energy ini disini : Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi . Pak Koesoema tentunya sudah mewanti-wanti ada kemungkinan HOAX dalam issue Blue-energy di Indonesia. Alasan beliau bisa dibaca di tulisan itu.
Akankan Blue-energy tereliminasi ?
Nah ketika Pak Joko "ndelik" alias sembunyi ketika "due date" blue energinya gagal di launch tanggal 20 may itu aku kembali menuliskan "impian" itu disini : Akademi Fantasi Energi - Mas Joko tereliminasi ?
Nah Pak Jokopun di JawaPOS akhirnya muncul setelah mengaku "sakit" sehingga tidak menemui atau pamit kesiapapun. Bahkan konon katanya undangan Pak SBY pun tidak bisa dipenuhinya. Dan mimpiku inipun jadi sulit "dibangunkan".
Skeptic !
Apakah aku percaya blue energi ini ?
Apapun istilahnya synfuel ini sudah teruji bisa dilakukan ditempat lain, uji saintificnya sudah ada seratus tahun lalu . Hanya yang belum terbukti secara ekonomis bisa dibuat sekelas pabrik atau industri. Apalagi menghasilkan minyak seharga 3000rupiah perliter !
Dan aku "skeptis !" untuk hal ini.
Dongeng terkait :
• Blue Energy - Mimpi masa depan yang sudah terasa di Indonesia ! - [Hot !]

• "Blue Energi", itu Create value ?
• Mengapa SBY menyebut Blue Energy, dan apa yg mungkin menghambat ?
• Proses pembentukan minyak bumi
• Prof. Koesoemadinata: Sumber Energi Dan Sistim Penyimpanan Energi
• Akademi Fantasi Energi - Mas Joko tereliminasi ?
##
sekedar informasi tambahan, situs yang berhubungan dgn
presentasi orang jepang di APS 2007 itu:
http://www.haw- system.jp/ English/indexE. html

regards,
##

Salam,
 
Beberapa informasi yang saya miliki, semoga membantu,sbb:
 
1.Alat untuk elektrolisa air memang bisa sangat sederhana.
 
2. Menurut pengalaman, hidrogen berbahaya karena gampang meledak, memiliki flash back yg sangat cepat bila terkena sumber api langsung. Bila kita bikin hidrogen generator sederhana, dan diujung pipa output kita nyalakan api, maka dapat dipastikan tabung hidrogen generator akan meledak.Nyala apipun tidak nampak oleh mata. Dengan kata lain, hidrogen memiliki energi yang cukup besar, tapi handling-nya yang susah, sehingga sampai saat ini kurang populer untuk digunakan sebagai energi source.
 
Dari pengalaman percobaan yang saya lakukan, hidrogen yg berada dalam botol plastik 400cc akan menimbulkan ledakan seperti ban mobil yang pecah, cukup bikin kaget suaranya, tapi tidak ada kerusakan yg berarti, kecuali botol plastik robek. (saya tidak tahu kalau botol terbuat dari kaca atau besi).
 
3. Prosesnya ya elektrolisa, ada anoda, katoda, arus listrik, dan  biasanya diberikan katalisator agar proses elektrolisa menghasilkan H dan O yang lebih sempurna.
 
4. Kalau tentang riset honda, saya tidak tahu dengan pasti apa yang mereka lakukan, tapi mungkin bisa dibantu informasinya dengan googling di internet (saya sendiri belum lakukan).
 
Yang pasti, apa yg dilakukan oleh Joko dari Yogya (bukan Joko Nganjuk) adalah sebuah inovasi yang dapat saya kategorikan 'membantu'. Dari informasi yang saya dapat, dan dengan menggunakan sedikit imajinasi, saya membuat alat serupa dan sudah memasangkan pada kendaraan motor Yamaha Vega R, dan merasakan perbedaan yang cukup signifikan (bensin dapat irit 20% - 25%). Perlu sedikit percobaan tambahan (kulik2 supply bensin dan udara pada motor)untuk menghasilkan tingkat keiritan yang optimal (konon bisa mencapai 40%). Dan perlu percobaan jangka panjang untuk mengetahui efek samping dari penggunaan alat ini terhadap mesin, pemakaian aki sebagai sumber listrik, dan/atau efek lainnya.
 
Sebagai tambahan; alat pak Joko dari Yogya hanya bisa di mesin motor 4 tak, dan tidak bisa di motor mesin 2 tak. Kalau untuk mobil bensin dan/atau solar, saya juga belum tahu. Tapi saya juga ingin mencobanya di mobil saya dalam waktu dekat ini.
 
 
Semoga membantu,
##

Koran di adu dengan koran
biar koran lariss manis :D

Dari koran TEMPO

UGM Anggap Proyek Joko Suprapto Penipuan
Posted by: "Reporter Milist" reportermilist@ gmail.com
reporter_milist
Wed May 28, 2008 8:01 pm (PDT)
Kamis, 29 Mei 2008
UGM Anggap Proyek Joko Suprapto Penipuan

Rektor sempat tertarik dan ingin membeli.

*YOGYAKARTA* - Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, mereka
sempat
diminta membiayai proyek energi alternatif oleh kelompok Joko
Suprapto dan
kawan-kawan senilai Rp 3 miliar. Namun, setelah melakukan beberapa
pertemuan
dan menelusuri latar belakang kelompok ini, UGM menyimpulkan proyek
yang
ditawarkan itu merupakan upaya penipuan.

"Kami puas UGM tidak tertipu," kata Kepala Pusat Studi Energi UGM
Sudiartono
kepada *Tempo* kemarin. Meski begitu, UGM tidak sampai melaporkan
kepada
pihak kepolisian ihwal penipuan tersebut.
..........
dst

Maap bukan ingin bermaksud menjadikan milis ini
untuk desas-desus, yg penting adalah jangan percaya koran :D

Salam
#
sepertinya koq agak hoax nih, untuk elektrolisa air jadi H2 an O2 sih nggak susah, diperlukan tegangan DC dan sedikit keasaman dalam airnya agar elektrolisa bisa jalan .... pake botol kecap bisa aja tapi nampung H2 dibotol kecap???.... masukan H2 ke ruang pembakaran?? ??

kalo mesin potong rumput tenaga air bisa jalan, pastinya dia perlu sumber listrik yg besar..... kayaknya belum ada efisiensi yg bisa secara komersil meggunakan air sebagai bahan bakarnya ....menghasilkan H2 untuk dibakar pada motor bakar dan menjalankan mesin potong rumput akan butuh daya listrik yg lebih besar dari pada mengunakan daya listrik tersebut pada motor listrik yg langsung menggerakan roda mesin tersebut

Kalo mesin Honda disebut hybrid, browsing aja di google atau wikipedia jelas koq.

----- Original Message -----
From: Jaha Nababan
To: sains@yahoogroups. com
Sent: Thursday, May 29, 2008 3:27 PM
Subject: [sains] Joko yang satu lagi [was: Misteri Blue Energy]

Salam teman komunitas Sains,

Beberapa media meliputi seorang Joko yang lain. Yaitu Joko Sutrisno yang
menemukan alat electrolyzer yaitu alat untuk mengelektrolisa air (h2o)
menjadi h2 +o2. Hidrogen (h2) hasil elektrolisa tersebut disalurkan ke mesin
sehingga membantu menaikan oktan hingga 130 (premium 88; pertamax 94) dan
mengefiesienkan proses pembakaran sehingga mampu menekan penggunaan bensin
hingga 80-100%. Alat ini terbuat dari botol kecap di mana di bagian bawah
terdapat kutub2 listrik tersambung ke aki dan selang untuk mengalirkan h2 ke
ruang pembakaran.

Saat ini dia sedang membuat mesin yang 100% bahan bakarnya air. Mesin
bertenaga air tersebut baru berhasil menjalankan mesin potong rumput.

Secara saya ini bukan guru kimia, mohon pencerahan beberapa hal tersebut di
bawah ini:

1. Apakah elektrolisa air menjadi h2 + o2 bisa dibuat dengan alat
sedemikian sederhana?
2. Bahayakah mengingat tentunya ruang pembakaran juga menggunakan
tekanan dalam proses pembakaran. Apalagi botol kecap dari plastik sebagai
sumber h2. Kalo h2 bocor apakah memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia
yang ada di sekitarnya (bila terhirup misalnya)?
3. Bagaimana prosesnya sehingga air bisa terurai menjadi h2 dan o2?
4. Denger2 honda melakukan riset mobil yang menghasilkan air sebagai
pembuangan hasil pembakarannya. Alat Joko Sutrisno ini menghasilkan o2
selain hasil pembakaran bensin. Bagaimana si kira2 penjelasannya riset Honda
tersebut.

Segitu dulu deh. Maaf kalo kebanyakan.

Rgds,

Jaha Nababan

-----Original Message-----
From: sains@yahoogroups. com [mailto:sains@yahoogroups. com] On Behalf Of
Satria Dharma
Sent: Thursday, May 29, 2008 12:42 PM
To: center; milis sains; Milis Istiqamah; sdislam; keluarga unesa; Edukasi
Guru; milis stikom; SMK Airlangga; dik menjur; Dikbud
Subject: [sains] Misteri Blue Energy

28/05/2008 12:17 WIB
Misteri Blue Energy
Joko Suprapto Cs ke UGM Pamer 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin'
Bagus Kurniawan - detikcom

Yogyakarta - Joko Suprapto mendadak terkenal setelah blue energy yang
digagasnya tidak sukses, meski orang-orang lingkaran Presiden SBY
menindaklanjutinya. Joko yang saat ini sakit keras, ternyata juga
pernah mendatangi kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2005-2006.
Joko dan kelompoknya memamerkan 'Pembangkit Listrik Tenaga Jin.'

Saat itu, Joko dan rombongan yang berjumlah 8 orang diterima pertama
kali oleh Rektor UGM saat itu, Prof Sofyan Effendi di rumah dinas
rektor. Joko dan rombongan ini dibawa oleh teman Sofyan Effendi dari
Magelang. Dalam pertemuan itu, hadir juga Kepala Pusat Studi Energi
(PSE) UGM Sudiartono, staf PSE Kusnanto, dan Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan Dr Chairil Anwar.

"Yang paling banyak bicara saat itu adalah Purwanto, sedang Joko
Suprapto tidak pernah ngomong sama sekali," kata Sudiartono saat
ditemui detikcom di kantor PSE UGM, Sekip Yogyakarta, Rabu (28/5/2008).

Joko cs memperlihatkan temuannya mengenai sebuah pembangkit tenaga
listrik. Intinya, menurut Sudiartono, dalam pertemuan itu mereka
meminta agar UGM memberikan surat pengakuan atas penemuan sebuah alat
pembangkit listrik atau trafo berkapasitas 25 Kilo Watt yang mereka
temukan.

Bagaimana alat yang ditemukan Joko cs? Alat itu berbentuk seperti
almari kecil dan portabel. Namun, kotak seperti almari itu memang aneh.
Kotak itu diberi nama kotak ajaib dan tersegel rapat. Di bagian pojok
kotak diklem, sehingga tidak bisa dibuka.

Joko Suprapto dan Purwanto Cs pun menjelaskan dan mendemokan alat
tersebut. "Mereka bilang kotak ajaib. Hanya menggunakan 4 buah baterai
kecil dan ada lampu (+/- 60 Watt), serta panel surya. Kata Purwanto,
alat itu merupakan pembangkit listrik berkapasitas 25 Kilo Watt," kata
dia.

Sofyan Effendi sempat tertarik dengan alat itu dan berniat membelinya
untuk keperluan listrik di perumahan UGM. "Tapi, mereka tidak
membolehkan, " kata Tono, panggilan akrab Sudiartono.

Dalam pertemuan itu, Tono menanyakan kepada mereka, apakah di dalam
kotak ajaib itu ada accu dan inverter. Tapi, mereka menjawab tidak ada.
"Kemudian saya tanya lagi berapa jam lampu akan menyala, dia jawab
selamanya. Dari sini saya tidak percaya dengan kotak ajaib ini karena
menyalahi hukum kekekalan tenaga," ujar Tono.

Pertanyaan-pertanya an lain seputar pembangkit listrik juga disampaikan
kepada Joko Suprapto dan Purwanto Cs. Tapi, mereka kesulitan memberikan
jawaban secara ilmiah. Akhirnya, pihak UGM sempat bergurau menanyakan
jangan-jangan temuan mereka itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Jin.

"Mereka jawab tidak. Kemudian saya sempat bertanya di mana workshop
kota ajaib, mereka bilang di Surakarta Jalan Serengan," kata Tono.
Singkat cerita, setelah pihak UGM mengeceknya ternyata alamat yang
mereka berikan adalah palsu. Akhirnya, UGM pun tidak memberikan surat
pengakuan terhadap penemuan Joko Suprapto cs hingga sekarang. ( bgs /
asy )

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]
__._,_.___
Messages in this topic (5) Reply (via web post) | Start a new topic
Messages | Database | Calendar
Untuk mengubah status keanggotaan
Akses milis lewat web kirim email kosong: sains-nomail@yahoogroups.com
kembali menerima email secara rutin: sains-normal@yahoogroups.com
merubah ke digest: sains-digest@yahoogroups.com
keluar dari keanggotaan milis: sains-unsubscribe@yahoogroups.com
MARKETPLACE
Blockbuster is giving away a free trial of Blockbuster Total Access to smart movie lovers like you.

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Recent Activity
• 3
New Members
Visit Your Group
Need traffic?
Drive customers
With search ads
on Yahoo!
Best of Y! Groups
Check it out
and nominate your
group to be featured.
Check out the
Y! Groups blog
Stay up to speed
on all things Groups!
.
##

Ya, setuju dengan Mas Elegante.

Janganlah sengsarakan rakyat dengan mimpi-mimpi fatamorgana pseudoscience. Seolah memberi harapan, padahal 100% penipuan.

Silakan rekan-rekan periksa berita terbaru:

Penilaian UGM: Kelompok Joko Suprapto CS adalah Penipu

Joko Suprapto CS Bawa Bahan Bakar Air, UGM Tak Tanggapi

Mistery Blue Energy: Presiden Harus Bersihkan Penipu dari Istana


Salam,
##

Iya,betul,jd emisinya gas H20.Btw,sbnrny siapa sih Joko ini?Sy br tau kbr ttg Blue Energy Rabu siang,soalny g suka nonton TV dan g smpt bc koran akhir2 ini.

102 FisikaMania ITB wrote:
> Beda Mas, yg dijelaskan orang Jepang di APS 2007 itu bukan bahan bakar air, melainkan bahan bakar hidrogen (fuel cell) yang emisinya air. Sampe-sampe muka dipasang depan knalpot juga gak akan jerawatan :p Kalo Blue Energy kerjaannya pak Joko Suprapto ini kami yakin cuma HOAX belaka. Hati-hati, jangan samakan perpetual machine khayalan ngawurnya Joko Suprapto dengan konsep elektrolisis. Perpetual Machine mustahil untuk diwujudkan sepanjang Anda percaya kekekalan energi, sedangkan elektrolisis itu bisa diwujudkan dan memenuhi kekekalan energi tapi tidak cukup menjadi sumber energi massal karena efisiensi yang rendah. Salam, Komunitas 102 FisikaMania Program Studi Fisika ITB http://102fm- itb.org Timmy Siahaan wrote: Di APS tahun 2007 lalu saya pernah lihat presentasi salah satu keynote speaker dari Jepang tentang 'bahan bakar air'. Saya sendiri nggak gitu ngerti apa yang dijelaskan
karena Bahasa Inggrisnya ala Jepang banget. Tapi, garis besarnya lumayan dapet lah. Ini sudah direalisasikan di sana bahkan sebelum tahun 1990. Tapi........ biayanya sangat tinggi. Asis Pattisahusiwa wrote: kami pernah melakukan experiment mengenai baterai laut, dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber listrik. hasilnya lumayan, dapat menyalakan sebuah lampu walaupun arus yang dihasilkan
> sangat kecil. apakah ada yang pernah memanfaatkan air laut menjadi sumber energi? gimana hasilnya? terima kasih. Asis Pattisahusiwa Pada 26 Mei 2008 16:33, sigit b.darmawan < radubis@yahoo. com > menulis: Adakah yang bisa menjelaskan tentang Blue Energy yang dihebohkan oleh media beberapa hari ini? Djoko Suprapto mampu memproses air menjadi bahan bakar untuk menggerakkan kendaraan bermotor. Bisakah H2O diurai menjadi energi? Terima kasih Sigit _

##

Wah yang paling mudah untuk memanfaatkan air laut sebagai bahan energi adalah dengan Gelombang nya.......kalau di pantai selatan cocok sekali, selain untuk menahan abrasi pantai, gelombang/ tidalnya bisa dimanfaatkan untuk energi gelombang laut,
Ocean Energy memfokuskan pengembangan pembangkit listrik gelombang laut dengan membuat oscilating water column yang mengapung di atas sebuah ponton dengan dipancangkan di dasar laut menggunakan kawat baja. Listrik yang dihasilkan dialirkan melalui kabel transmisi menuju ke daratan.

Berlokasi di Irlandia, sebuah negara yang terletak di salah satu tempat dengan iklim yang mendukung terjadinya gelombang laut dengan energi yang lebih dari cukup untuk dipanen, perusahaan tersebut memiliki lokasi yang tepat untuk melakukan riset dan pengembangan.

Sistem pembangkit listrik tersebut terdiri dari chamber berisi udara yang berfungsi untuk menggerakkan turbin, kolom tempat air bergerak naik dan turun melalui saluran yang berada di bawah ponton dan turbin yang terhubung dengan generator. Gerakan air naik dan turun yang seiring dengan gelombang laut menyebabkan udara mengalir melalui saluran menuju turbin. Turbin tersebut didesain untuk bisa bekerja dengan generator putaran dua arah.

Sistem yang berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi listrik terletak di atas permukaan laut dan terisolasi dari air laut dengan meletakkannya di dalam ruang khusus kedap air, sehingga bisa dipastikan tidak bersentuhan dengan air laut.

Dengan sistem yang dimilikinya, pembangkit listrik tersebut bisa memanfaatkan efisiensi optimal dari energi gelombang dengan meminimalisir gelombang-gelombang yang ekstrim. Efisiensi optimal bisa didapat ketika gelombang dalam kondisi normal. Hal tersebut bisa dicapai dengan digunakannya katup khusus yang menghindarkan turbin tersebut dari overspeed.

kalau ini bukan HOAX

Salam

NOVIYANTO
http://www.globalwa rmingindonesia. org
globalwarming_ indonesia- subscribe@ yahoogroups. Com
##

Kalau ini HOAX, saya bingung juga nih.. karena yang saya coba di motor yamaha vega R, mesin mengalami perubahan performa (meningkat), dan pemakaian bahan bakar irit kira-kira 20% sampai 25%.. Saya sedang cari dasar teori,  dan alasan ilmiahnya.. mungkin ada yg bisa bantu?

##
Elektrolisis Air emang sudah pernah kita coba
dalam experimen waktu dibangku SMP
dan jelas gas H2 bisa terbakar kalo dikasih api.

Jika Air bisa menjadi bahan bakar
maka dengan jelas bumi kita akan hangus dari jaman bahelak

Mangkanye sejak pembodohan pertama muncul penemuan Joko - Nganjuk
saya tetep bersikukuh itu adalah bohong2an
walo itu berita dr kantor presiden atao koran2 terkemuka

Adapun percobaan Sodara Harris, akan saya jelasin sbb:
1. memang dalam sistem sepeda motor terdapat
pemborosan energi pada pengisian Aki, dan percobaan yg
anda lakukan kemungkinan memperkecil pemborosan itu.
Kalo tidak salah saya pernah ukur pengisian aki itu
arusnya adalah ± 1 ampere * 12 V = 12 Watt.
Nah kalo daya 12 Watt itu di buat metabolisme
sedemikian menjadi daya dorong pada mesin, tentu akan
tambah efisien pemakaian bahan bakarnya.

2. kalo efisiensinya bisa mencapai 20% - 25% itu ngitungnya
dari mana? ... saya pikir kalo dengan cara ini ga bakal mencapai
peningkatan 10 %,... soalnya daya Vega R khan sekitar 10 daya kuda
yah ± 7000 Watt lah taro lah yg dipake 1200 Watt,.... kalo cuma
ditambah 12 Watt? ya ± 1%

3. tentu pada aplikasinya akan ribed ngisi air + bersih2
karena akan banyak lumut ato mineral2 yg menjadi sandungan.

Mungkin itu yg bisa saya utarakan,

Saya juga sedang dalam percobaan meningkatkan
efisiensi kerja mesin pada motor Nouvo
naik efisiensi jadi ±50%
dulu 4 liter bensin premium bisa untuk 150 km
sekarang 4 liter bensin bisa untuk 210 km lebih
cuma dengan konsep thermo-dinamika P = V * T
ga da penghemat / barang2 konsumable apapun.
Saya akan tetap berusaha agar 4 liter bisa untuk 280km

Salam Percobaan :D

D Bey
##

Pak Harris,

apa bener yamaha vega bapak pake campuran hidrogen??? masukan H2 nya gimana????

Zaenal
##

Saya membuat tabung elektrolisa, dan hasil dari elektrolisa saya masukkan keruang pembakaran melalui percabangan yang saya buat pada saluran angin pembuka saluran  bensin pada mesin motor (tehnisi mesin yg saya kenal mengistilahkannya dengan membran luar).
 
Penjelasan dan foto lebih detail akan saya kirim kan pada bapak untuk mendapatkan gambaran lebih detail.
 
mohon koreksi bila ada pendapat lain
 
 
Salam
##

Wah, hebat tuh, kalau bisa mengiritkan bensin sampai angka 50%.
 
Saya rasa, kita coba saja dengan apa yang kita yakini sebagai sebuah langkah baru percobaan. mana nanti yg berhasil, mungkin kita bisa sharing satu sama lain.
 
Soal percaya atau tidak, sia-sia atau tidak sebuah percobaan, baru ketahuan setelah dicoba. Dan saya rasa, bukan air yang bisa terbakar, tapi air sebagai alternatif bahan untuk mendapatkan hidrogen.
 
Seingat saya: hidrogen sudah dimanfaatkan orang untuk bahan bakar. (bahan bakar pesawat ulang alik columbia?)
 
Saya mendapatkan hasil penghematan pemakaian BBM, berdasarkan uji coba langsung yg masih sangat sederhana, yaitu: motor diuji untuk berjalan Semarang - yogya PP, dan Semarang - Pekalongan PP, dari sana baru dihitung perkiraan penggunaan. Saya menyadari masih banyak faktor yang bisa membuat bias perhitungan penghematan (idle stationer, macet, orang nyebrang, dll).
 
Penghematan bukan terjadi pada pemakaian aki, karena listrik 'bisa diambil dari hasil kerja dinamo pada motor, sebelum 'pengatur listrik yang masuk ke aki' (saya gak tau istilah tehniknya)
 
Saat ini saya dibantu teman2 yang mau dan perduli dengan uji coba saya, untuk membuat dasar teori dan perhitungan (diatas kertas) atas penggunaan hidrogen sebagai 'penghemat' atau 'penambah tenaga' pada motor.
 
Modal saya hanya mau mencoba. Gagal atau berhasil, urusan berikutnya. (kadang2 saya bingung juga dengan fenomena hasil yang didapat dari percobaan)

Tapi yang jelas, Joko yang satu ini memang menawarkan sesuatu yang saya (sudah) coba... dan bukan HOAX.
##
pak Haris terima kasih fotonya, tanya sedikit lagi kalo keluaran dinamo itu udah di cek AC apa DC??

Zaenal
##

Pak Zaenal, keluarnya AC.
##

Pak Zaenal, keluarnya AC, tapi kalau diamati di foto, kelihatan kok ada dioda tambahan yg terpasang untuk mengubah jadi DC, sebelum masuk ke tabung... :)
##

kalo gitu kemungkinan besar percobaan anda salah pak Harris, setau saya arus AC nggak bisa untuk mengelektrolisa, harus DC, regulated akan lebih efisien.... lagi pula apakah sudah pernah di coba berapa banyak H2 yg di hasilkan dari botol anda... kalo bisa di pastikan volume H2 yg dihasilkan maka bisa lebih dipertangungjawabka n hasilnya .
##

Pak Zaenal Yang baik,
 
Coba bapak baca email bapak dulu dengan baik. Bapak tanya, saya jawab. Bapak tanya apakah keluarnya AC atau DC.. saya jawab AC. Lalu sengaja saya mengirimkan email satu lagi yang menerangkan bahwa hasil dinamo itu saya ubah menjadi DC dengan menggunakan dioda, sebagai penyearah.
 
Apakah betul saya tambahkan dioda? Bapak bisa lihat dan perhatikan baik2 pada foto yang saya kirim. Disana tampak ada tambahan dioda dan lampu sebagai indikator (jangan tanya indikator apa ya)
 
Kalau bapak hanya ingin mengatak an apakah percobaan saya salah atau benar.. Saya tidak keberatan untuk itu, karena hak bapak untuk mengatakan itu. Dan yang saya cari sebenarnya  bukan masalah salah atau benar. Bila bapak memiliki pengetahuan yang lebih baik dari saya, alangkah lebih baiknya bila bapak berbagi.
 
Kalau bapak tanya dan hasil jawaban itu membuat bapak melakukan judgment salah benar, saya melihat kemiripan bapak dengan dosen2 saya dulu waktu kuliah. Coba bapak terangkan dengan pengetahuan bapak: Mengapa hidrogen tidak bisa menghemat bahan bakar? Coba bapak jelaskan secara teori kepada saya bagaimana landasan teorinya? Apakah bapak sudah pernah coba?
 
Seperti yang pernah saya jelaskan dalam email terdahulu, bahwa percobaan saya berdasarkan informasi yang saya terima, dan keinginan untuk mencoba. Dan saya mengembangkan semampu saya, berdasarkan 'belanja' ilmu dari sana sini. Disiplin ilmu saya bukan tehnik, saya hanya peminat saja, yang kebetulan punya waktu luang untuk coba sana sini.
 
Kalau bapak mempertanyakan berapa besar hidrogen yang dihasilkan, saya sudah menghitung bahwa itu kecil sekali (saya juga sedang  mencoba dengan elektroda yang memiliki penampang berbeda). Yang jelas, berdasarkan hitungan dengan asumsi elektrolisa sempurna, gas hidrogen yang dihasilkan kurang lebih hanya 0,02 gr/sec. Perhitungan didapat dari asumsi elektrolisa sempurna 1 mol air, diubah  jadi gas dalam waktu berapa lama, berapa energi yg diperlukan untuk mengubah itu, dan mengkonversi hitungan ke "berapa gas yg dihasilkan dalam 1 sec" . Dan bila perlu ditambahkan bahan kimia lain yg bisa menaikkan produksi hidrogen hingga 4 kali lipat? (penjelasan rinci tidak akan saya jelaskan dalam email ini, karena saya juga sedang melengkapi wawasan saya dengan  pengaruh jenis elektroda, luas penampang elektroda dll.). Apakah itu bisa menggantikan bensin sekian cc ? itu juga yang sedang saya pertanyakan. Apakah lebih murah? Apakah lebih sulit? Apakah
berdaya guna?
 
Yang mengherankan, kenapa hidrogen yang sedemikian kecil tersebut bisa merubah performa mesin motor? Ini yang sedang saya cari. Kenapa bisa irit? Ini juga yang sedang saya cari. Irit di motor memang sulit sekali di deteksi, karena perbandingan bensin : jarak tempuh, sangat besar (kalau gak coba luar kota, memang sulit deteksinya). Ditambah lagi faktor waktu tempuh, hambatan dijalan, dan lain sebagainya.
 
Dan dengan email ini, saya mau akhiri aja lah debat soal 'joko yang satu lagi'. Kayaknya gak guna dan gak bantuin.
 
 
Salam
##

Berikut ini artikel yang saya peroleh dari milis lain. You might enjoy it as I do.
Salam
Satria
NB : Hati-hati, ada dua Djoko di 'blue energy', Djoko Suprapto dan Djoko Sutrisno.

Hydrotech Hemat BBM 40%, Mau coba?

Kisah Djoko Suprapto, warga Nganjuk (Jatim) penemu bahan bakar air
(BBA), berikut misteri dan bumbu-bumbu bombastisnya, berakhir
antiklimaks. Gara-gara sempat menghilang, diberitakan stres, dan batal
mempresentasikan karyanya di depan Presiden SBY, Djoko telanjur
menyandang stigma bahwa karyanya itu hanya bohong-bohongan.
Terlebih lagi sejumlah peneliti di BPPT dan UGM menyerang dengan
berbagai argumentasi, lantaran Djoko enggan diuji untuk membuktikan
temuan blue energy atau banyu geni yang menghebohkan itu. Heboh BBA pun
mengusik seorang dosen ITB menulis artikel di media ternama, yang
intinya menyatakan bahwa dari sisi hukum termodinamika, air tidak akan
bisa menjadi bahan bakar.

Benarkah? "Benar, kalau yang dipakai adalah air. Tapi kalau air diubah
menjadi hidroxy (HHO) monoatomic dengan proses elektrolisa, dia menjadi
energi. Hidroxy ini energinya tiga kali lipat bensin," kata Hindarsono
Susantio (46), pehobi mesin yang merancang alat BBA sejak empat tahun
lalu.

Hindarsono tidak sedang cari sensasi, numpang tenar, apalagi latah.
Bagi dia, penggunaan gas hidroxy dari air untuk bahan bakar bukanlah hal
baru. "Ini teknologi kuno, dipatenkan tahun 1920, digunakan utk
mengelas, mendinginkan ruangan, dan bahan bakar mesin, seperti mobil dan
genset," ujarnya kepada Investor Daily.

Hindar merancang alatnya karena 'dendam' di masa lalu yang suka
memboroskan BBM. Dia getol off-road di pedalaman Sumatera dua kali
setahun menggunakan mobil Discovery yang rakus BBM. Lulusan IPB jurusan
Agronomi ini merancang alatnya begitu sederhana. Konfigurasi alat ini
terdiri dua tabung plastik berkapasitas satu liter yang di dalamnya
berisi kumparan. Kumparan ini menggunakan magnetic vortex yang
menguraikan air menjadi gas hidroxy dan oksigen monoatomic. Gas hidroxy
lantas dialirkan ke ruang bakar mesin (combustion chamber) menggunakan
selang. Hanya sesimpel itu. Alat ini selain berfungsi sebagai
katalisator untuk menghemat penggunaan BBM, gas hidroxynya sekaligus
untuk campuran bahan bakar. Artinya, bensin atau solar tetap sebagai
bahan bakar utama.

Meski sederhana, toh teknik ini perlu mengombinasikan tiga keahlian
ilmu. Pertama adalah ilmu kimia untuk proses elektrolisa. Kedua adalah
ilmu otomotif. Sebab, gas hasil elektrolisa yang dialirkan ke mobil
mesti disesuaikan dengan putaran mesin dan volume
ruang bakar. Nah, ilmu ketiga adalah elektro. Kombinasi ketiganya
dibutuhkan untuk memperoleh takaran yang pas sehingga diperoleh
efisiensi BBM yang tinggi.

Hindarsono menamai Hydrotech untuk alat portabel generator hidroxy itu.
Hydrotech yang dibanderol Rp 1,5 juta/unit itu telah dipatenkan. Alat
ini mudah dipasang di mobil, khususnya buatan Jepang, yang masih
menyisakan cukup space di ruang mesin.
Hemat 40%

Untuk membuktikan alat rancangannya, Hindar mengajak Investor Daily
untuk test drive. Uji coba dilakukan mulai dari ujung tol BSD Serpong,
lewat tol Simaputang, tol Jagorawi, dan Sentul Bogor pulang-pergi dengan
jarak 130 km. Sebelum start, kijang Innova transmisi matic diisi
premium penuh di SPBU. Jalanan ramai-lancar, sehingga kecepatan
rata-rata hanya 67 km per jam. Mobil Hindar dilengkapi global
positioning system (GPS) dan trip meter yang terkomputerisasi.

Sekembalinya di ujung tol BSD, mobil diisi penuh premium lagi.
Ternyata, untuk jarak 130 km, Innova yang dipasangi Hydrotech itu hanya
mengonsumsi premium 9,9 liter. Itu artinya, satu liter bisa menempuh 13
km. Padahal, konsumsi normal (tanpa alat) Innova matic di tol paling
hanya 1 banding 8-9 (satu liter 8-9 kilometer). Itu berarti
ada penghematan BBM 40% lebih. Hebatnya lagi, emisi gas buangnya jauh
lebih bersih. Saat di tes di Auto 2000, emisi gas karbon monooksida (CO)
hanya 0,09. Normalnya
1,2. Angka itu bahkan lebih bagus saat mobil masih baru dua tahun lalu
sebesar 0,14. "Mobil saya sampai dirubung para teknisi Auto 2000 yang
terheran-heran, " cerita Hindar.
Hindar berpromosi, Hydrotech tahan lama dan satu liter air bisa dipakai
untuk dua bulan. Satu liter air menghasilkan 1.800 liter gas hydroxy.
Jika habis, air tinggal ditambah.
Sejauh ini, Hindar masih menawarkan produknya secara terbatas kepada
para kolega. Tapi Telkom berencana memesan alatnya untuk 500 armada
kendaraan yang dimiliki. "Mereka mau uji coba sebulan dulu," ungkapnya.

Bila sudah berkembang, Hindar akan launching Hydrotechnya dalam waktu
dekat. Paling tidak ini bisa mendorong pemerintah atau peneliti lain
agar bisa menyempurnakan teknik ini. Bila saya yang mengembangkan sambil
lalu saja menghasilkan alat yang bisa menghemat BBM 40%, mestinya para
ahli bisa lebih hebat," tuturnya. (hg)

SUARA PEMBARUAN DAILY
Bahan Bakar Air, Kenapa Tidak?
[K] eputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sampai
28,7 persen membuat resah masyarakat, terutama kalangan menengah ke
bawah. Sebab, efek domino dari kenaikan harga BBM tersebut, sangat luar
biasa.

Walau ada bantuan langsung tunai (BLT) Rp 300.000 untuk tiga bulan ke
depan, tetap saja tak menyelesaikan masalah. BLT malah dipelesetkan
menjadi beban langsung terasa, dan itulah kenyataan hidup yang dirasakan
rakyat kecil.

Kenaikan harga BBM, mungkin tidak menjadi beban berat bagi kalangan atas
yang memiliki kendaraan banyak. Sebaliknya, bagi masyarakat kecil
dampaknya sangat buruk, termasuk naiknya biaya transportasi kendaraan
angkutan umum.

Masyarakat kecil yang memiliki motor pun merasakan beban berat dengan
kenaikan harga BBM tersebut. Namun, di tengah keresahan itu, muncul
sebuah harapan yang diharapkan bisa menjadi solusi baru bagaimana
menghemat BBM yang mahal, yakni dengan menggunakan air. Mungkinkah BBM
digantikan bahan bakar air (BBA)?

Joko Sutrisno warga Jl HOS Cokroaminoto No 76 Yogyakarta, telah
menemukan solusi mahalnya BBM itu dengan hydrogen generator. Sebuah
tabung elektrolizer plastik berisi air murni atau aquades, dilengkapi
dengan elektrodae (berbahan stainless stell) dan diode atau reley (pada
mobil), difungsikan sebagai pengubah molekul hidrogen menjadi energi.
Melalui proses elektrolisa pengatur tekanan menuju manifold (kran
plastik), sistem pembakaran mesin akan mendekati sempurna.

Alat itu bukan bertujuan membuat irit bahan bakar, namun justru
dijadikan bahan mengganti premium maupun solar. Untuk ke depannya, Joko
akan memaksimalkan penggunaan air atau sehingga motor akan 100 persen
melaju dengan tenaga hydro.

Bukan Mimpi

Temuan Joko Sutrisno itu bukan mimpi. Faktanya, setiap hari puluhan
mobil dan motor antre di rumahnya, yang minta agar alat sederhana
ciptaannya dipasang pada kendaraan mereka. Harganya pun tidak mahal,
yakni Rp 75.000 untuk motor dan Rp 150.000 untuk mobil, dan proses
pemasangannya pun tak berbelit-belit, paling lama setengah jam.

Bahkan, Sutrisno sendiri mengaku telah menggunakan alat itu pada mobil
pribadinya selama dua tahun. "Saya uji coba dengan mobil saya sendiri
dan sudah berlangsung 2 tahun tanpa masalah, meski dulu saya sering
dikatai orang gila," katanya.

Aktivis Gerakan Masyarakat Cinta Air (GMCA) V Kirjito Pr yang juga Romo
Gereja Paroki Santa Maria Lourdes, Desa Sumber, Kecamatan Dukun,
Yogyakarta, juga mengakui karya Joko Sutrisno yang juga umatnya itu.
Kiranya perlu makin kita kenali bahwa pada dasarnya Air itu amat "baik"
pada kita. Lebih-lebih jika dalam hati dan pikiran kita tidak ada sikap
negatif terhadap Air. Karena Air itulah unsur pokok kehidupan,'' kata
Kirjito seperti dimuat situs GMCA ini.

Menurut Kirjito, pemanfaatan molekul hidrogen melalui proses elektrolisa
untuk meningkatkan pembakaran sangatlah mudah. Dan hasilnya, pembakaran
mendekati sempurna. Maka jika diaplikasikan pada mobil atau motor tenaga
meningkat drastis, suara mesin sangat halus, sisa gas buangnya bersih
dan irit bahan bakar.

Joko sendiri yang berjanji pada bulan Desember 2008, penelitian
lanjutannya akan selesai, yakni motor dapat beroperasi 100 persen dengan
air. Bagaimana dengan Anda?

Harapan LIPI

Persoalan air menjadi bahan bakar memang bukan hal yang baru. Menurut
Kepala Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Prof Dr Achiar Oemry, informasi tentang air menjadi bahan bakar
sudah lama ada di luar negeri seperti di Jepang dan India.

"Secara teori air menjadi bahan bakar memang bisa diwujudkan dan
dipertangungjawabka n. Yakni dengan mengurai air menjadi hidrogen," ujar
Achyar kepada SP di Jakarta Selasa (27/5).

Achiar Oemry mengatakan, air bisa menggantikan fungsi BBM untuk
menggerakkan kendaraan. Oemry menjelaskan, air yang memiliki rumus kimia
H2O mengandung dua unsur molekul, yakni hidrogen (H) dan oksigen (O).
Dengan menggunakan mekanisme pemisahan yang sangat sederhana, molekul
hydrogen dapat dipisahkan dari air yang kemudian digunakan sebagai bahan
bakar utama untuk menggerakkan kendaraan.

"Penggunaan bahan bakar hidrogen bukanlah hal yang baru ditemukan.
Penemuan itu sudah lama. Pesawat ulang alik saja menggunakan bahan bakar
ini," katanya.

Oemry yang juga Ketua Konsorsium Fuel Cell Indonesia mengemukakan, sudah
ada beberapa negara yang mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
ini, seperti Tiongkok dan Jepang. Bahkan kedua negara tersebut, sudah
melakukan ekspor kendaraan yang didesain menggunakan bahan bakar
hidrogen.

Mengomentari adanya temuan-temuan masyarakat mengenai bahan bakar air
akhir-akhir ini, Oemry mengaku, secara pribadi mendukung hal tersebut
meskipun LIPI belum melakukan pengujian terhadap teknologi tersebut. Dia
mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah bisa mengubah kebiasaan
menggunakan BBM menjadi bahan bakar hydrogen.

"Teknologinya sudah ada. Sekarang yang menjadi masalah adalah kebijakan
politik pemerintah, mau tidak mengembangkan teknologi pemanfaatan air
menjadi bahan bakar kendaraan bermotor ini," ujarnya.

Menurut Achyar, penelitian kea rah bahan bakar air untuk menggantikan
BBM ini masih kurang. Namun dia menilai, penggunaan bahan bakar ramah
lingkungan seperti air ini sangat tergantung dari kehendak politik
pemerintah.

Tetapi, tanpa dorongan pemerintah pun, kini masyarakat tinggal memilih.
Mau tetap menggunakan BBM yang mahal atau memanfaatkan air tersebut yang
irit, murah, dan ramah lingkungan. [SP/Erwin Lobo]
##

Wah.. tambah yakin nih kalau memang bisa.. Belajar lagi ahh..
##

Hidrogen generatornya jangan 2 botol plastik
tapi dua tabung-logam yang banyak akar/kawat logamnya
dihubungkan dengan pipa pralon
masing2 kasi kutup (+) & (-)
akan lebih banyak H2 & O2 yg didapet.

Air yg digunakan air hujan
mungkin bisa juga air aki hasil destilasi
sehingga ga banyak lumpur/mineral

Tapi saya masih yakin hal iini akan aplikatip
walo koran dengan gembar-gembornya menyatakan sudah
aplikatip :D, termasuk tabloid otomotip

Monggo-monggo dipun cobi,
Salam

D Bey
##

Yang ini ilmiah, rasional dan logis serta bisa dipertanggungkawabk an :)
##

buku aja isinya belom tentu bisa dipertanggungjawabk an
apa lagi cuma koran :D

mudah2an percobaannya bisa lebih berhasil
dengan nyontex yg ada di dokumen ini

http://www.scribd. com/doc/2629739/ runacaronwater

loadnya aga lama karena hampir 2 Mb ukurannya

Salam

D Bey
##

inilah repotnya milis, masalahnya expresinya yg nulis nggak keliatan, saya setelah nulis baru baca posting berikutnya dan juga agak nggak mudeng, setelah baca sekali lagi baru mudeng kalo udah dipasang dioda berarti jadi DC .... tapi DC nya dioda masih unregulated akan lebih baik bila dikasih rangkaian untuk regulated, mungkin bisa ngobrol2 sama yg hoby elektronik.

maksud saya juga ingin ikut mendukung percobaan pak Haris maka itu saya tanya detail.

elektrolisa yg paling baik kan pake elektroda yg nggak ikut bereaksi saat proses itu terjadi biasa digunakan karbon yg murah karena idealnya platina tapi mahal banget.

sekali lagi saya nggak ada maksud menyalahkan cuman inginnya kalo bisa diulas secara sain kan enak bisa dibicarakan di milis ini.

Zaenal
##